3. Yakan Offering

568 57 3
                                    

Kericuhan terjadi di Kamisato Estate. Pasukan klan Kujou dijebloskan ke penjara bawah tanah yang berada di Kamisato Estate. Meskipun terawat, tempat itu sudah lama sekali tidak digunakan. Komisaris Yashiro terdahulu, ayah Ayato dan Ayaka, biasanya menggunakannya untuk menghukum pengacau ritual atau pencuri makanan persembahan. Sedangkan Ayato lebih senang memberi pelajaran langsung pada kriminal-kriminal receh seperti itu daripada repot-repot membawa mereka ke Kamisato Estate. Ini adalah kejadian langka dimana Kamisato Estate yang tenang berubah ramai.

"Beraninya kau mengurung klan terhormat dalam penjara! Kau licik seperti rubah, Ayato!" pekik Kamaji, menolak mentah-mentah ketika digiring masuk. Furusawa menariknya sedikit hingga Kamaji terjungkal karena tenaga pengawal Yashiro berbadan kekar tersebut.

Ayato mengurut keningnya. Ia merasa lelah luar biasa. Bukan secara fisik, tapi pikiran. Ia tak menyangka strategi politiknya akan berdampak begini besar terhadap Kujou Kamaji dan Tenryou Comission. Ia tak bermaksud mempermainkan cinta Kamaji dan Chisato. Dan perlu digaris bawahi jika Chisato sendiri yang memutuskan meninjau ulang pernikahannya. Ayato hanya menasehatinya agar tidak gegabah, demi kebaikan klan Hiiragi itu sendiri.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan Kamaji," celetuk Paimon. Makhluk kecil itu melayang di samping Traveler seperti biasa.

"Miko, apa kau ingat soal ritual pemanggilan arwah yang sempat membuat heboh beberapa bulan lalu?" tanya Paimon pada Yae Miko yang berdiri tenang di sisi lain Traveler.

Rambut merah muda Yae berkibar pelan ketika angin laut menerpanya. Wanita rubah itu mengerjap. Ayato memperhatikan betapa tebal bulu mata lentik Yae. Pipi berwarna merah jambu dan iris mata amethyst bercahaya yang memabukkan. Sungguh menggoda untuk di sentuh.

Heh! Sadar, Ayato. Ini bukan waktunya memikirkan hal konyol.

"Ya, tentu saja. Kau—tidak berpikir dia kerasukan youkai, kan?" Yae bertanya balik.

Ayaka terkesiap di samping Ayato. Bahkan mulut Thoma bisa menampung dua buah lavender melon sekaligus saking lebarnya menganga.

"Kamaji hanya bersikap berlebihan karena pernikahannya batal," ujar Ayato dingin. Ia tak ingin memikirkan alasan lain yang menambah beban pikirannya saat ini.

Bibir Yae terangkat sebelah, matanya menyipit sangsi pada Ayato. "Apa kau baru saja meragukan kemungkinan Kamaji kerasukan, Tuan Ayato?" katanya setengah geli.

Ayato menyadari bahwa Yae Miko selalu berusaha berada satu langkah di depannya. Membuat Ayato tampak seperti tuan muda yang bodoh dan kurang cekatan. Bahkan perkara soal Ayaka sebelumnya, Yae melontarkan kalimat yang membuatnya terkesan berpikiran sempit.

"Lalu apa saranmu, Lady Guuji?" katanya sopan. Jika wanita itu terus bertingkah seperti rubah, Ayato akan meladeninya.

Yae terkikik. "Tidak ada. Biarkan saja dia menikahi Hiiragi Chisato. Lalu semua akan beres," katanya.

"Hei~tidak bisa begitu dong, Miko. Kalau tebakan Paimon benar, berarti Kamaji dalam masalah. Bukankah arwah itu akan menguasainya jika tidak diusir?" sahut Paimon cempreng.

"Itu sangat berbahaya, Tuan." Thoma menanggapi.

"Lady Guuji, apa tidak ada cara menyelamatkan Tuan Kujou? Aku bisa merasakan aura aneh dari dirinya dan pasukannya," ujar Ayaka, tampak gemetaran.

Lagi-lagi Yae hanya tersenyum. "Jika itu berkaitan dengan youkai, tentu harus dilakukan pengusiran," katanya sambil mengangguk-angguk.

"Tapi, melihat situasinya. Sepertinya bukan hanya satu youkai yang merasukinya—ah—merasuki mereka semua."

"Mereka semua?!" Thoma tak bisa menguasai keterkejutannya.

Yae mengangguk kalem. "Kita harus memasuki domain Perjamuan Perpisahan yang berada di Mount Yougou. Itu domain yang sangat berbahaya," ujar Yae kemudian.

The Sly Fox and Noblesse Oblige | YaeYato | Genshin Impact FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang