Keduanya tertepi didaratan setelah begitu jauh terbawa arus, beruntung mereka selamat dan sudah tidak ada para prajurit yang mengejar mereka lagi. Dengan langkah lunglai dan nafas berderu, pakaian keduanya sama basah kuyup, Minho berjalan lebih dulu dengan Felix yang ada dibelakang sana.
"Ini sudah jauh dari desa". Ucap yang lebih tua terengah-engah berjalan maju, menyanga tubuhnya mengguna kan sebelah tangan pada sebuah batang pohon.
"Seseorang di sana harus dapat membantu kita menemukan Laurentius".
"Felix... Felix?". Minho yang tak mendapat balasan dari Felix dibelakang sana akhirnya membalik badan, dan dibelakang sana Felix sedang berjongkok memeluk lututnya.
"Mummy tidak akan senang ketika dia tahu aku jatuh ke dalam air".
"Yah, jangan membahas soal itu di depan nya. Lagi pula mummy tidak melihatnya sekarang". Minho mau tidak mau berbalik menyusul adiknya itu.
"Ayo! Pertama-tama kita harus mengeringkan badan dulu". Minho mengulurkan tangannya dan dengan cepat digenggam oleh Felix.
"Minho... Kenapa mereka(para prajurit) ingin menangkap kita?". Felix mulai bertanya kecil.
"Aku tidak tahu.. Aku tidak ingin memikirkannya sekarang".
"Kita akan meminta Laurentius untuk membawa kita melihat mummy dan ayah".
"Ya, tentu saja". Berbeda dengan Felix yang bersemangat, Minho malah membalasnya dengan sendu.
Setelah berjalan cukup lama menyusuri jalan setapak disana, keduanya sampai di sebuah Desa. Memasuki kawasan pasar yang terbengkalai, banyak barang berserakan dan juga tidak ada satu orang pun yang beraktifitas disana mengingat pasar adalah salah satu tempat yang selalu diramai'i oleh banyak orang.
"Dimana semua orang?". Minho celingukan melihat sekeliling pasar yang sepi.
Memilih berkeliling dan berharap dapat bertemu dengan seorang penduduk dari desa tersebut, kini mereka sedang berjalan ke kandang kuda dan lagi, tidak ada siapa-siapa disana hanya ada beberapa ekor kuda milik penduduk disana.
"Oh apel!". Felix berlari pada salah satu kranjang buah disalah satu gubuk.
"Felix, jangan!".
"Tapi..".
"Jangan sentuh itu! Mereka semua busuk".
"Tapi aku lapar.."
"Bagaimana kamu bisa memikirkan tentang makanan sekarang?. Minho kembali menggenggam tangan Felix dan lanjut berjalan memasuki pemukiman.
Minho tau perut keduanya sekarang masihlah kosong, tapi disituasi seperti ini yang paling penting adalah menyelamatkan dirilah yang paling utama. Lagi pula buah buahan dan sayuran disana tersihat sudah membusuk dan sudah dikerubuni lalat, tentu itu sudah tidak bisa untuk dikonsumsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PLAGUE TALE : INNOCENCE
Science FictionJauh sebelum penyakit Pes bisa ditangani, sebuah wabah yang sempat menerpa Eropa pada tahun 1347 berhasil renggut ratusan juta nyawa manusia yang mengidapnya, mereka menyebutnya sebagai wabah Black Death. Kerajaan Timur menjadi salah satu wilayah y...