IX - The Path Before Us : II

31 7 1
                                    

"Sepertinya kalian sudah melalui masa-masa sulit"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sepertinya kalian sudah melalui masa-masa sulit". Ucap Seungmin memecah keheningan.

"Kau bahkan gak menjelaskan kenapa kau bisa bersama prajurit inquisi itu".

"Itu akan memakan banyak waktu jiga diceritakan".

"Dia juga sama, akan banyak waktu yang terbuang jika harus menceritakan masa-masa sulit yang orang kaya itu lalui". Jisung menyerobot dalam topik antara Minho dan Seungmin.

"Kau yang menyuruh kami menyelamatkan dua orang itu. Tapi kami belum mendapat imbalannya, bahkan kakakku sedang ditahan sekarang". Gerutu Jisung sepanjang langkahnya.

"Kami akan menebusnya segera".

"Ya, memang harus kau tebus dan beritahu kakakku nanti".

Hari semakin gelap. Tidak ada percakapan yang terlalu berarti di antara mereka, tapi bukan berarti pikiran mereka juga diam. Di balik tenangnya ekspresi Minho, di otaknya terus memikirkan keresahannya terhadap tikus.

Terangnya sinar matahari sudah digantikan dengan cahaya bulan. Cahaya yang dipancarkan bulan tidak seterang cahaya matahari, hingga ia resah, takut-takut para monster tikus itu tiba-tiba menyerang mereka dikegelapan ini.

Tapi entah kenapa semakin jauh melangkah, Minho semakin tak enak hati. Dan kenapa jalanan didepan sana sedikit, terang?.

"Ah rupanya ada yang terbakar". Jisung yang terdepan menghela napas.

"Ini mungkin milik para inquisi. Tapi dimana mereka?". Seungmin celingukan kesegala arah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan prajurit, hanya menyisakan gerobak rusak yang diduga milik inquisi atau prajurit, terbakar dilahap api entah karna apa.

"Disini". Minho berucap arah pandangnya menuju ke tanah.

Tikus! Bahkan saking gelapnya warna tubuh tikus itu. Mereka tidak bisa melihat segerombol tikus yang sedang mengerubuni sesuatu.

"Yah mereka tumbang ya". Keluh Jisung.

Tubuh beberapa prajurit tampak sudah dikoyak acak oleh monster hitam kecil disana.

"Mereka gak sempat menyelamatkan diri".

"Yang penting kita aman. Kalau mereka tidak membakar gerobak mereka sendiri, kita juga akan segera jadi mayat seperti itu".

"Kau benar sih. Tapi sekarang kita harus apa? Para tikus sepertinya akan segera memenuhi tempat ini".

"Entahlah, apa mungkin kita akan membawa gerobak ini sepanjang jalan?".

"Ah, aku kelupaan. Minho, kau masih punya sling?". Minho mengangguk. "Bagus, aku ada sesuatu yang mau aku coba". Ucap Seungmin merogoh kantong dipinggangnya.

"Oh ayolah profesor kecil, jangan bermain-main di saat seperti ini".

"Tidak Jisung, aku tidak main-main. Cukup tunggu dan lihat saja oke".

A PLAGUE TALE : INNOCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang