"Tuh kan, kesiangan." Yura berujar sambil menatap barisan murid yang sedang apel pagi.
"Ck, selow. Sini."pemuda yang sedari tadi berdiri di belakangnya menarik lengannya dan membawa Yura ke sebuah celah kecil dibalik tanaman merambat.
"Lo mau bawa gue kemana sih?"Yura masih saja misuh-misuh sambil berjalan mengikuti Joshua dan menatap ke sekelilingnya, suatu tempat yang sama sekali engga dia kenali meski telah bersekolah selama nyaris tiga tahun disekolah tersebut.
"Lo mau masuk, apa engga?"tanya Joshua--yang sebenernya sama sekali tidak terdengar seperti pertanyaan. Lalu, mereka berhenti disuatu tempat. Lebih tepatnya, dibelakang gudang yang sudah lama engga terpakai.Yura engga merespon apa-apa melihat pemandangan di depannya. Dia cuma diam dan kembali berjalan lurus.
"Eh,"Joshua lagi-lagi menahan lengannya. "Kalo kesana yang ada kita ketahuan Bu Desi dodol,"katanya.
"Oh, iya,"jawab cewek itu singkat. "Jadi? Kita mau kemana?"
Sebenarnya Yura engga sebego itu. Cuma dia memang jarang telat, jadi engga tau tata cara kabur dari hukuman yang baik dan benar. Tapi, kali ini, mereka telat karena Joshua habis begadang menonton anime kesukaannya."Temenin gue sarapan aja deh mendingan."Joshua menuntun langkah gadis itu kekantin. "Gue laper, belom sarapan. Nanti habis sarapan, baru lo masuk kelas."
"Dasar sesat."gadis pendek bermuka jutek itu memukul bahu Joshua pelan.
"Sesat-sesat gini lo ikutin."
Yura membatin, iya ya.
Mereka lantas duduk dipojok terdalam kantin, tempat guru-guru engga akan bisa melihat mereka. Joshua dengan santainya memesan sarapan buat mereka berdua, sedangkan Yura duduk sendirian, sibuk maen hp.
Cewek itu masih scrolling WA tanpa minat, sampai di dengarnya Joshua ngobrol dengan seseorang, Yura mendongkak, lalu menemukan sesosok cowok yang seumuran dengan mereka lagi salam ala bro-bro-an sama Joshua.
Ada hal aneh sama cowok itu. Bukan karna mata gelapnya, bukan karna hidungnya yang terpahat sempurna, bukan karena bibirnya yang sedari tadi menyunggingkan senyum miring. Cowok itu... Yura engga pernah lihat dia sebelumnya.
Yura memang engga banyak gaul dan engga begitu hafal nama anak-anak seangkatannya, tapi dia tau, dia belum pernah liat cowok itu.
Karena, mana ada cewek yang bisa lupa kalau pernah ketemu cowok sempurna kayak gini? Badannya tinggi, tegap, dan bahunya kelihatan super-duper lebar kayak Sabang sampai Merauke. Kulitnya putih dan kalau ditanya apa yang pertama kali melintas dipikiran Yura saat melihat cowok itu, jawabannya adalah... Dia kayak anggota bigband Korea.Lalu mendadak, seperti sadar bahwa Yura lagi menatap dia dengan tatapan terpukau sedari tadi, cowok itu menoleh padanya.
Dan untuk seperkian detik, tatapan mereka bertemu. Tentu saja Yura langsung menunduk dan pura-pura baca artikel tentang pentingnya sayuran. Sebenernya, engga beneran dibaca sih. Dia cuma memperhatikan gambar wortel sama brokoli yang terpampang dilayar ponselnya, sampai dirasa aman buat mendongkak lagi.
Dan begitu mendongkak, cowok itu udah engga ada. Cuma ada Joshua yang lagi bawa dua piring lotek buat mereka makan."Yang tadi siapa?"tanya Yura, engga sanggup lagi menahan rasa ingin taunya.
"Nathan,"jawab Joshua asal, sebelum memasukan sebuah kerupuk udang kedalam mulutnya.
"Nathan?"Yura balik bertanya. Bukan apa-apa, dia memang benar-benar belum pernah dengar nama itu.
"Temen gue. Murid baru."
"Dari luar kota?"tanya Yura. Cewek itu menyuap loteknya ke dalam mulut, pura-pura kelihatan tak acuh padahal sebenernya udah kepo maksimal.
"Bukan,"kata Joshua singkat, yang dihadiahi kerutan di dahi Yura.
"Lah? Terus, kenapa pindah kesini?"
"Nyari jodoh kali."
Cewek itu menendang kaki Joshua dengan sekuat tenaga dari bawah meja, membuat cowok itu mengaduh dengan muka merah karna kesakitan. "Duh, sakit tau!"
"Makanya jawab yang bener."
"Ya mana gue tau?"katanya, masih sibuk mengusap-usap tulang keringnya yang kena tendang. "Gue kan bukan nyokapnya."Joshua melihat cewek itu mendekat, lalu berikutnya pernyataan yang sama sekali engga Joshua mengerti terdengar diudara.
"Lo tega, tau engga sih?"
"Lah?"dia menatap Yura dengan bingung. "Tega kenape?"
"Lo punya temen ganteng."Yura memasukan sepotong lontong kedalam mulutnya. "Dan, lo punya temen jomblo,"katanya seraya menunjuk diri sendiri.
Sesaat, yang terdengar cuma suara tawa dari Joshua.
"Mana mau dia sama lo."ujarnya.
"Jahat."
"Ck, udah lo makan aja yang bener napa sih?"tanyanya. "Itu kacang kemana-mana jorok banget."Joshua mencela sebelum menyodorkan selembar tissue untuk Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disana
RomanceKatanya tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan. Yura sudah bersahabat dengan Joshua bisa seperti itu adanya. Yura berharap, dia dan Joshua bisa seperti itu selamanya. Namun kemudian, datanglah Nathan, pe...