Medelline dan Hyunjin

260 42 11
                                    

"Arre!" Hyunjin mengerang saat sebutannya dipanggil. Nama yang dia bawa sejak terlahir di Medelline. Dia menarik selimut, menyamankan tubuhnya. Dia butuh tidur lebih lama. 


"Berikan aku beberapa menit lagi!"


"BAJINGAN! KUBUNUH KAU!" Mau tak mau mata rubah Hyunjin terbuka sempurna, suara tembakan terdengar. Cahaya matahari langsung menyeruak masuk dari lubang akibat peluru. Hyunjin merutuk, dia menatap wanita yang masih berusaha menghalangi tubuh besar suaminya. Ini di luar kesepakatan. Wanita itu bilang suaminya takkan pulang sampai pekan depan. 


Hyunjin buru-buru memakai celananya, kemejanya dan terakhir menyambar jaket yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. "Jangan halangi aku, jalang! Akan kubunuh selingkuhanmu itu!" 


"Ada kesalahanpahaman, dude. Aku bukan selingkuhan istrimu. Aku cuma numpang tidur." Benar, Hyunjin hanya menumpang tidur. Bayarannya pakai tubuhnya. "Sebentar, tenangkan dirimu!" 


Kepala Hyunjin terasa berputar. Dia harusnya menahan diri untuk tak minum lebih dari dua botol semalam. Setelah meniduri istrinya, meminum koleksi mirasnya, Hyunjin sudah menerka-nerka dia akan dibunuh si pemilik rumah. Tak menyangka saja, waktunya lebih cepat. Dia kurang persiapan. 


Hyunjin melihat sekelilingnya, dia berlari ke arah jam dua secepat yang dia bisa. Pistol lawannya pasti mengikutinya, tapi bersyukur pelatuknya belum ditarik. Tangan si pemuda pucat meraih pisau buah dari atas meja, lantas dia berlari cepat, membuang tubuhnya dari lantai dua lewat jendela di belakangnya. 


"See you!" Dia tersenyum asimetris, mendaratkan kakinya mulus di atas tanah. "Fuck!" Dia mengaduh, sensasi derita saat telapak kaki menghantam tanah dari lantai dua belum membuatnya terbiasa. 


"Kejar si brengsek itu!" suara lelaki berkulit hitam--si suami--menggelengar dari jendela. Orang-orang di sekitaran rumah itu berbondong mengejar. Hyunjin fokus ke depan, saat ada orang yang mencoba menangkapnya dari depan, pisau buah menjadi satu-satunya alternatif melarikan diri. Dia menusukkan, di antara leher dan tulang selangka. Dia berlari hingga masuk ke dalam gang-gang sempit. 


"Kalian takkan pernah menangkapku di dalam Medelline." 

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dia asia yang tumbuh besar di Medelline, Kolombia. Tanpa rumah dan selalu bersembunyi di antara gang-gang sempit demi berlindung dari petinggi-petinggi Kartel. Menghindari masalah adalah motto hidup. Untuk berjalan berpas-pasan saja, Hyunjin enggan. Pernah sekali dia bertemu dengan petinggi kartel. Akhirnya, dia terjebak dalam baku tembak di jalanan besar. Sial sekali. 


Medelline adalah kota kedua terbesar di Kolombia setelah Bogota. Tingkat kriminalitas kota meningkat pesat setelah pemangku kekuasaan terakhir di tembak mati oleh Fortes--kepala kartel Negras. Pemuda kaukasian itu juga yang berselisih jalan dengan Hyunjin dan membuat si penduduk lokal terjebak baku tembak. Biaya hidup di kota ini saja sudah mencekik leher, kini Hyunjin harus dihadapkan pembunuhan rutin di wilayahnya. 


Dia dipanggil "R", orang-orang Kolombia yang berbahasa Inggris dengan logat spanyol biasanya melafalkan namanya dengan "Arre". Atau ada pula yang memanggilnya dengan 'Ah' saat seseorang itu berasal dari London. Atau "El", atau "Ar" Dia sebenarnya tak terlalu peduli. Dia hanya ingin dianggap sama dengan yang lain tanpa deskriminasi. 


Rambutnya, dia cat pirang. Kulit putih pucatnya menyerupai vampire dipadukan bibir semerah darah. Dia tak dikenali, dipanggil sebagai penduduk lokal karena tahu seluk beluk kota lebih baik dari yang lain. Dia hidup paling lama di distrik 8. Biasanya, Medelline sering kedatangan pendatang, sering juga berita kematian tak kalah cepat. Orang-orang akan terkejut jika mendengar ada yang mampu hidup di kota kriminal itu lebih dari dua puluh tahun, kebetuan Hyunjin orangnya. Dia seumur hidup di sana. 


"Bahannya harus sampai ke klien sebelum pukul tiga." Hyunjin menatap pria kaukasian dengan janggut tipis di rahangnya. Pemuda itu jauh lebih tua, logat spanyolnya terdengar kental. Dia atasan langsung, bola mata coklatnya balas menatap langsung pada Hyujin. "Aku serius, R." 


Hyunjin kurir paling berdedikasi. Dia selalu melakukan pekerjaan baik selama bertahun-tahun. Sejak menjajakan di pinggiran kota, di antara dinding-dinding. Hingga dia tumbuh lebih dewasa dan membawa jumlah yang lebih banyak untuk klien yang lebih berpengaruh. "Ingat, harganya jangan sampai terlalu jatuh." Ini pesan. Lalu pistol berjenis Glock 17 diangsur ke tangannya. "Kau kurir terbaikku, jangan sampai mati." 


Senyum terukir--nyaris seperti meremahkan--Hyunjin mendorong pistol di tangan atasannya. "Benda itu hanya akan membuat masalah lebih besar." Argon--salah satu kurir lima tahun lebih tua dari Hyunjin--pernah tak sengaja menembak kaki seorang petinggi. Hasilnya dia di temukan dengan perut berlubang digerogoti tikus di gang yang sering Hyunjin lewati. "Aku tak mau menembak kepala Pablo Escobar." 


Atasannya tertawa. 


"Baiklah, antarkan uangnya ke tempat biasa, kalau kau sudah beres." 


Hyunjin bergerak, memasukkan paket ke dalam tas lusuhnya. Dia menyisir rambut pirangnya ke belakang, memakai topi untuk menutupi sebagian wajahnya. Dia sudah siap menantang matahari terik di jam jam seperti ini. Dia harus cepat menyelesaikan ini atau makan siang takkan sampai ke dalam perutnya. Dia masih merutuk, menyesali kepulangan si suami Madam terakhir tempat menumpang, harusnya dia bisa memakan sarapan. 


Namun, gemuruh terdengar. Langit gelap tertutup awan hitam. Sepertinya akan hujan. Hyunjin mendengkus, sepatunya akan rusak jika sampai basah. Sudah usang, dekil, tinggal tunggu waktu saja sol-nya lepas. Hyunjin harus ekstra berhati-hati. Dia berjalan santai, di trotoar jalan utama sejauh satu kilometer, lantas berbelok, memasuki gang-gang lain. Paketnya bisa dirampok kalau dia tak hati-hati. 


"Cooper Trek." Hyunjin mengingat-ingat nama klien yang menjadi tujuan. "Namanya aneh." 


.

.

.

TBC 

Maklum udah lama gak nulis, tulisan jadi amburadul, kaku, jelek, ahhhhh!!

Chapter selanjutnya, kita hadirkan Felix-nya. xD aduh peri peri. 

Code Name : R [HYUNLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang