Imposter (2)

174 31 23
                                    

Dekorasi casino Felix memang aneh—anehnya bahkan sampai ke dalam ruangan sang pemilik. Casino terbesar. Lee know takkan pernah menyukai melangkahkan kakinya ke dalam ruangan ini. Seluruh ruangan transparan, dinding-dindingnya terdiri dari tembok kaca yang mempertontonkan pemandangan langit dan kota Las Vegas.

Seungmin baru kali pertama ke mari, dan dekorasi ruangan Felix benar-benar membuat perutnya terasa di remas. Reaksi itu mungkin akibat otaknya sudah berpikir akan dilempar oleh pemuda pirang kurus tinggi di sisi Felix. Hyunjin—si pemuda kurus pirang—tampak santai duduk di sisi meja kerja Felix, atensinya seolah enggan berpisah dari pahatan wajah si pemuda berfrackles.

Seungmin cukup penasaran, bagaimana caranya obat itu bisa memberikan reaksi berlebihan seperti ini. "Kau datang?" Felix mendongak, meletakkan pulpennya asal di atas meja. Senyum cerahnya selalu sehangat matahari terlihat dan fokus Seungmin masih pada Hyunjin yang ikut tersenyum mengikuti gerak gerik Felix.

"Singkirkan Hyunjin dari Felix!" Itu kalimat Bang Chan sebelum memasuki pintu berukiran bunga kastanye, cukup membuat Seungmin mengeriyit tak suka. Pemuda itu terlalu keji menyuruh pria yang menyukainya setengah mampus untuk menarik perhatian pria lain demi Felix. Dan, Seungmin cukup bersyukur, gerak-gerik Hyunjin menunjukkan bahwa dia cukup sulit disingkirkan dari Felix.

Pemuda Kolombia itu melekat seperti permen karet.

Namun, Seungmin suka dengan rambut pirang panjang dan tahi lalat dekat mata. Terlihat seksi.

Mereka berpelukan—Felix dan Bang Chan—dan pemuda lebih tua mengusak rambut si kecil. "Ada apa? Aku cukup kaget kau datang." Felix mengalihkan perhatian pada Seungmin. "Kejutan macam apa ini, kau bahkan membawa Seungmin."

Seungmin tertawa canggung, dia mengedar pandang, kakinya sedikit gemetar saat menginjak lantai transparan. Di bawah sana terlihat keramaian kenderaan berlalu lalang. Kalau lantai kaca ini pecah, pastilah mati. Orang gila mana yang bisa bertahan jikalau terjun bebas dari puluhan kaki di atas tanah.

"Aku suka interior ruanganmu." Seperti pintu ajaib di atas awan. Felix tersenyum dengan pujian itu. Seungmin mengintari ruang, tak hanya dengan netranya, tapi dengan kakinya. Hingga dia berhenti di belakang kursi kerja Felix dan aroma parfum mawar terkesan maskulin menyeruak di hidungnya. Cukup memikat. Dia menemukan Hyunjin di sana. "Aku juga suka laki-lakimu."

Bang Chan cukup bangga dengan langkah yang diambil Seungmin. Namun, senyum matahari milik Felix tertangkap mata sang pemimpin Stray menghilang dari wajah anggota favoritnya. Hilang selama beberapa detik.

Hyunjin turun dari tempat duduknya di atas meja Felix, tubuhnya memangkas jarak antara dia dan Seungmin. Turut memandang ke kolam renang besar fasilitas resort dan casino milik Felix. Biasanya, tempat itu menyenangkan. Setiap hari Sabtu, ada peraturan jika mendatangi tempat itu, diharuskan telanjang. Nude party.

"Kau harus makan lebih banyak," Seungmin mendongak, menemukan Hyunjin di sisinya. Aroma parfum itu membuat kepalanya terasa berputar. Antara suka atau menggila. Dia tak benci baunya. Dia Cuma terlalu lama tak berhubungan sex dan sialnya kalau memilih antara Bang Chan dan Hyunjin di ruangan ini—dia sudah mencoret Felix—dia lebih suka Hyunjin. Pemuda ini tak banyak bertele-tele seperti Bang Chan.

"Aku usahakan." Bukan Hyunjin yang jawab, tapi Felix.

"Duduklah, ada yang ingin kubicarakan. Kau juga." Bang Chan mengusap bahu Felix, menuntunnya ke sofa beludru abu-abu. Dia mengisyaratkan agar Hyunjin mengikuti. Pemuda pirang itu ikut saja, tapi sedikit tidak suka dengan suara bergemelatuk dari gigi Felix.

"Posisi Woojin kosong." Itu pembukaan yang langsung ke poin penting pembicaraan. Seungmin masih betah dengan tur ruangan Felix, dia harus membiasakan kakinya yang gemetar agar bisa mengejek I.N atau Jisung tentang ruangan keren milik si tangan kanan pimpinan mereka.

Code Name : R [HYUNLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang