.
.
.
.Sejak perang dunia usai dan perekonomian negara-negara mulai kembali pulih dan bangkit. Konoha pun mulai kembali mengadakan festival-festival besar.
Selain pesta yang sudah pernah ada sebelumnya, warga desa juga mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan Konoha dan desa aliansi di perang dunia tahun ini.
Shikamaru biasanya tidak terlalu menyukai perayaan, ia jarang menghadirinya. Keramaian dan kebisingan bukan sesuatu yang bisa ia nikmati, karena merasa energinya akan terserap habis oleh orang-orang disana. Maka ketika ada acara besar seperti ini, Shikamaru biasa menawarkan diri menjadi tim keamanan yang akan berpatroli di pinggir desa.
Akan tetapi, karena sekarang dia memiliki Hinata sebagai kekasih, Shikamaru bahkan dengan tegas menolak misi yang biasanya akan ia terima dengan senang hati. Ia sudah berjanji pada Hinata untuk menghadiri festival bersama.
Sayangnya Shikamaru tidak bisa datang bersama dan menjemput Hinata karena harus menyelesaikan tugas dari Kakashi lebih dulu. Untungnya Hinata pengertian, meminta pemuda itu untuk langsung datang ke festival dan bertemu dengannya disana. Jika harus menjemputnya, itu hanya membuang waktu karena Shikamaru harus bolak-balik. Meskipun tentu itu bukan masalah bagi Shikamaru.
Jadi disinilah dia sekarang, diantara ramainya orang, berjalan menuju tempat mereka janjian.
Tak perlu waktu lama bagi Shikamaru untuk menemukan kekasihnya. Bahkan diantara ratusan orang yang tengah berlalu lalang, Hinatalah yang paling terlihat di matanya, Hinatalah yang chakranya dapat ia kenali dengan mudahnya.
Senyum kembali hadir di wajah Shikamaru kala dirinya melihat Hinata yang berdiri di bawah hiasan pohon Sakura. Jaraknya masih sepuluh meter jauhnya, pejalan kaki lain juga berkali-kali menghalangi pandangannya, tapi dengan begitu saja Shikamaru tau bahwa malam ini Hinata begitu cantik.
Gadis itu mengenakan yukata ungu dengan motif bunga daisy, rambut panjangnya ia gulung dengan hiasan kanzashi bermotif bunga wisteria.
Cantik sangat cantik. Di bawah hiasan pohon sakura dengan lampu-lampu yang menyinari ada Hinata yang adalah kekasihnya tengah menunggunya. Shikamaru bahkan harus berhenti melangkah mendekat. Dia ingin memanjakan matanya lebih lama untuk melihat kekasihnya yang seperti lukisan berdiri di depan sana.
"Bukankah itu Hyuuga-san? Cantik sekali."
"Dia sendirian, haruskah aku mengajaknya pergi?"
Kemudian bisikan-bisikan itu mengganggu pendengarannya. Sial. Shikamaru lupa jika kecantikan Hinata malam ini tidak hanya dilihat oleh dirinya sendiri.
Shikamaru berjalan lebih cepat menghampiri Hinata, sisi protektifnya mendadak muncul agar semua orang melihat jika Hinata sudah bersama dirinya.
Hinata menoleh, dan melihat Shikamaru yang menghampirinya. Dengan semangat Hinata melambaikan tangannya.
"Shika-kun!" panggilnya.
Shikamaru datang dan langsung memeluk Hinata, membuat amethystnya membola bingung dengan semburat merah menghiasi pipinya.
Hinata mendongak, "Ada apa, Shika-kun?" Bukankah Shikamaru aneh, datang-datang langsung memeluknya begini? Seperti orang mau ditinggal pergi saja.
Shikamaru menguraikan pelukannya, tapi kedua tangannya masih menggenggam kedua bahu Hinata.
"Maaf karena membuatmu menunggu,"
Hinata menggeleng, "Aku tidak menunggu selama itu hingga kau harus mengkhawatirkan ku, Shika-kun..."
"Tetap saja..." aku jadi membiarkan pria-pria itu menatap ke arahmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicted ✔
Fanfiction[SHIKAHINA - FANFICTION] [FANON] Shikamaru ahli berstrategi, dia ahli membuat rencana pertarungan dan mampu memprediksi apa yang harus dilakukan nanti, bahkan untuk rencana kehidupannya di masa depan. Tapi, ada satu hal yang tak pernah ia sangka, ba...