Keempat

430 41 8
                                    

J O S H U A
O L I V E R  W E S L E Y

"Bahkan hari hari ku hancur dikarenakan keluarga, lucu ya hidup ku? Banget!! Kapan aku bisa bahagia kayak gini!! Apa harapan aku bakal jadi kenyataan?"

Hancur, satu kata beribu bahasa yang diberikan Joshua.

Malam ini, tepatnya sebelum masuk waktu berbuka puasa. Walaupun terkadang dirinya merintih kesakitan akibat luka yang didapatkannya oleh ayahnya tadi, dia tetap menjalankan tugasnya untuk menyiapkan makanan untuk keluarganya itu berbuka puasa.

Padahal tadinya para maid dan Bi Inem sudah menawarkan untuk membantunya, namun, Jeje tetap lah Jeje yang suka bertindak atas kemauannya sendiri.

Tidak lama kemudian, Ayah, bunda dan kedua abangnya itu pun berdatangan dengan wajah yang terlihat menahan lapar, kecuali Angkasa ya kan dia nya ga puasa dengan alasan sakit🌚

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar" tidak beberapa lama setelah itu, laungan adzan dari arah mesjid menandakan sudah saatnya waktu berbuka dilaksanakan bagi kaum muslim muslimat.

"Asyhadu allaa illaaha illallaah."

"Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah."

"Hayya 'alashshalaah"

"Hayya 'alalfalaah."

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar"

"Laa ilaaha illallaah"

Joshua yang mendengar itu pun lantas ikut ingin bergabung dengan keluarganya. Dirinya bahkan sudah mengambil piring untuk mengambil nasi yang ada dan lauk pauk yang sudah disediakan oleh dirinya sendiri.

Namun semua itu terhenti kala mendengar ujaran dari bundanya

"Kamu ngapain disini?" Tanya Cia dengan tatapan sinisnya menatap Joshua

"Mau buka puasa bun-" ucapan Joshua terpotong dengan ucapan Angkasa

"Bunda bukan bunda lo, dengar!! Pergi dari sini!! Tempat lo makan ga disini!!" Kata Angkasa lalu menyeret tangan Joshua untuk beranjak pergi dari sana. Sementara kedua orang tuanya bukannya melarang tapi malah membiarkan semua itu terjadi.

Si sulung? Dirinya hanya mengkhawatirkan kondisi Angkasa namun dirinya tidak ingin beranjak dan lebih memilih menikmati makanan yang sudah tersediakan

****

Brakkk

"Tempat lo tu disini bukan bersama gue sama yang lain!! Ngaca lo bukan siapa-siapa!!"

"T-tapi di dapur udah ga ada nasi abang." Kata Joshua dengan wajahnya yang menunduk

"Abang? Gue bukan abang lo!! Inget!! Gue benci sama lo. Gue ga bakalan bisa sayang sama lo. Terserah lo mau makan apa aja gue ga peduli." Kata Angkasa lalu beranjak sejenak mengambil periuk nasi yang ada dan membukanya

"Ini masih banyak, dan lo bilang habis? Alasan." Kata Angkasa lalu melemparkan Periuk nasi tersebut tepat di depan Joshua

"I-ini udah basi abang." Kata Joshua lagi

"Yang penting makan kan? Jangan manja deh. Lo bukan siapa-siapa disini. Dan satu lagi jangan pernah manggil gue abang, gue benci lo, benci banget kapan sih lo bakal mati. Gue cape liat pembunuh kayak lo hidup bebas." Kata Angkasa

"Please bang, Jeje laper hikss. Nasi yang ini udah bas-" ucapan Jeje terhenti kala rambut belakangnya di tarik Angkasa dengan kuat

"Terus gue harus apa? Sayang lo kasih lo makan gitu? Lo bakalan tau rasa sakit gue pas tau lo bunuh adek gue!! Lo ga bakalan tau gimana rasanya sayang sama orang yang taunya orang itu yang bunuh adek gue sendiri. Lo cape!! Kenapa sih harus adek gue!! Kenapa dia!! Kenapa ga lo aja!! Makan nih jangan manja jadi orang!!" Kata Angkasa lalu menuangkan air putih pada Periuk yang berisikan nasi itu lalu memilih pergi dari sana

"Maafin gue Je, maafin gue." Batin Angkasa sambil berlalu pergi dengan matanya yang berkaca-kaca

Sementara Jeje, dirinya hanya mengiyakan ucapan Angkasa. Setidaknya perutnya terisi walau makanan itu udah ga layak untuk dimakan

"Gapapa kok Je, lihat abang Angkasa udah baik lagi kayak dulu. Jeje janji kok setelah harapan Jeje terpenuhi Jeje bakal pergi bang." Gumam Joshua sambil makan makanan dihadapannya itu

"Jeje kangen abang yang dulu, hikss kangen banget." Tangis Jeje sesekali mengelap air matanya yang mengalir deras dari pipinya

"Tuhan izinin Jeje kali ini aja, tunaikan harapan Jeje buat lebaran bareng mereka. Jeje pengen bahagia sama seperti yang lain Tuhan. Gapapa jika Jeje terus-terusan di pukul, di hancurkan oleh mereka, tapi ku mohon Tuhan. Ku mohon tunaikan harapan Jeje kali ini. Setelah itu, apapun yang terjadi Jeje pasrah, Jeje sayang mereka Tuhan." Gumam Joshua

Tanpa sadar seseorang mendengarkan semua itu, namun tak ada niatnya untuk menghampiri dan sekedar bertanya Joshua okey atau tidak

"Abang sayang Jeje. Maafin abang Je" Batinnya


Tbc. Maaf gaje ya. Vote n comment juga.
Scene nya ga nyentuh banget tapi gapapa deh ya wkwkwk
Ditulis oleh saya sendiri🕊️

Ramadhan Yang Hilang||•Complete•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang