E n a m

2.1K 309 147
                                    

Pintu ruang rumah sakit terbuka menampilkan pria dengan jas hitam serta rambut berantakan membawa kantong plastik hitam berisikan makanan lengkap dengan minuman teh siap saji.

"Ayah..." lirih wonyoung yang kini tengah terbaring  diranjang dengan tangan yang diinfus, keadaannya kini sudah mulai membaik.

Jaehyun segera mendekat kearah wonyoung dan mengelus surai hitam yang sedikit lepek karena keringat.

"Junghwan, kak wony sudah kamu suapin makanan?." tanya jaehyun sembari meraih piring berisi makanan yang diberi pihak rumah sakitnya.

"Belum yah, kata kak wony ga lapar, padahal sudah junghwan paksa biar ga lemas lagi." kata junghwan.

Sudah tiga hari wonyoung dirawat dan ia hanya memakan sedikit  makanan saja. Kejadian waktu itu membuat dirinya sedikit takut akan semakin membuat hubungan ayah dan mama tirinya semakin merenggang karenanya. Terlebih junghwan secara tidak sengaja memberitahukan kemarin jaehyun terlihat marah besar ke rosé. Dengan keadaan ketika kembali ujung bibir berdarah memperkuat keyakinannya bahwa mereka telah kembali bertengkar.

"Yaudah sini ayah suapin." jaehyun mendekatkan sendok berisi bubur dengan sayur dan ayam kebibir wonyoung.

Wonyoung menolak dengan menggelengkan kepalanya serta sedikit mendorong tangan jaehyun yang hendak menyuapinya.

"Yah, wony minta maaf ya!." lirih wonyoung.

"Minta maaf buat apa?."

"Karena ulah wony ayah sama mama bertengkar lagi." wonyoung mengatakannya dengan jari yang saling menekan ujung kuku satu sama lain.

"Sssttt, sudah jangan bahas itu lagi, sekarang kamu makan dulu biar cepat sembuh, ayo buka mulutnya."

Karena tidak ingin membuat jaehyun semakin khawatir tentangnya, ia segera membuka mulutnya dan mulai makan.

"Junghwan coba buka kantong plastik diatas meja, ayah beliin makanan buat kamu." pinta jaehyun dan tantu saja junghwan segera membukanya dan mulai memakannya.

"Makasih yah." junghwan tersenyum dan makan dengan lahap.

Melihat kedua anaknya dengan kondisi seperti ini membuat hati jaehyun terasa teriris. Mereka tidak seharusnya mendapatkan semua ini.

"Karena kondisi kak wony sudah mulai membaik, dokter sudah mengizinkan pulang besok pagi, tapi syaratnya harus istirahat total dirumah untuk sementara waktu, jadi sementara junghwan sekolah sendiri ya?." tanya jaehyun dan sedikit khawatir bila junghwan menolak.

"Iya yah, junghwan berangkat sendiri saja, lagian disekolah temen junghwan banyak kok." jawab junghwan dengan mulut penuh dengan makanan.

"Tapi yah, wony sudah sehat kok, cuma lemas saja." wonyoung.

"Itu namanya belum pulih wony."

•••

Keesokan harinya mereka telah tiba dirumah, terlihat rumah sepi seperti tidak berpenghuni. Merebahkan tubuh putrinya diranjang kamar dan merapikan beberapa obat obatan yang diberi rumah sakit sedikit melegakan hatinya karena sedikit beban hidup jaehyun berkurang.

Tinggal meluruskan beberapa masalah dengan istri dan anak anaknya yang lain kemudian kembali hidup harmonis seperti yang ia bayangkan. Itulah yang ada dipikiran jaehyun, karena ia yakin rosé pasti lemah  dengan ucapannya untuk kesekian kalinya, karena ia sangat yakin rosé begitu setia kepadanya.

"Mama rosé sama yang lain kemana yah, kok sepi?." tanya junghwan yang baru masuk kamar heran karena rumah sepi.

"Mungkin kerumah lisa, karena tempo hari ayah bertengkar itu pasti mereka menghindar sama ayah, dan pastinya mereka menghindar tidak jauh jauh dari rumah lisa, oh iya lisa itu sahabat mama rosé, dan tujuan ayah pulang dari kantor nanti mau bujuk mereka biar pulang kesini lagi." kata jaehyun enteng, karena wanita tipe seperti rosé ini lemah dengan bujukannya.

Broken Home {Jaerose} -{tahap REVISI} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang