Imposter (1)

155 35 10
                                    

Pemuda belum genap dua puluh--anggota termuda Stray--menyugar rambut hitamnya ke belakang. Perutnya masih bergejolak, hampir sejam kurang seperempat dia menghabiskan waktu memuntahkan isi perutnya. Nyaris berupa cairan dan ketika mengingat tubuh menggelepar Woojin, tatapan tajam Hyunjin, dan suara dingin Chan. Dia kembali muntah. 


"Kau baik-baik saja?" Seungmin menggelengkan kepalanya, turut bersedih dengan keadaan si bungsu. Dia sudah bilang pada Chan, kalau I.N itu masih batita, dia perlu diberi susu ibunya agar lebih berani dan cocok menjadi pembersih di kelompok mereka. Lihat, dia bahkan muntah-muntah tak berhenti hanya karena melihat penggorokan leher rekan dengan pisau steak ketika makan. Organisasi gelap dunia kok lemah? 


"Jangan samakan aku dengan orang-orang gila macam kalian!" Si remaja bermata rubah menepis tangan Seungmin yang tersenyum bak hipokrit. "Mana mungkin aku baik-baik saja melihat orang yang kukenal dekat meregang nyawa di ruang makan dan dia belum mati!" 


"Sekarang dia sudah mati." Seungmin mencoba mengingatkan fakta. Kebaikan terakhir Bang Chan, dia minta bawahannya menembak mati Woojin. Setidaknya Seungmin tahu, jika macam-macam dengan Felix, malaikat pencabut nyawa pirang yang ada disamping Felix akan menyelesaikannya dengan sangat perlahan. Yah, Chan akan membantunya mati setelah menderita sekitar satu jam. "Kematiannya menyakitkan sekali, Felix benar-benar seperti iblis berwajah malaikat." 


I.N mencuci wajahnya, biarkan saja Seungmin yang bermonolog sendiri dengan tubuh bersandar di pintu kamar mandi. "Kupikir dulu dialah satu-satunya orang baik di tempat ini."


"Aduh, kau polos sekali!" Seungmin tertawa, dia mengekori I.N, hingga remaja itu duduk di singgasananya--kursi dengan sandaran nyaman dan dapat berputar yang menghadap ke banyak layar komputer--dan Seungmin mendudukkan dirinya ke sofa tak jauh dari sana. 


"Dia punya catatan kriminal bersih, kuliah di universitas bagus meski tidak tamat. Dia juga ramah sekali, lembut, dan tak gila seperti Han atau mengerikan seperti Lino." I.N mengadu. Dia mencebikkan bibirnya, bahkan untuk minum air saja dia tak berselera. Di tatapnya lamat-lamat satu per satu layar yang menunjukkan satu per satu bagian ruangan di mansion markas Stray. Si tuan rumah turut melihat arah pandang I.N. 


"Ngomong-ngomong kau tahu mengapa Felix tidak tamat kuliah?" 


"Bang  Chan merekrutnya." 


Seungmin tertawa lagi. "Aku orang pertama yang direkrut Felix dan Bang Chan, tentu saja jawabannya bukan itu." I.N mengeriyit, ternyata benar, selalu ada yang luput dari penglihatannya. Jelas itu adalah masa lalu tanpa saksi dan bukti. "Dia dirawat di rumah sakit jiwa San Fransisco selama empat bulan." Dan informan itu baru saja buka mulut. 


"Diagonisnya?" 


Seungmin mengedikkan bahunya. "Aku tak tahu, semua catatan tentangnya dimusnahkan oleh Chan." Pemuda mirip anak anjing itu meraih minuman kaleng yang tersaji di atas meja, meneguknya santai. Dia mendesah saat cairan itu membasahi tenggorokannya. "Namun, intinya satu, baik aku ataupun kau, direkrut atas usulan orang gila." 


Ocehan Seungmin tak membuat kondisi hati I.N menjadi lebih baik, apalagi dengan suara tawa menyebalkan membahana di ruangan nyaris tanpa suara miliknya. "Kuberikan kau saran, ini karena aku sangat menyukaimu, hindari Felix atau jadi boneka yang menari di tangannya jika kau ingin tetap baik-baik saja." 

Code Name : R [HYUNLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang