.
.
.Shikamaru baru pulang dari menjalankan misi selama hampir empat minggu lamanya. Sepertinya ini menjadi misi terlama yang ia lakukan sejak statusnya menjadi kekasih Hyuuga Hinata dan membuat pemuda itu harus menahan rindu.
Inginnya menciptakan bunshin yang bisa terus bersama Hinata selama dirinya yang asli menjalankan misi, setidaknya agar ia tahu bagaimana kondisi kekasihnya. Tapi Shikamaru masih shinobi biasa yang memiliki keterbatasan cakra jadi tidak mungkin ia lakukan apalagi dalam menjalankan misi berat. Opsinya hanya mengirimkan elang pembawa pesan, tapi selama empat minggu itu pun hanya sekali dia mengirimkan surat dan mendapat surat balasan dari Hinata.
Shikamaru harap, di masa depan nanti ada teknologi, jutsu atau apapun itu yang membuatnya mudah dalam berkirim kabar tanpa harus memakan banyak ruang dan energi seperti alat komunikasi milik para kage. Itu akan lebih praktis. Oh, atau mungkin dirinya saja yang akan membuatnya? Shikamaru akan memikirkan ide tersebut nanti.
Setelah melapor pada Hokage, Shikamaru buru-buru pulang ke rumah. Ia ingin segera membersihkan diri dan menemui Hinata. Tentu Shikamaru sudah memastikan jika Hinata sedang tidak menjalankan misi dan akan berada di Konoha setidaknya beberapa hari kedepan. Semoga saja tidak ada misi dadakan yang akan mengganggu waktu mereka.
Sesaat setelah membuka pintu rumahnya, Shikamaru sadar jika ibunya sedang tak ada di rumah, namun ada seseorang di dalam.
Senyumnya langsung mengembang, dan dengan santai menuju kamarnya yang pintunya sedikit terbuka.
Membuka pintu kamarnya, Shikamaru mendapati Hinata yang tengah tidur di ranjang kamarnya. Tak ingin membangunkan Hinata, jadi dengan hati-hati Shikamaru memasuki kamarnya, membongkar peralatan misinya dan keluar kembali tanpa membuat keributan.
Shikamaru kembali ke kamarnya lagi dengan tampilan yang lebih segar, ia hanya mengenakan kaos dan rambutnya tergerai setengah basah. Meski menghabiskan cukup banyak waktu untuk mandi, rupanya Hinata masih terlelap di tempat tidurnya. Ibunya juga masih belum ada di rumah. Mungkin dia tengah pergi bergosip dengan ibu Ino setelah mengetahui Hinata tertidur di kamar anaknya.
Hinata tidur dengan sangat tenang dan lelap, tak tega rasanya jika harus membangunkan gadis itu. Meski Shikamaru sangat rindu dan ingin sekali melihat mata indah dan menggenggam tangannya.
Jadi Shikamaru duduk di lantai menghadap Hinata yang tertidur memiringkan tubuhnya. Seperti ini saja, hanya dengan melihat wajahnya yang terlihat sangat damai, cukup bagi Shikamaru untuk mengobati rasa rindunya. Tak perlu terburu-buru biar dia menikmati moment ini dan Hinata beristirahat dengan nyaman.
Jika dipikir, siapa yang akan menyangka jika seorang heiress Hyuuga akan tertidur di dalam kamar kecil miliknya? Dalam rencana masa depan tergilanya sekalipun, Shikamaru tak pernah memprediksinya.
Bohong jika Shikamaru bilang Hinata tak pernah mencuri perhatiannya sebelumnya. Tentu karena dia pria normal, Hinata sesekali menjadi perhatiannya. Siapa sih yang tidak tertarik dengan gadis cantik dengan tubuh ideal dambaan semua orang? Shikamaru yakin banyak pria-pria diluar sana pun yang menginginkannya.
Tapi Shikamaru yakin, kekagumannya hanya sebatas pujian yang iya telan sendiri. Perasaannya hanya sebatas teman yang tak akan mengharap timbal balik apapun.
Entah dimulai sejak kapan, hingga jarak diantara mereka tiba-tiba menjadi semakin dekat dan dirinya mulai merasa terpikat.
Di balik topeng wajah malas dan tak pedulinya, harusnya Shikamaru dan Hinata akan tetap menjadi teman. Namun siapa sangka, sebuah kesempatan tiba-tiba datang begitu saja. Otak cerdasnya dengan cepat memberikannya ide yang justru membuatnya menjadi terikat.
![](https://img.wattpad.com/cover/306220315-288-k512748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicted ✔
Fanfiction[SHIKAHINA - FANFICTION] [FANON] Shikamaru ahli berstrategi, dia ahli membuat rencana pertarungan dan mampu memprediksi apa yang harus dilakukan nanti, bahkan untuk rencana kehidupannya di masa depan. Tapi, ada satu hal yang tak pernah ia sangka, ba...