Hujan mengguyur kota tempat tinggal mu, lagi. Kali ini terjadi di malam hari.
Terhitung beberapa hari ini curah hujan memang sedang meningkat di Yokohama, membuat musim panas di bulan Juni terasa sejuk dan lembab.
"Dingin..." lirih mu yang merasakan hawa malam menyentuh kulit.
Segera kau pun berbalik menuju ke dalam rumah. Menyudahi kegiatan favoritmuㅡ mendengarkan suara hujan.
Namun sebelum benar-benar ditelan pintu, sebuah suara menarik atensi mu kembali. Suara itu adalah suara teriakan seseorang, yang hampir teredam bunyi hujan jika saja jaraknya lebih jauh dari rumahmu.
"Apa asalnya dari rumah Dazai-kun?" terka mu sendiri.
Lalu secara kebetulan selepas kau menyebutnya, sang pemilik nama muncul di depan pagar.
"Dazai-kun?!"
ㅡ
"Apa yang kau lakukan?! Lihat, sekarang kau kedinginan, kan?"
Kau menghampiri Dazai dengan sebuah handuk yang kau siapkan untuknya.
Anak itu terlihat kurang sehat dengan hidung memerah dan mata sayu. Kau pikir, dia terkena demam karena barusan hujan-hujanan di depan. Namun mungkin saja penyebabnya bukan hal itu.
"Aku baik-baik saja, (Name)-san." ucapnya dengan senyuman manis.
"(Name)-san sangat khawatir, ya? Senangnya~"
Kau mendengus, "Ya, aku khawatir. Jadi cepat pergi sana ke kamar mandi!"
Dazai mengangguk singkat kemudian berlalu pergi menuruti perkataan mu.
Kau tak perlu cemas, anak itu sudah menghafal denah rumah mu. Dalam waktu singkat kalian mengenal, Dazai telah berkali-kali keluar masuk bahkan numpang makan. Jadi ia hafal betul setiap sudut di rumah mu terkecuali kamar.
Ya, kamarmu. Dazai tidak pernah bermain ataupun melihat isi kamarmu. Kadang ia berpikir, seperti apa isi kamarmu?
Sejauh ini, Dazai tidak terlalu tau mengenai identitas atau lebih tepatnya isi pikiranmu. Yang ia ketahui tidak banyak. Karena meskipun kalian adalah teman akrab, Dazai merasa bahwa ada sekat yang menghalangi.
Atau mungkin memang ada sebuah sekat, dan Dazai sendirilah yang menciptakannya.
Cklek
Dazai keluar dari kamar mandi setelah ia selesai mengenakan satu set pakaian milik si tuan rumah; kemeja berlengan panjang dan celana bahan yang agak kekecilan di tubuhmu.
"Baju ini masih baru, hanya saja tidak pernah digunakan karena aku tidak suka celana atau kemeja." katamu ketika memberikannya kepada Dazai.
"Ck," decak nya mengingat penjelasan darimu itu, "Seandainya sering dipakai (Name)-san pasti baju ini sangat wangi." gumamnya.
"Kau bilang apa Dazai-kun?"
Dazai terkesiap, kau tiba-tiba muncul entah darimana.
Otomatis Dazai kelimpungan, merasa malu jika ucapannya tadi terdengar jelas.
"A- ano itu..."
Kau mengernyit namun tak lama ekspresi mu berubah khawatir, "Kau benar-benar demam! Wajahmu sampai semerah itu," kau lantas mendekatkan wajah padanya, lalu memeriksa suhu kening bocah 12 tahun itu dengan telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒 𝐔 𝐈 𝐂 𝐈 𝐃 𝐄
Fanfiction"Untuk apa bernafas jika hanya tubuhku yang hidup." 19/05/22 - 19/06/22 ───────────── #stop_plagia(t)risme