I : Pertemuan

550 47 77
                                    

Italic : Masa lalu/Past

...

"Halo, perkenalkan aku Aelius Dharmendra Ghazanvar, kalian bisa panggil aku Ael, anak pindahan dari SMA Pusaka Nusantara, salam kenal semua..." Si anak manis berbibir tebal bernama Ael itu nampak sangat ceria memperkenalkan dirinya di hadapan seluruh anak kelas, ya walau hanya beberapa yang tertarik melihatnya, tapi ada beberapa yang tak peduli dengannya.

"Baik Ael, terima kasih sudah memperkenalkan diri kamu, silahkan duduk di bangku kosong yang ada di belakang sana." Ael hanya menganggukkan kepalanya, lantas berjalan sambil menunduk sebab merasa agak malu berjalan di antara para siswa lain.

Ael duduk di kursi nya, lantas mengeluarkan buku pelajaran yang menurutnya meresahkan bernama Kimia. Ia tidak sadar kalau ia tengah diperhatikan oleh seorang lelaki yang memiliki tatapan tajam dari samping.

"Menarik." Ucap si lelaki sambil terus memperhatikan Ael, tanpa memperhatikan guru yang tengah mengoceh tentang zat - zat atau apalah itu, ia tak paham sama sekali.

Sang guru pun tak peduli, ah memang sang guru sudah lelah dengan si lelaki, atau kita sebut saja namanya Erlang. Ia hanya terus memperhatikan Ael, sangat lama, hingga akhirnya pelajaran selesai dan akan berganti menjadi pelajaran meresahkan kedua yang kita sebut sebagai Matematika Wajib.

"WIH PARTY KITA OY, GURU MATEMATIKA WAJIB GA MASUK BESTIE!" Ucap sosok lelaki yang merupakan sang ketua kelas, atau kita sebut saja sebagai Christopher.

"ASIK JAMKOS CUYY!" Balas seorang lelaki manis yang duduk di sebelah Erlang.

"Berisik lo, Adya." Si lelaki manis alias Adya mendengus sebal, lantas keluar dari bangkunya dan berjalan menuju kerumunan murid yang nampak sedang berghibah atau bahasa halusnya spill tea.

Erlang berjalan perlahan menghampiri Ael yang tengah berbincang dengan salah satu murid manis yang ia tahu bernama Aeri. Mereka nampak akrab satu sama lain, bahkan obrolan mereka nampak se frekuensi. Erlang mengetuk tiga kali meja yang ditempati Ael, hingga membuat obrolan mereka terhenti.

"Oh hai, lang, kebetulan banget gue mau ke toilet dan ga tega ninggalin Ael sendiri karena belum ngenal siapa - siapa, lo mau nemenin dia, ga?" Erlang hanya menganggukkan kepalanya, Aeri merasa lega, hingga ia akhirnya segera pergi ke kamar mandi dan membiarkan Erlang serta Ael berada dalam kecanggungan.

"Lo... Menarik." Ael menoleh ke arah Erlang, lantas mengernyitkan dahinya.

"Maaf?"

Kebetulan sekali bangku yang ditempati oleh Ael benar - benar berada di belakang dan langsung membuat tubuhnya menabrak dinding bila ia menyandarkan dirinya pada kursinya. 

 Bukannya menjawab, Erlang malah mendekatkan wajahnya ke wajah Ael hingga tubuh Ael benar - benar menabrak dinding, sebab Erlang tengah mengukung dirinya dengan kedua tangan berada di sisi kepala Ael. Beruntung tak ada yang melihat, sebab mereka sibuk dengan urusan masing - masing.

"Ayo jadi pacar gue." Ael mendelik lantas berusaha mendorong tubuh Erlang yang tengah mengukungnya.

"Apa sih?! Gue gak mau!" Ael masih berusaha memberontak, namun siapa sangka, tubuh Erlang yang lebih besar darinya dapat mengunci dan menahan dirinya.

Erlang berdecak, "Gue janji bakal jagain lo, bakal bikin lo bahagia, gue jamin itu semua."

"Ck, lepasin gue!" Erlang masih diam, tak peduli dengan Ael yang masih setia memberontak dalam kukungannya.

Erlang kini malah mengecup bibir Ael, membuat Ael seketika bungkam dan sudah lelah memberontak dalam kukungan Erlang. 

"Diem, apapun itu, lo tetep punya gue." Ucap Erlang mutlak sambil kembali mengecup bibir Ael yang nampak masih diam seribu bahasa.

Efemeral | Bbangsun ft. Yunho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang