03

6.7K 472 14
                                    

"Keluarga? Gak ada dalam kamus hidup gw" -revanza aditama

-🙊-

Masih dengan keadaan dan kondisi yang sama, revan masih tidak bisa menggerakkan badannya ketika pria itu mendekati nya dan berkata seakan mereka ayah dan anak

Andre mengusak rambut revan lembut sambil tersenyum, senyum yang sangat jarang ia perlihatkan pada siapapun. Bahkan tidak pernah ada yang melihatnya tersenyum setulus itu

"sorry if you waited too long" ucapnya

Revan tersentak kaget, kini ia mengenali siapa pria di hadapannya ini. Pria yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria yang paling ingin ia hindari

Andrea Aditama, ketua mafia yang terkenal akan kekejaman dan tidak memiliki belas kasihan

Dengan cepat revan mendorong dirinya kebelakang, menjauh dari pria itu. Ia tidak mau berurusan dengan orang sekejam dia

"Takut hmm?" Ucapnya kembali dingin

Tubuh revan tidak bisa berhenti ketakutan, entah mengapa tatapan matanya membuatnya tak bisa berbuat apa-apa

"M-maaf saya minta maaf" ucapnya dengan bibir gemetar

Cello menatap Revan dengan wajah sendu, ingin menolong namun tidak bisa. Mungkin memang ini saat yang tepat untuk mengungkap semua kebenaran

"Apa yang kamu perbuat hingga harus meminta maaf kepada saya?" Tanya dengan tenang

Sial. Lagi-lagi wajah itu, wajah yang mampu membuat nya menundukan kepala merasa terintimidasi

"Maaf saya sudah memakai marga keluarga anda, saya minta maaf" ucapnya dengan kepala yang masih menunduk

"Kamu memang harus memakai nya" ucapnya singkat

Andre berdiri membenarkan setelan jasnya yang terlihat menekuk akibat posisinya sebelumnya. Biasanya dia tidak akan pernah mau seperti ini, penampilan adalah hal utama baginya

Lalu ia membantu revan berdiri, ia tau anaknya masih ketakutan padanya namun jika dia menjelaskan semuanya ia yakin Revan akan menerima. Jika tidak, maka harus dengan paksaan

Karena ia sudah banyak menerima laporan bawah putra bungsunya ini sangat keras kepala.

Revan masih tidak punya tenaga untuk memberontak mungkin memang ia harus berdiri sekarang. Setelah mereka berdiri dengan cepat revan melepaskan tangan Andre dari tangannya, menjaga sedikit jarak antar keduanya

Andre hanya menatap Revan sekilas lalu kembali pandangannya lurus ke depan, mungkin kali ini ia biarkan putra bungsunya bertindak sembarangan. Namun tidak untuk hari esok

"Sekali lagi saya minta maaf, saya izin keluar permisi" ucapnya sopan lalu memberikan kode pada cello untuk segera keluar dari  ruangan ini

Namun belum sempat ia keluar, tangannya sudah di tahan oleh andre tanpa melihat sang empu sedang meringis kesakitan

"Bahkan daddy belum menjelaskan semuanya boy" ucapnya

"Maaf saya harus kembali ke kelas tuan" ucap revan sopan

Namun ucapnya tidak didengarkan oleh andre, bahkan andre menariknya dan mendudukkannya di sofa tepat di sebelah dirinya

REVANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang