01

8K 463 26
                                    

"Gak usah perduli tentang pandangan orang lain terhadap diri lo, jangan biarkan orang lain mempengaruhi hidup Lo" -cello

-🙊-

Revanza aditama pemuda itu dengan santainya berjalan di koridor sekolah, bukan apa-apa namun seharusnya sekarang pelajaran sudah dimulai. Ya kalian tau apa yang terjadi jika sudah begini

Dia telat! Namun dia tetap santai

Banyak orang yang mempermasalahkan nama belakang nya, "aditama" nama yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya akan kaku ketakutan

Seluruh penjuru sekolah terlihat enggan bergaul dengannya, tanpa sebab. Revan tidak mengerti, namun ia tak mau ambil pusing. Hidupnya akan terus berjalan walau tanpa adanya satu orangpun di hidupnya

Mungkin kali ini dunia sedang baik padanya, meski seluruh penjuru sekolah menjauhi nya, tapi ia masih memiliki satu orang teman yang selalu bersamanya. Marcello, panggil aja cello

Mereka baru berteman semenjak kelas X semester awal, bisa dibilang belum lama, namun pertemanannya sudah sangat erat bahkan layaknya saudara.

Cello tidak pernah perduli dengan nama belakang revan, sebenarnya ia tau apa penyebab semua orang menjauhi temannya itu. Namun ia lebih memilih untuk menutup mulut dan membiarkan revan tau sendiri apa makna dari nama "aditama" yang menyandang nya

Cello juga selalu ada untuk revan, ia tau semua kisah hidup revan. Bukan, ia melakukan semua ini bukan karena kasian, namun karena ia kagum melihat perjuangan yang dilakukan remaja itu untuk sampai ke titik ini, percayalah itu semua tidak mudah!

"Revan apa kamu gak cape? Bapak aja yang hampir tiap hari harus menghukum kamu cape" ucap pak raden selaku guru BK di sekolah nya

Kini ia harus berada di ruang BK ruang yang sudah sangat sering ia kunjungi, penyebabnya kali ini adalah karena ia terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan?

"Kalo cape istirahat pak, lagi pula saya gak minta untuk di hukum" jawabnya asal

"Kamu ini udah kelawatan kam-" sebelum menyelesaikan ucapannya utus sudah terpotong duluan oleh ocehan Revan

"Kalo kelewatan puter balik pak" ucapnya santai

"Diam! Kamu ini kebiasaan, bapak belum selesai bicara kamu sudah mencela seperti itu? Mana sopan santun mu? Kalo bukan karena cello yang selalu menjamin kamu, mungkin kamu sudah di keluarkan dari sekolah ini. Dan satu lagi, bapak serta pihak sekolah tidak pernah takut dengan nama "aditama" mu itu" ucapnya penuh emosi

Revan mengeraskan rahangnya, amarahnya tersulut kali ini, lagi-lagi nama itu yang di sebut ia juga tidak pernah berharap bahwa semua orang akan takut padanya jika ia menyandang nama itu. Ia tidak pernah suka jika kehidupan nya selalu di sangkut pautkan dengan nama itu

"Bapak denger ya! Saya gak pernah merasa kalo nama itu suatu privilege buat saya, kalo bapa mau ngeluarin saya dari sekolah ini kuarin aja saya gak takut. Satu lagi saya bisa bantu bapa bicara sama cello biar lebih mudah mengeluarkan saya dari sekolah ini, terimakasih" ucapnya lalu pergi begitu saja tanpa permisi

"Kamu baru kelas X namun sikap kamu sudah sangat keterlaluan revan! Bapak jamin kali ini kamu mendapatkan hukuman setimpal" ucapnya dengan nada tinggi

Cello adalah anak dari pemilik sekolah ini, selama ini perilaku keterlaluan Revan selalu di maafkan karena cello menjaminnya. Namun memang dasar anaknya kepala batu, ia terus mengulangi semua perbuatannya

Bukan karena merasa sudah memiliki tameng untuk berlindung, namun ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain

Lagipula ia tidak pernah meminta cello untuk melindungi nya, ia sudah siap dengan konsekuensi dari semua perbuatannya

