ONE WAY STREET
____________________________Usai menyelesaikan kalimat terakhir, lelaki paruh baya dengan kacamata yang selalu bertengger di pangkal hidung itu berjalan meninggalkan kelas. Beberapa detik setelahnya, barulah para mahasiswa berangsur-angsur mengikuti. Ruang kelas yang semula berisi sekitar 40 orang, kinu mulai terasa sepi. Hanya tersisa beberapa orang saja yang memang sengaja tetap tinggal karena masih ingin menikmati fasilitas yang ada.
Selesai mengemasi semua barang yang tergeletak di atas meja, Alexa beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Bella yang masih setia duduk di bangku pojok sambil berkutat dengan ponsel.
Begitu sampai di sisi Bella, Alexa reflek mendengus. Lagi-lagi yang dilakukan sahabatnya itu adalah menggigit jari dengan gemas sambil beberapa kali menghentakkan kakinya ke lantai.
"Hadeh," suara Alexa berhasil mengalihkan fokus Bella dari layar ponsel.
"I think i'm going crazy. Ini cowok kalo beneran ada di dunia nyata, serius bakal gue culik dari keluarganya!" tutur Bella sedikit frustasi. Rambut yang sudah ditata sedemikian rupa selama dua jam itu kini terlihat berantakan karena ulahnya sendiri.
"Ingat, lo udah punya Karel."
Bella spontan merotasikan bola matanya, "Dude, ya kali sih gue lupa cowok sendiri." Alexa hanya menanggapinya dengan mengangkat bahu.
"Udah selesai belum bacanya?"
"Belum, ini bahkan belum ada setengah jalan. Tapi gue lanjutin di Apart aja deh, biar lebih dapet feel-nya." Bella menyimpan ponselnya ke dalam tas, kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Keduanya berjalan keluar kelas dengan kondisi Bella yang masih senyum-senyum sendiri sembari merapikan tatanan rambutnya.
"Mau ke kantin dulu apa langsung balik?"
"Kayaknya ke kantin dul—"
"Hoy!" keduanya serentak menoleh.
Rupanya suara itu berasal dari seorang laki-laki yang kini tengah berjalan menuju ke arah mereka dengan kondisi rambut seperti habis terkena badai.
"Mau ke mana?" raut wajah kurang ramah itu seketika menghilang, berganti dengan senyuman menawan yang membuat Alexa tanpa sadar ikut menyunggingkan senyumnya.
"Dah ya, dari pada jadi third wheel, mending gue balik, bye." baik Alexa maupun Milan hanya terkekeh menyaksikan Bella yang kini berjalan pergi.
"Bohong kata gue mah, mau nyamperin Karel pasti." celetuk Milan yang langsung mendapat anggukan dari Alexa.
Melihat kondisi koridor yang sudah tidak terlalu ramai, Alexa buru-buru menarik tangan Milan untuk pergi.
Milan sih sebetulnya senang digandeng Alexa, tapi entah mengapa kali ini ia merasa ada yang janggal.
"Kenapa sih buru-buru banget?" tanya Milan, belum mengerti mengapa pacarnya ini sangat tergesa membawanya pergi.
Tidak ada jawaban dari Alexa hingga keduanya sampai di parkiran yang cukup ramai.
"Ayo, nanti keburu hujan." ujar Alexa setelah mereka sampai di depan mobil Milan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way Street
Fiksi Remaja"Milan, i hate you." "Alexa, i-" "But i hate myself even more because i just can't really hate you."