Langkah kaki jenjang Athiya mengikuti irama langkah Andre. Beberapa kali Athiya memprotes, namun Andre tidak peduli. Dengan tergesa Andre mengeluarkan keycard miliknya dan menempelkannya di scanner.
Pintu terbuka, Andre menarik Athiya dan mendorongnya ke sofa.
"Aduh!" pekik Athiya yang terjerembab dan memantul pelan.
Andre menggeram kesal. Ia membuka dua kancing kemeja teratasnya dan kedua kancing manset-nya.
"Kamu kenapa sih, Ndre?" Athiya mengerutkan keningnya sambil memperbaiki posisi duduknya.
"Kamu tanya kenapa? Kamu yang kenapa? Sekarang aku tanya, aku ini siapamu?" tanya Andre rendah, perlahan mendekati Athiya.
"Kamu pacarku. Kenapa sih?"
"Lalu kamu ngapain berduaan sama Lukas? Jawab! JAWAB ATHIYA!" bentak Andre membuat Athiya terlonjak kaget.
"Tadinya kami bertiga. Aku nggak berduaan sama Lukas. Ada Marcel juga, tapi lagi ke kamar mandi," Athiya berusaha menjelaskan.
"Kenapa sih Thiya? Kenapa kamu selalu memancing kemarahanku? Kamu bilang hanya berteman dengan mereka. Tapi waktumu lebih banyak dengan mereka daripada denganku," emosi Andre sudah di ubun-ubun. Ia tidak rela Athiya lebih suka.menghabiskan waktu dengan pria-pria mata keranjang itu. Athiya miliknya!
"Itu tadi- mmm.... maafkan aku ya Ndre... aku gak akan ulangi," Athiya menyadari kekasihnya sedang dilanda badai cemburu.
"Minta maaf, nanti diulangi lagi! Kamu sebenarnya serius dengan hubungan kita atau tidak?"
"Tentu saja serius, Ndre. Please, jangan marah-marah terus dong. Begini saja, aku harus melakukan apa biar kamu nggak marah lagi?"
Andre menyipitkan matanya menatap Athiya yang memasang wajah polosnya.
"Apapun yang aku suruh?" tanya Andre menyeringai.
"Iya," angguk Athiya yakin.
"Oke. Ikut aku," Andre berjalan menuju ke kamarnya.
Athiya mengikuti dengan patuh.
"Duduk di situ," perintah Andre menunjuk ranjangnya.
Athiya menurut.
Andre membuka kemejanya dan melemparkannya ke keranjang di sudut kamar. Kini ia bertelanjang dada, memamerkan otot-otot perutnya yang menggiurkan. Tubuhnya terasa panas karena api cemburu.
Athiya menelan ludah. Berpacaran dengan pria seusia Andre bukanlah pacaran dengan gaya ABG yang hanya seputar bergandengan tangan dan nonton. Jarak usia mereka terpaut dua belas tahun, dan gaya pacaran Andre tentu berbeda dengan ABG. Meskipun sampai sekarang adik kecil Andre belum pernah menerobos ke milik Athiya, tapi beberapa kali Athiya sudah memegang bahkan memainkannya. Pernah sekali Andre hampir kebablasan, miliknya sudah menggesek permukaan milik Athiya. Untung saja dering bel pintu menyelamatkan Athiya waktu itu.
Hampir setahun mereka pacaran, restu kedua orang tua sudah di dapat. Bahkan orang tua Andre sudah mendesak keduanya untuk menikah. Mereka sudah siap melamar Athiya kapanpun. Namun sayangnya, Athiya selalu mengulur waktu. Entah apa alasannya, hanya Athiya yang tau. Dan Andre yang sudah sangat jatuh cinta, tidak mau terlalu mendesak fan memaksa.
"Kamu tau kan kalau aku cinta sama kamu?" tanya Andre setelah keduanya terdiam cukup lama dan hanya saling pandang.
"Tau. Kamu sudah mengatakannya berkali-kali," sahut Athiya meringis.
Andre mengambil sesuatu dalam laci meja nakasnya dan menyerahkan pada Athiya.
"Ini..."
"Aku mau ikatan di antara kita berdua lebih jelas, Thi. Paling tidak, kita bertunangan dulu kalau kamu belum mau menikah," kata Andre mengambil isi kotak beludru yang dipegang Athiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'A' One Shoot Stories
Short StoryKumpulan cerita pendek dengan judul berawalan huruf A Cerita bergenre dewasa, 21++ dengan konflik ringan dan kadang sedikit aneh. Bukan konsumsi anak dibawah umur. Bukan pula diperuntukkan bagi kaum yang bermental anak-anak yang tidak bisa mengharg...