11

4.8K 475 22
                                    

Jisoo panik bukan main kala melihat Lisa sudah tidak ada di halaman, padahal tadi sebelum ia pergi untuk mengambil air minuman, Lisa ada di halaman sedang asik memetik bunga. tetapi setelah ia kembali Lisa sudah tidak ada di halaman.

"Astaga bagaimana ini, apa yg akan ku katakan kepada Lim" gumam jisoo terlihat gusur.

"Unnie kau kenapa?" Tanya rose yg baru saja pulang dari sekolah, kala melihat jisoo yg sedang panik.

"Lili hilang!" Ucap nya yg membuat rose juga ikut panik.

"Bagaimana bisa, bukankah tadi dia, bersama mu" panik rose

"Tadi unnie tinggal sebentar ambil minum, tapi setelah unnie kembali lili sudah tidak ada" jelas jisoo

"Lalu bagaimana dengan oppa Lim apa dia tahu" tanya rose, dan jisoo hanya menggelengkan kepala.

"Apa unnie sudah carinya di sekitar mansion?" Tanya kembali rose

"Sudah tapi dia tidak ada" ucap jisoo

"Astaga unnie oppa Lim pasti marah besar" tukas rose "lebih baik unnie hubungi oppa Lim siapa tahu lili ada bersamanya" Saran rose.

"Yasudah unnie hubungi dia dulu, kau bantu cari lili di sekitar mansion, siapa tahu dia ada" jelasnya sambil bergegas menghubungi Lim.

____

Sementara itu di dalam sebuah mobil Lisa terus saja memberontak karena Jennie memegangi tubuhnya dengan erat.

"Diamlah Lisa, apa kau mau mommy lempar ke luar jendela"  bentak Jennie karena merasa kesal.

"Mmy ahat, illi Tan dak au itut cma mmy, illi au cama aunty Chu huwaaa......mmy ahat, ahat" rengeknya sambil sesekali memukul perut Jennie.

"aaawwww......perut mommy masih sakit tolong jangan di pukul" lirih Jennie dengan wajah masam.

Lisa pun menghentikan pukulannya kala melihat Jennie kesakitan.

"Peyutnya cenapa mmy" tanya heran Lisa.

"Sudahlah kau diam saja huekkk....." Lisa di buat panik kala melihat Jennie muntah-muntah di dalam mobil.

"Mmy cenapa, mmy cakit" tanya polos Lisa.

"Tidak, pak tolong hentikan mobilnya dipinggir" ujar jennie pada supir pribadinya.

Mobil pun berhenti tepat di sisi trotowar, Jennie berlari keluar dari mobil dan memuntahkan semua isi perutnya di semak-semak belukar.

"Ahhh..... leganya," gumam Jennie sambil kembali memasuki mobil.

"Mmy tenapa, apa mmy cakit ya, illi nacal ya." ucap Lisa dengan tampang khawatir.

"Iya kau nakal" ketus Jennie.

"Maaf,tayow illi nacal hiks,mmy pucul illi caja hiks" ucapnya merasa bersalah.

"Tidak,tidak, tolong jangan menangis, ini hanya efek dar___" ucapannya terpotong kala ia mengingat sesuatu.

"Astaga aku hampir saja mengatakan nya" batin Jennie.

"dayi apa mommy" tanya Lisa penasaran.

"Sudahlah lupakan saja," tukas Jennie.




____



Jennie POV.

Aku hampir saja mengatakan nya kepada Lisa, bagaimana kalau dia tau dan mengadu kepada Lim.

Sudah tiga hari aku tak pulang ke rumah, bukan tanpa alasan aku pergi, aku pergi karena aku melakukan suatu hal demi menyelamatkan hidup ku.

Satu anak saja sudah membuat ku susah,apalagi jika harus menambah anak lagi.

Satu Minggu yg lalu aku mengetahui bahwa diriku hamil anak kedua, dan itu membuat ku sangat gila. Lim tidak mengetahui kehamilan ku ini, kerena aku tidak memberi tahu siapapun terutama dirinya.

Saat aku berdebat dengan Lim, aku sengaja memancing amarah nya kala itu, dengan melempar kan sendal ke kepala Lisa dan bener saja dia marah besar, sampai berani menampar ku padahal sebelumnya dia tak pernah berperilaku kasar.

Aku kabur dari rumah bukan berarti aku marah kepada Lim tapi ada alasan lain yg ku sembunyikan.

sebelum perutku semakin membesar aku pergi menemui dokter spesialis kandungan dan melakukan aborsi selama tiga hari pula aku tak pulang ke rumah,karena aku memerlukan waktu untuk memulihkan kondisi ku saat itu.

Lim tidak tahu soal itu, hanya aku dan dokter tersebut yg tahu, jika saja Lim mengetahui semua ini, sudah pasti dia akan marah besar, mungkin leherku akan di potong olehnya.

Setelah beberapa menit kemudian mobil pun sampai di pekarangan mansion, dengan cepat ku berlari memasuki mansio meninggalkan Lisa yg masih berada di mobil.

"Mmy unggu illi" ucapnya di dalam mobil.

"Maaf lili mommy sudah tidak tahan" ucap ku,kerena memang sudah tak tahan ingin buang air kecil.

Setelah di rasa selesai aku pun kembali menghampiri Lisa yg sedang asik memakan camilan sambil menonton kartun kesukaannya di layar televisi.

"Mmy oba ihat itu ceperti mmy" sambil menunjuk karekter nenek sihir di layar televisi.

"Enak saja, kau samakan mommy dengan nenek sihir" bantah ku

"Ih cama ya dia gayak taya mmy" ujar Lisa

"Tidak mommy cantik dia jelek" ucap ku tak mau kalah.

"Ish cama ya mmy itu taya dia, cama-cama ahat, jeyek, taya tucing gayong" ucap polos Lisa

"Yah lalisa berani ya kau ejek mommy  awas kau mommy cubit ni" bentak ku

"No,no,no illi biyang ddy ya," ujar Lisa  dengan satu telunjuk ia gerakkan kekiri dan kekanan.

"Mommy tidak takut bilang saja sana, lagi pula Deddy tidak ada di rumah" ucapku menentang.

Baru saja aku akan mengarahkan tanganku ke arah lili dan hendak mencubit nya, dengan cepat ia menarik lengan ku mengarahkannya ke dalam mulut dan mengigit nya tepat di pergelangan tangan.

"aaww..... sakit lili" lirih ku kala ia mengigit pergelaran tangan ku hingga membiru.












___________
______

Maaf typo 

Little MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang