Hari selanjutnya, Yura sebel banget sama Joshua.
Waktu masih pagi, Joshua engga jemput dia padahal rumah nya sebelahan, dan orang rumah Joshua juga pada engga tau kemana bocah gemblung itu pergi. Jadi, Yura terpaksa harus naik transportasi umum, mana telat lagi gara-gara nungguin Joshua setengah jam.Dan, hal yang sama terulang lagi sorenya. Yura udah nunggu Joshua 1 jam kali ini, tapi cowok itu engga muncul-muncul juga. Untung Gilang lewat, walau ngomong sama dia bikin Yura risih gara-gara digombal terus, mau ga mau dia harus tetap nanya keberadaan Joshua dimana.
Katanya, Joshua udah pergi duluan, nganterin Syala, dan yang bikin Yura lebih marah lagi. Dia engga bilang apa-apa sama Yura. Yura bukan kesal karena Joshua pergi sama Syala, tapi ya karena itu, dia engga bilang apa-apa.
Alhasil, disinilah Yura, berjalan sendirian menyusuri jalanan kompleks yang sepi. Dia menendang sebuah kerikil yang tanpa sengaja mengenai sebuah mobil yang baru saja melintas. Tapi, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah karena Yura tau benar mobil siapa itu.
"Yura?" tanya si gadis yang mengendarai mobil itu.
"Eh mba Yaya," sapa Yura dengan cengiran tak berdosa. "Maaf ya mbak, Yura ga sengaja hehe."
"Lo kenapa Ra? Mood-nya jelek ya? Udah ikut mba aja yuk, jalannya masih rada jauh juga dari rumah. Lumayanlah dari pada jalan."
"Hm, boleh mba maaf ya ngerepotin. Makasih."
"Kenapa? Marahan sama Joshua?"
"Engga kok mbak."
"Ah boong, yang bener?"
"Rill cuy."
Yura menghela napas sejenak. Selain dekat sama Joshua, Yura juga deket banget sama mbak Yaya. Jadi, dia sama Joshua kadang suka berasa tukeran kakak. Joshua bakal asik main PS sama bang Arnesh dan Yura bakalan ribut tentang K-POP sama mba Yaya."Serius Ra."
"Hehe iya. Abisnya Joshua resek."
"Resek gimana?"
Sesi curhat antar wanita pun dimulai. Yasmine atau akrab dipanggil mba Yaya itu galak, engga jauh kayak Yura. Bisa-bisa, Joshua jadi pepes kalau Yaya tau dia menelantarkan Yura. Secara, dia dari dulu yang paling pengin Joshua sama Yura jadian. Tapi sampe sekarang engga kesampean.
Yura sama sekali engga tau harus merespon apa dengan semua yang terjadi. Joshua baru kali ini berbuat begini. Sebelum-sebelumnya, meskipun punya pacar, tetap Yura yang bakal berada diboncengan motornya, setiap pagi dan sore sepulang sekolah. Tapi, kali ini, ketika Joshua jadian sama Syala, semuanya berubah.Yasmine mengajak Yura kerumahnya dulu Fyi:mba Yaya satu rumah dengan Joshua. Lalu membuatkannya susu coklat hangat. Sembari menghidangkannya minuman, Yaya kembali melanjutkan omelannya yang sempat terputus tadi.
"Ya kalo dipikir-pikir, Joshua engga bisa kayak gini sama lo dong Ra. Punya pacar sih punya pacar, tapi kan lo tetep tanggung jawabnya Joshua."
Yura juga tau, Joshua bisa asik dengan dunianya sendiri, tapi dia masih peduli kok sama Yura karena Yura juga termasuk kedalam dunianya juga. But she guesse, she's not his world anymore.
"Lho, Ra? Kok ada disini?"
Yura menoleh pada Joshua yang menenteng helmnya. Cowok itu baru saja melangkah memasuki pintu depan kediaman rumahnya sendiri yang terbuka lebar.
"Lo yang abis dari mana hah?!" serobot mba Yaya.
"Ya abis nganterin yayang pulang dong," cengir Joshua. Namun, melihat ekspresi serius yang ditunjukan kedua cewek didepannya itu membuat Joshua sadar, ada yang salah pada suasana ini.
"Btw kok lo malah balik kerumah gue Ra? Balik sama siapa?" tanya Joshua.
"Dianterin mba Yaya."
"Lah? Nathan kemana?"
"Ada urusan."
"Maaf," kata Joshua. Dia sekarang tau, apa akar dari ekspresi ganas dua gadis yang berdiri didepannya sedari tadi. "Gue pikir kalo engga gue jemput, lo bakal balik sama Nathan."
"Kenapa engga bilang dulu kalo lo ga bisa nganter sama jemput gue?"
"Yaaa, kan gue pikir ada Nathan."
"Oh." Cewek itu lantas bangkit dan menjinjinh tasnya. "Lain kali bilang," ujar Yura padanya. "Biar gue engga usah nunggu lo lama-lama kayak orang tolol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disana
RomanceKatanya tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan. Yura sudah bersahabat dengan Joshua bisa seperti itu adanya. Yura berharap, dia dan Joshua bisa seperti itu selamanya. Namun kemudian, datanglah Nathan, pe...