2. Mengkhianati Mikola

133 10 2
                                    

Studio desain interior tempat Sachi bekerja pada dasarnya cuma berisi tiga orang. Selain Sachi, ada Iko dan Noah. Bagaimana akhirnya mereka bisa menjalankan bisnis ini bertiga saja, mungkin berkat campur tangan Fanta juga.

Sachi sudah mengikuti Iko kemana-mana sejak mereka pertama kali bertemu di SMA. Lulus sekolah, Sachi dan Iko sama-sama sekolah desain interior. Sedangkan Noah, gadis lulusan Arsitektur yang selalu jadi andalan mereka itu, adalah teman Fanta sejak kecil. Mama mereka berteman sejak kuliah. Lahir di tahun yang sama membuat Noah dan Fanta sudah satu tongkrongan sejak dalam kandungan.

Waktu Iko memutuskan untuk membuat studio sendiri saat kuliah, Fanta yang dulu adalah pacar Iko mengenalkan mereka pada Noah. Hubungan asmara Iko dan Fanta kandas, untungnya hubungan mereka dengan Noah tidak.

Andai tak ada Noah, mereka tak bisa bertahan selama enam tahun ini. Sachi dan Iko yang terlanjur berkawan sejak kelas sepuluh kadang bertingkah terlalu kekanakan. Noah lah yang bertugas mengingatkan kalau usia mereka sedikit lagi kepala tiga.

***

2010.

Selepas Masa Orientasi Siswa yang melelahkan, kelas X-4 dibuat heran dengan kemunculan satu siswa yang tiba-tiba. Namanya Mikola, alias Iko. Tiga hari sebelumnya, ia tak muncul ikut MOS. Awalnya Sachi dan gerombolannya pikir, anak ini punya nyali juga buat bolos MOS. Tapi setelah ditunggu-tunggu, Iko tak mendapat hukuman sama sekali.

Seragam OSIS yang lebih dekil dari teman-teman sekelas, celana yang mulai congklang karena tubuhnya yang tinggi, juga potongan rambut yang kelihatan tidak mengikuti standar potongan rambut anak baru, membuat Sachi dan kawan-kawannya berkesimpulan: Iko pasti siswa tunggakan, alias tidak naik kelas.

"Dia pasti orangnya bego," cetus Doni, kawan Sachi sejak SMP yang kini pun satu geng dengannya. "Kalau nggak, mana mungkin dia sampe nggak naik kelas? Hahahaha."

"Gangguin aja, gangguin."

Sachi dan geng bully-nya jadi rajin mengganggu Iko. Menempelkan kertas ejekan di punggungnya, menumpahkan sampah di depan Iko saat ia bertugas piket, atau menyembunyikan seragamnya setelah jam pelajaran olahraga.

Tapi anehnya, Iko tetap kalem-kalem saja. Setiap menemukan kertas ejekan di punggungnya, ia dengan tenang mengambilnya dan menempelkannya di jidat sendiri. Membiarkan guru mereka menegur Iko dan membuat Doni kena marah karena ketahuan sebagai pelakunya.

Waktu menumpahkan sampah bungkus makanan, Iko malah melempar senyum dan berkomentar, "Kamu makannya banyak, ya, Sachi."

Besoknya, Iko membawakan dua plastik jajanan untuk Sachi. Katanya, "Makan yang banyak. Tapi nanti sampahnya buang sendiri, ya."

Bahkan saat seragamnya disembunyikan, Iko enggan mencarinya. Dia dengan santainya ikut pelajaran Fisika hanya memakai boxer dan kaus kutang dengan alasan, "Kan nggak boleh belajar di kelas pake seragam olahraga. Bau."

Pak Fiesta, guru Fisika mereka, marah-marah. Akhirnya Bimo menyerah, mengeluarkan seragam Iko yang ia sembunyikan dan menerima hukuman.

***

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa, Iko tetap duduk di bangkunya karena tak punya teman yang mengajaknya makan siang. Teman-teman sekelas merasa sungkan mengajak Iko bermain karena lebih tua. Yang lainnya takut diganggu oleh Doni CS, ngeri jadi sasaran keisengan mereka. Apalagi, sejak minggu lalu, selalu ada kakak kelas yang menghampiri Iko untuk mengajaknya makan di kantin.

"Ikooo! Ayo temenin aku makan!" teriakan nyaring Orion, kakak kelas manis tapi telat tumbuh itulah yang awalnya membuat anak-anak sekelas gentar. Anak angkatan baru semuanya pernah mendengar gosip, kalau Rion pernah melawan kakak kelas yang berusaha mengeroyoknya dengan menggunduli mereka semua. Menusuk mereka dengan ujung pensil. Brrr!

What Do We Do After A Kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang