; 1.1

2.4K 245 47
                                    

Ketua MPK

[]-[]-[]

"lo beneran mau masuk sklh?."

"huum.. tp takut." haruto masih dengan posisi menatap junkyu yg sekarang ada di pangkuannya ,

sesekali tersenyum gemas kala mata junkyu mengerjap lucu karena tertusuk poni poninya yg memanjangkan, tangannya reflek menyelipkan beberapa helai poni itu kebelakang telinga, "takut kenapa, hm?."

junkyu memilih tak menjawab, ia memilin ujung hoodie hitam yg haruto kenakan,

"ditanya kok diem?." haruto mengangkat dagu itu sampai matanya bertubrukan dengan mata boba milik sang istri, "gatauuu ih diptaa.. tiba tiba takutt."

"yaudah jangan dipikirin, besok kalau mau masuk, lo harus tidur lebih awal sekarang, ya?." junkyu berdecak pelan mengabaikan omongan sang dominan dan memilih turun dari paha haruto,

mengambil ponsel dan menunjukkan sesuatu ke arah suaminya itu, "liat, jihoon kirim foto dan kata dia mading lg rame gara gara kita dari kemaren, kenapa lo ga kasih tau gw?."

haruto mengernyitkan dahi nya sebelum mengambil alih ponsel apel itu ke genggaman nya,

"foto ini.."

jadi foto yg dimaksud junkyu adalah dimana ia dan haruto terlihat keluar dari rumah sakit khusus kandungan mpreg, dan yang membuat foto ini dipajang dan dicurigai adalah angle foto nya tepat saat haruto tengah mencoba mengelus sayang perut datar sang istri sembari tersenyum hangat disana.

junkyu yang merasa keterdiaman haruto pun mengambil paksa ponsel miliknya dan keluar kamar meninggalkan haruto dengan kesal yang menumpuk,

haruto menghela nafas berat, ia menoleh ke arah nakas dibelakangnya dan mengambil ponsel yang berdering,

menggeser tombol hijau dan mengangkatnya, sebelum sempat haruto membuka suara terdengar helaan seperti lega (?) ya seperti itu,

"HUFTT GW KIRA LO MASIH GA MAU JAWAB." ucap seseorang diseberang sana,

haruto terkekeh sejenak melupakan masalah pikiran dan istrinya beberapa saat yang lalu, "gw bukannya ga mau jawab, cuma males aja."

"yaelah males malesan mulu idup lo, kayak remaja jompo tau ga si."

"apa hubungannya gw ga ngangkat telepon lo sama para remaja jompo?." orang diseberang sana terdengar terbahak bahak mendengar kedengusan haruto, "GA ADA LAH."

"lo orang paling dongo yang pernah gw kenal." jawab haruto mendelik, agak kesal.

"jadi maksud lo telepon gw dari kemaren itu kenapa? lo bisa ngomong langsung ke gw pas disekolah kemaren." sambungnya ke inti pembicaraan,

"ya Allah iya iya, jadi itu kemaren gw mau ngomong langsung cuma karna lo keliatan lagi asik banget ngobrol sama deby jadi gw mutusin buat ngomong di telepon aja, eh elo nya malah ngerijek panggilan gw." jelas sang oknum yang mana membuat haruto tak kuasa menahan tawanya,

"lo jangan ketawa monyet, suara ketawa lo serem banget anjir." nyenyenye bgst, haruto membatin.

"ngomong ngomong aja si anjir, lagian juga kemaren gw sama deby cuma bahas hal random bukan hal penting, karna yang paling penting cuma vana gembul seorang." jelas haruto sambil membayangkan bagaimana nantinya kalau perut junkyu yang membesar dan pasti badannya terlihat sangat sangat lucu dari biasanya,

"lo bucin monyet anjing."

"HHAHAHAH."

"stop ya, jadi gini perihal mading, lo pasti ngerti kan? kemaren jeje minta gw selidiki karna sebelumnya kata dia lo ga ada nyuruh siapapun buat nyari orang orang yang masang foto itu, jeje berusaha nyelidiki itu jadi gw bantu, gw udah nemuin siapa orang yang nyebar kaki kanan orang itu yang nyuruh mereka masang foto itu di mading seluruh lorong sekolah." katanya diseberang sana, terlihat ia tengah tersenyum simpul dengan foto foto hasil jepretan nya, puas dengan hasil itu ia pun meletakkan nya kembali,

Ketua MPK ; [ harukyu - slowly up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang