Seorang anak laki-laki muda berusia 15 tahun kini sedang berada menunggang diatas kuda miliknya, ia mengajak ayahnya untuk ikut dengannya ke sebuah hutan dan ditemani anjing berjenis Golden Retriever peliharaan nya. Anak laki-laki itu ikut menuruni kuda saat melihat ayahnya sudah berjalan dan tidak lagi menunggangi kudanya.
"Kau bilang ingin mengajakku berjalan-jalan. Tapi untuk apa kita disini?".
Robert, yang merupakan ayahnya bertanya kepada anak sulungnya itu.
"Pohon itu". Jawab nya tanggung.
"Pohon yang mana?".
"Pohon apel, ayah". Jelasnya. "Aku ingin mengambil tantangan ksatria sekali lagi".
Tatangan ksatria adalah sebuah pelatihan dasar prajurit untuk mengasah kemampuan bertarung dan menggunakan senjata, yang biasanya diikuti oleh anak berusia kurang lebih 10 tahun untuk bekal mereka menjadi ksatria/prajurit.
"Tantangan ksatria... Tapi kau tidak berumur sepuluh tahun lagi... Kau tahu itu". Robert berkacak pinggang.
"Oh ayolah, ayah!". Raut wajahnya mengendur sedikit memelas. "Aku telah berlatih keras untuk ini!".
"Baiklah, Ayo!". Berkat muka memelas sang anak, dan rasa tidak tega saat anak nya itu telah berlatih selama ini jika tidak menuruti kemauannya tersebut.
Robert mulai melangkah disusul oleh Minho dan anjingnya dibelakang, menyusuri hutan menuju tempat pohon apel itu berada.
Mereka tidak menggunakan kudanya masing masing, tentu mereka tali kuda itu kesebuah batang pohon agar mereka tidak pergi kabur. Memilih berjalan kaki, memandangi sekitar hutan yang dalam cuara musim semi itu sambil sesekali berceloteh ringan.
"Lihatlah Lion! Binatang itu terburu-buru untuk bertarung!". Gelak Minho melihat hewan peliharaan nya terlihat berlari dan menggonggong antusias dengan ekor yang tidak hentinya berkibas.
"Ha! Binatangmu memikirkan perut kosongnya, seperti biasa".
"Nah, kalian berdua memiliki kesamaan!". Minho berucap sedikit menyinggung.
"Humm... itu sedikit kasar". Ayahnya sok-sokan merajuk, tapi sayangnya tak digubris sama sekali oleh Minho.
"Ayo boy! Kamu akan menemukan mangsa! aku percaya padamu". Teriak Minho menyemangati.
"Jangan terlalu berharap... Ayo jalan".
"Lihat, pita orang lain masih ada di sini..". Robert menunjuk sebuah pita yang sudah sedikit usang terikat disebuah batang pohon.
"Disinilah ayah merayunya, kau tau...".
"Ya ayah... Aku tau... Kalau saja ibu bisa ikut dengan kita".
"Kita semua punya kewajiban, Minho. Kau... ".
Ucapan Robert terjeda, berhenti melangkah lalu membalikkan badan nya pada sang anak yang berjalan dibelakangnya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PLAGUE TALE : INNOCENCE
Science FictionJauh sebelum penyakit Pes bisa ditangani, sebuah wabah yang sempat menerpa Eropa pada tahun 1347 berhasil renggut ratusan juta nyawa manusia yang mengidapnya, mereka menyebutnya sebagai wabah Black Death. Kerajaan Timur menjadi salah satu wilayah y...