Kau berjalan sendirian di tepi jalan.
Memilih berjalan kaki daripada menggunakan taxi, kau melakukannya sebab ingin menikmati kota kelahiran mu di kala langit hampir menyentuh malam.
Sesekali kepalamu terdongak menatap cakrawala yang membentang luas di atas Yokohama. Jujur saja, pahatan senja seperti ini sangatlah damai untukmu.
Ya, sangat damai untukmu yang sering menyendiri.
"(Name)-sama!"
Langkahmu terhenti, suara dan panggilan familiar itu membuyarkan isi pikiranmu.
Tubuhmu berbalik lantas mendapati seorang anak laki-laki yang menyapamu tadi.
Dia Dazai Osamu. Berpakaian serba hitam dengan masih menggunakan perban di lengan dan lehernya.
Tersenyum hangat, ia mendongak menatapmu yang sedikit lebih tinggi, "Kebetulan kita bertemu di luar. (Name)-sama mau kemana? Tumben sekali."
"Aku habis dari tempat pemakaman dan sekarang mau pulang. Memangnya kenapa? Aneh ya kalau aku keluar rumah?" tukas mu dengan seringai kecil yang cantik.
Sesaat Dazai tertawa, "Ahhaha tidak kok!"
"Kalau (Name)-sama tidak ada tujuan lain lagi, ayo ikut bersamaku ya~!"
ㅡ
"Ngomong-ngomong kemana saja kau? Beberapa hari lalu tidak pernah kelihatan."
"Aku tidak di rumah, ada misi di luar kota. Ini aku sedang di perjalanan pulang lalu bertemu (Name)-sama~"
"Ohh begitu ya..."
Hening. Di dalam mobil hanya itu percakapan yang terjadi di antara kalian. Selebihnya kau terdiam mengamati jalanan dari balik jendela. Sedang, Dazai sendiri juga bungkam.
Bersandar pada jok dengan mata tertutup. Dazai terlihat seperti tengah tertidur dengan posisi duduk.
Hingga saat mobil kalian berhenti, Dazai bersuara lagi. Meminta pada orang yang duduk di kursi pengemudi untuk menunggunya di titik parkir, tidak perlu mengawal kalian ke tempat tujuan.
"Ayo (Name)-sama~!" ajaknya dengan tanpa aba-aba meraih tanganmu.
Kau tersentak, sontak mengikutinya yang sangat riang menyeret mu.
Tak lama kemudian kalian sampai pada bangunan tua kosong yang masih terlihat kokoh meski tidak terawat.
Dazai menatapmu, "(Name)-sama, kalau kau takut kita tidak usah kemari."
"Hee~? Bukannya yang akan takut itu kau, Dazai-chan?"
"Hah?! Aku ga takut!" sungutnya.
Kau tersenyum jahil, "Tentu saja," lantas mengacak rambut di puncak kepalanya, "Kau yang mengajakku kesini."
Dazai memberenggut lucu. Memalingkan wajah, ia menyembunyikan pipinya yang ia yakini bersemu.
"Kalau begitu, ayo ikuti aku. Aku jamin (Name)-sama pasti suka."
"Bagaimana?"
Memandang mu penasaran, Dazai bertanya-tanya mengapa kau masih belum memberikan komentar apapun setelah 5 menit lamanya. Sedikit khawatir, ia pun menarik tanganmu. Membuatmu sadar akan eksistensinya yang berada di belakang.
"Kau membuatku takut. (Name)-sama tidak akan terjun kan?"
Kau mendelik, "Buat apa aku terjun dari atas sini? Ini luar biasa! Bagaimana bisa kau menemukan tempat ini, Dazai-chan? Aku sangat menyukainya!"
![](https://img.wattpad.com/cover/306261093-288-k588517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒 𝐔 𝐈 𝐂 𝐈 𝐃 𝐄
Fanfiction"Untuk apa bernafas jika hanya tubuhku yang hidup." 19/05/22 - 19/06/22 ───────────── #stop_plagia(t)risme