"Ra, nih ada titipan dari ayang." Joshua menghempaskan sebuah kotak berwarna putih ke hadapan Yura.
Yura mengerutkan dahinya, engga ngerti dari mana datangnya kotak itu dan siapa yang Joshua sebut dengan 'ayang'. Yura meraihnya, mencoba mencari nama pengirim kotak tersebut.
"Dari siapa? Buat siapa? Isi nya apa?""Buset." Joshua duduk disampingnya. "Nathan lah, siapa lagi?"
"Isinya apa?"
"Mana gue tau. Buka aja."
Yura membuka tutupnya, lalu melihat enam buah cup-cake beraneka rasa yang sudah tak karuan bentuknya.
"Ini lo apain sampe udah kayak gini? Astaga.""Ya mana gue tau kalau isi nya makanan,"ujar Joshua, lalu mengambil salah satu cupcake dengan potongan beberapa coklat menumpuk diatasnya. "Buat gue satu ya, kan udah jadi perantara."
"Hmmmm."
"Btw tadi, Nathan minta maaf engga bisa ngasih langsung. Soalnya tadi disekolah engga sempat ketemu lo dan dia juga buru-buru katanya sih lagi ada janji."
Yura engga bener-bener ngedengerin apa yang Joshua omongin dari tadi, matanya sibuk membaca untaian kata didalam tutup kotak.
"I find these cupcakes as sweet your smile! Anyway, have a good day, sweetie -- D"
"Lagi liat apa sih, aelah," Joshua menyerobot, ikut membaca tulisan tersebut. "Acieeeee... "
"Apa sih, najis."
"Yeu, najis-najis juga lo demen kan! Pipinya merah gitu adeuhhhh!" Joshua dengan jail menoel dagu Yura.
"Apaan sih Jo!"
"Duhh galak."
"Kenapa lo terima sih?"tanyanya.
"Ya gapapa lah. Nathan tuh lagi usaha Ra, terima aja deh."
"Tapi kan gue jadi ga enak, cupcake ginian kan mahal Jo." Yura menatap isi kotak yang berwarna-warni dan mengeluarkan aroma manis.
"Halah." Joshua menjitak dahi Yura. "Engga enak apaan. Kalo sama gue aja lo minta dibeliin makanan mahal, ngelunjak lagi kadang. Enak-enak aja tuh, kenapa pas sama Nathan malah ga enakan."
"Ya kan itu lo. Beda."
"Ya udah sih, makan aja. Dia udah usaha tuh."
"Terus, gue balikin pake apa dong?"
"Dih, apanya yang dibalikin? Muntahan kuenya?" Joshua mengambil cupcake keduanya.
"Ya ga gitu babi, maksud gue masa gue terima gini doang?"
Joshua engga menggubris, malah sibuk memakan blueberry cupcake yang baru saja diambilnya.
"ISHHHH JO!" Yura menyenggolnya, membuat selai dibagian tengah cupcake yang dimakan Joshua meleset dan malah mengenai hidungnya.
"Apaan sih?! Orang lagi makan juga!"
"Dengerin gue!" rengek Yura. "Jadi, gue kasih apa buat tanda terima kasihnya?"
"Kiss."
"Hah?"
"Kiss aja dipipinya. Dia pasti seneng."
"Bego ugha u."
"Ah bego-bego gini, lu pasti seneng aja disuruh nyium Nathan. Orang ganteng gitu, ya kan Ra?"
Cewek itu menatap Joshua sinis. "Lo mah engga bener."
Joshua terkekeh. "Kiw."
"Berisik." Yura menarik keluar sebuah green tea cupcake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disana
RomanceKatanya tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan. Yura sudah bersahabat dengan Joshua bisa seperti itu adanya. Yura berharap, dia dan Joshua bisa seperti itu selamanya. Namun kemudian, datanglah Nathan, pe...