"Lo gila van?!" Ucap cello dengan nada tinggi, lagian anak ini ada-ada saja tiba-tiba datang dan meminta dirinya untuk mengeluarkan nya dari sekolah

"Udah lah cello, lebay amat orang gw minta gitu doang" ucapnya

"Trus masa depan lu gimna? Lu kalo lagi emosi jangan pernah ngambil keputusan kaya gini" marahnya

"Gw gak emosi saat itu, lagipula gw udah cape sama pandangan semua orang tentang gw, dan lu gak seharusnya ikut kedalam masalah gw kaya gini" ucapnya

"Gak usah perduli tentang pandangan orang lain terhadap diri lo, jangan biarkan orang lain mempengaruhi hidup Lo" ucap cello dengan sabar, jika berbicara dengan manusia berkepala batu satu ini harus banyak bersabar

"Udah coba.... Tapi gak bisa" cicitnya, Yap keluar lah sifat terpendam dalam dirinya sebenarnya ia itu rapuh, namun harus kuat. Dunia gak akan kasian melihat nya hanya dengan mengeluh

"Pikirin lagi pake kepala dingin van, gw gak mau lu nyesel nantinya" ucap cello

Revan hanya menganggukann kepala nya lalu merebahkan dirinya di sofa, saat ini mereka sedang berada di rooftop sekolah nya. Ngapain lagi kalo bukan cabut.

"Gw ke kanti dulu beli makanan" ucap cello lalu pergi menuju kantin

Kini Revan sendiri menatap langit yang biru di atas sana, ia berfikir apa enak menjadi seseorang yang terlahir dengan adanya keluarga? Mendapat kasih sayang yang paling di butuhkan oleh semua anak di dunia

Ya, mungkin sangat senang rasanya. Namun sayang ia tidak dapat merasakannya

Jika di pikir-pikir kehidupan nya malang sekali ya, seperti di sinetron penuh dengan drama

Tiba-tiba satu ide muncul di otak kecilnya, ia selama ini penasaran dengan nama belakang nya kan? Kenapa tidak ia cari tau saja sebenarnya ada apa dengan nama ini

Dengan cepat ia merogoh saku celana seragam nya mengeluarkan handphone nya lalu membuka saluran pencarian yang ada di handphone nya

Mengetikan nama yang selama ini selalu menghantui hidupnya, membuat hidupnya penuh dengan drama

Tidak butuh waktu lama ia menemukan apa yang dia cari, ia melotot kan matanya dan dengan spontan mendudukan dirinya dengan tegap. Ia membaca lagi kalimat demi kalimat yang tertera di layar handphone nya

Ia menjatuhkan handphone nya dengan pandangan kosong menatap ke arah langit, tolong katakan jika ini bercanda? Kenapa dunia selalu bercanda pada hidupnya?

Kini ia tau sebab dari semua pandangan orang lain terhadap nya, kenapa mereka selalu menjauhi nya dan enggan bergaul dengannya

Tangannya masih gemetar tidak percaya dengan apa yang dia baca, tertulis disana

"nama aditama adalah sebuah marga yang di pakai oleh keluarga mafia terbesar di dunia, dengan sifat keji dan tidak memiliki belas kasihan membuat nama tersebut di takuti oleh masyarakat umum"

Bagaimana mungkin ia baru tau hal gila ini? Gak gak, gak mungkin ia ada hubungannya dengan mafia itu mungkin saja orang tua nya hanya gabut ketika memberi nya nama

Mungkin saja benar seperti itu, ia harap tidak akan pernah mau berurusan dengan hal seperti itu. Karena saat ini hidupnya sudah sangat merepotkan!

"Ting"

Menandakan sebuah pesan masuk di handphone nya, membuat ia tersadar dan membuka grup chat kelas yang seketika ramai

Yang membuat matanya kembali melotot adalah satu pesan yang berisi

"Ada mobil plat A di sekolah, semua murid di suruh diam di kelas tidak ada yang boleh keluar kelas"

"Plat A? Orang penting? Ngapain?" Ucapnya heran

"T-tunggu dulu plat A? Jangan bilang plat mobil yang di pakai oleh keluarga aditama?" Ucapnya kaget

















Vote coment jangan lupa! Follow juga ya
See you again<3!

REVANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang