6. Kesepian Kita

95 9 13
                                    

Akhir Maret, 2021.

Bulan dua berwarna merah muda selesai begitu saja. Bahkan, bulan tiga sudah diujung. Kabar kehidupan romansa yang semilir cuma datang dari Iko dan Fadel. Dua perempuan yang tersisa di kantor hanya kebagian anyep-anyepnya saja. Selain traktiran pajak jadian, Sachi dan Noah harus melahap tumpukan pekerjaan sepanjang bulan.

Kabar baiknya, video musik Sandarsaka yang mereka garap akhirnya rilis. Fanta sengaja pulang dari Singapura untuk merayakannya bersama Iko, Noah, dan Sachi. Bulan Maret, tanggal tiga puluh satu, tepat jam sepuluh malam, mereka menonton video setara film pendek berdurasi lima menit itu di ruang meeting lewat proyektor.

Mereka sudah mendengar lagu baru Sandarsaka itu sejak mereka mempersiapkan proyek ini. Mereka bahkan tahu apa saja yang akan muncul di tiap scene. Tapi setelah menyimak hasil akhirnya, air mata tetap mengalir. Storyline yang digubah Fanta berhasil membuat mereka emosional. 

"Apa-apaan ini, hah?! Baru kali ini lho Sandar nulis lagu happy, melodinya riang asik diajak joget gitu. Tapi kenapa cerita di video musiknya sediiihhh?! Fanta jahaaat!" sebagai fans Sandarsaka, Sachi lebih dulu merenggut tissue dari atas meja.

Iko sudah sesegukan. Reaksinya cuma melempari Fanta yang tergelak bangga dengan pulpen. Sementara Noah berdiri dari tempatnya duduk. Memberi Fanta standing ovation.

Merasa mendapat apresiasi, baik itu tepuk tangan maupun rasa kesal, Fanta berdiri. Membungkukkan badannya seolah-olah baru saja dapat piala Oscar.

"Nggak salah kamu sekolah jauh-jauh ke tanah suci Drama, Ta. Salut. Bagus banget. Aku bangga sama kamu."

"Thank you, Noah. Hehehehehe. Sandar barusan chat, nih. Katanya terimakasih udah deliver cerita di balik lagu barunya sesuai dengan yang dia mau. Kualitasnya di luar ekspektasi, bahkan." Fanta mengangkat ponselnya. Memamerkan pesan singkat dari penulis lagu yang baru saja mereka nikmati melodinya.

Sachi berbinar-binar melihat chat dari idolanya. Ia, Iko, dan Noah langsung mendekat ingin melihat langsung pesan dari Sandar sendiri.

"Aaaah! Sandaaar! Eh, kasih tahu dong kalau kita happy banget sama lagunya. Lagunya bagus banget! Parah! Akhirnya Sandar berhenti mellow-mellow astagaaa! Happy banget! Pengen nangis gue."

"Bukannya udah nangis? Itu ingus apaan? Hahaha. Lo itu happy apa sedih, sih, Sachi? Hahaha."

"Dua-duanyaaa! Heuheuehuhuu! Sandarsaka keren bangettt!"

Noah manggut-manggut setuju. "Iya ... Bagus banget ... Lagunya, liriknya,ceritanya, video musiknya .... Keren. Aku bakal setel tiap hari di mobil tiap berangkat, biar berasa jatuh cinta tiap pagi. Sepanjang hari, sampai besok paginya lagi."

"Iya! Gue juga bakal masukin playlist pagi, kayak Noah! Parah sih ini ... Yakin entar di TikTok bakal ada dance challenge-nya, bukan jadi sound sedih-sedih lagi. Sandarsaka?! Dance Challenge?! Omaygat! Akhirnyaaaa, keluar dari zona nyamaaan!"

"Done." Fanta nyengir iseng sambil mengutak-atik ponselnya.

Sachi dan Noah mengerutkan kening bingung. Done apanya? Saat keduanya menarik lengan Fanta untuk melihat ruang obrolannya dengan Fanta, mereka langsung teriak.

"Astaga! Kok di-voice note, sih?! Suara gue cempreng banget, Ta!" protes Sachi.

Sementara itu, Noah yang cuma memukul lengan Fanta sebagai protesannya mendelik. Pesan balasan muncul dari Sandar.

"Dibalas. Dibalas sama Sandar! DIBALAS PAKAI VOICE NOTE JUGA!"

Seumur Fanta berkawan dengan Noah, sepertinya baru kali ini ia mendengar Noah berteriak selantang ini. Lengannya sampai terasa dislokasi berkat pukulan heboh Noah yang histeris. Ia bahkan kesusahan berdiri karena digelayuti dua cewek histeris ini. Setengah gemetar, Fanta menekan tombol play.

What Do We Do After A Kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang