Dimanakah keberadaan Jennie?
.
Jennie terus meneguk win langsung dari botolnya, ini botol keduanya yang ia minum, seharian ia berada di cafe dan tidak pulang ke rumah, ia merasa frustasi setelah kontrak kerjanya di batalkan sepihak begitu saja, penampilannya tidak jauh seperti jalang sekarang terkulai lemas di meja pelanggan.
"Nona apakah kau tidak akan pulang?" Tanya seorang pelayan wanita
Hari ini salju turun begitu besar jadi cafe di tutup lebih awal semua orang sudah meninggalkan cafe tersebut hanya tersisa Jennie dan beberapa pelayan yang menunggu Jennie untuk pulang, lagipula jam sudah menunjukkan pukul 22.00
"Emmm biarkan aku di sini sampai esok"jawab Jennie dengan mulut bau alkohol dan sedikit hilang kesadaran.
"Maaf nona kami ingin tutup" ujar pelayan tersebut.
"biarin aku disini beberapa menit lagi!!" bentak Jennie
"Maaf tidak bisa silahkan keluar" usirnya pada Jennie.
Karena tak ingin membuat masalah Jennie pun mengalah dan kembali menuju mobilnya dengan keadaan mabuk ia terus berjalan sempoyongan di pinggir trotoar menuju mobilnya yang ia parkir sembarang di pinggir jalan beberapa meter dari cafe.
"Akh pusing sekali" gumamnya sambil menyenderkan badannya di mobil tanpa menyadari kerusakan pada mobilnya.
Setelah menyenderkan kepalanya ia pun terlelap tidur tanpa rasa bersalah sama sekali.
Keesokan harinya.
Mobil sedan itu masih terparkir di pinggir jalan tertutup sedikit salju, suara ketukan di luar jendela membangunkan Jennie di dalam mobil.
Seorang pria bertubuh besar mengetuk jendela mobil Jennie ia adalah pemilik rumah dekat Jennie memarkirkan mobil nya, sudah seharian ia melihat mobil sedan itu terparkir di depan rumah nya dan selaman juga dia mendengar ada keributan.
"annyeong" sapa pria tersebut kala Jennie menurun kan kaca mobilnya.
Dengan setengah kesadaran nya dan muka bantal khas bangun tidur Jennie mencoba untuk mengobrol dengan lelaki tersebut.
"Are you okey?" Tanya lelaki tersebut kalau melihat penampilan Jennie yang berantakan.
"Ah aku baik-baik saja" jawab Jennie
Jennie pov.
Ketukan seseorang dari jendela membangunkan ku mengganggu saja padahal aku masih ingin tertidur, ku buka mata ku secara perlahan dan melihat ke arah jendela seseorang laki-laki yang tidak ku kenal mencoba membangunkan ku, aku pun membuka perlahan jendela mobil seperti dari raut wajah peri tersebut begitu kuatir dengan keadaan ku.
"Annyeong" sapa nya dan berbasa-basi menanya keadaan ku setelah berbincang sedikit akhirnya aku memutuskan untuk pergi, aku tau magsud dia ingin mengusir ku.
Setelah tidak ada lagi yang di bicarakan aku pun pergi berpamitan, pria itu sempat bertanya kepada ku bahwa semalam mobil ku ribut sekali dan di kerumuni orang-orang, aku pun mengecek barang-barang ku dan tidak ada satupun yang hilang padahal di mobil ada ponsel ku yang ku tinggalkan di jok.
Setelah beberapa menit berkemudi akhirnya aku sampai di depan gerbang rumah Lim yang terlihat sepi
Ku bunyikan klakson satu kali namun gerbang masih saja belum terbuka, biasanya akan ada penjaga yang membukakan gerbang.
Ku raih ponsel ku di dalam tas, ku nyalakan dan ku tatap layar ponsel, begitu banyak panggilan tak terjawab dari lim dan beberapa pesan dari jisoo Eounii.
Ku buka isi pesan dari jisoo tersebut ku baca satu persatu ternyata orang-orang mencari ku dan lili
Lili? iya aku baru ingat aku meninggalkan dia kamrin di tengah jalan astaga aku melupakan itu bagaimana nasib ku sekarang aku tidak sanggup berteman dengan Lim
Ku putar balik kemudi ku, ku tancap kan gas menuju tempat dimana lili ku tinggalkan kemarin.
Akhhh bodoh sekali knpaa aku baru ingat, bagaimana anak itu sekarang apa dia masih hidup atau mati kedinginan.
Jennie pov and
Tbc
Maaf pendek