Birthday

11 1 0
                                    

Joshua Adras: Udah beres nih
Adyura: Gsh jemput
Adyura: I'm home already
Joshua Adras: Lho?
Joshua Adras: Td katanya mau dijemput
Joshua Adras: Pulang pake apa terus sama siapa Ra?
Adyura: Sm Nathan

Serangan rasa tidak suka langsung menyengat Joshua. Yura bilang, hari ini Yura harus berada disekolah lebih lama, mengerjakan tugas seni rupa sama kelompoknya dan minta dijemput pukul 5.00 sore. Tapi, ini belum pukul 5.00 sore dan Yura udah sanpe dirumah sama Nathan?

Joshua Adras: Hm yaudah
Adyura: U balik jamber?
Joshua Adras: Paling abis ini balik
Joshua Adras: Knp
Adyura: Jgn lama-lama, jgn kelayapan
Adyura: Kasian tante Resta

Joshua terkekeh. Yura tuh sama sekali engga tau caranya berbohong. Atau, karena Joshua yang sudah mengenal karakter Yura seperti punggung tangannya sendiri.

Joshua Adras: Halah
Joshua Adras: Bilang aja udah nyiapin surprise buat gue yakan
Adyura: HAHAHAHA
adyura: You wish

Joshua engga membalas, malah memasukan Hp-nya ke saku dan berjalan ke parkiran, baru saja mau memakai helm, seketika Hp-nya mendadak bergetar.

"Halo?"

"Jo," suara Syala terdengar dari telepon. "Lagi sibuk engga?"

"Engga. Kenapa Sya?" tanyanya.

"Mmm... Bisa jemput gue, engga? Sopir gue engga bisa jemput. Mobilnya mogok dan harus dibawa kebengkel."

Joshua melirik arloji nya sekali lagi. Mungkin engga apa-apa kalau dia kali ini datang agak telat ke surprise ulang tahunnya sendiri. Dia engga mau membiarkan pujaan hatinya pulang sendirian ketika nyaris magrib kayak gini.

"Oke," katanya. "Send location."

"Wait."

Joshua menutup ponselnya, lalu menunggu sampai Syala mengirim lokasi kafe tempat dia berada, lalu Joshua langsung menjemputnya.

"Sya, dimana? Gue udah diparkirannya."

"Masuk aja."

Joshua masuk dan terkejut. Nyaris semua temannya ada disana, juga Syala, yang memegang sebuah kue coklat berukuran cukup besar. Gadis itu tersenyum seraya menyanyikan lagu Happy Birthday.

Joshua cuma bisa nyengir-nyengir sambil garuk-garuk kepala. Dia sama sekali engga menyangka Syala dan teman-temannya sudah menyiapkan surprise kayak begini.

Tapi, terasa sedikit kekecewaan dihatinya ketika dia engga melihat Yura disana. Joshua bukannya engga mengerti teman-temannya yang ada disini sama sekali engga match sama Yura. Tapi, terkadang, Joshua cuma pengin Yura ada bareng teman-temannya yang lain. Kehadiran mereka semua, ditambah Yura, tentu bakal bikin hari ini terasa lengkap dan sempurna.

"Happy birthday, Baby." Syala tersenyum lebar. "Now you have to make a wish!" katanya.

Joshua lalu komat-kamit menyampaikan harapannya. Harapannya untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya, untuk teman-temannya, dan yang terakhir, untuk Yura.

"Yeayyyy!" Syala bersorak girang. "Sekarang, foto!"
Dan, Joshua engga bisa melakukan apa-apa lagi selain pasrah diseret sana-sini sama Syala.

.
.
.
.
.

Yura menunggu, entah udah berapa lama, dia udah males ngitung.
Yura duduk dikasur Joshua, menatap dekorasi yang dikerjakannya sejak pulang sekolah tadi. Balon-balon helium yang tertahan di plafon dan sebuah fruit cheesecake kesukaan Joshua yang tergeletak mengenaskan diatas meja belajar. Dua buah lilin bertuliskan 18 tertancap diatasnya, menunggu untuk dinyalakan.

DisanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang