3. Calon Pacar Nomor 1

78 9 1
                                    

Februari, 2021.

Januari berakhir. Hari-hari di awal bulan kedua tahun ini terasa seperti alkohol yang tumpah ke meja, tahu-tahu hilang. Pekerjaan Sachi merenggut banyak waktu bengongnya. Mendadak, proyek set video musik yang Sachi nanti-nanti akhirnya hajat juga.

Meskipun belum pernah konser di televisi, grup musik Sandarsaka lumayan punya nama di kalangan netizen. Berawal dari "ngamen" via video call buat teman-teman terdekat, lalu sering meng-cover lagu dengan gaya yang baru di TikTok, duo bergitar ini cepat viral dan mengumpulkan banyak followers. Apalagi karena channel YouTube mereka cukup aktif dan sering live. Sachi salah satu fans kagetan berkat thread panjang di Twitter yang membahas dua kutub pesona dua personelnya.

Setiap obrolan tentang Sandarsaka, pasti dimulai dengan satu pertanyaan ini: Kalau bisa memilih untuk dijadikan pacar atau teman, kamu pilih Sandar atau Saka?

Sachi fans berat Sandar, awalnya. Alasannya tentu karena wajahnya yang ganteng dan sikapnya yang cool. Tapi beberapa hari ini, ketika menyiapkan set untuk shooting video musik di mini album kedua mereka, Sachi kena gempur senyuman dan anggukan ramah Saka yang semilir.

Sachi berpindah haluan. Memutuskan menyalakan notifikasi untuk update profil Instagram Saka supaya tidak kelewatan postingan terbaru dari Saka. Sachi sampai lupa dengan sutradara proyek ini yang pertengahan bulan lalu menawarinya ciuman.

Heh. Fanta cuma bercanda. Sachi nggak peduli lagi!

***

Selesai memasang set sore kemarin, lalu ambil gambar sejak pagi, tugas Sachi dan kawan-kawan selesai sudah. Pekerjaan hari itu dibubarkan pukul empat sore. Setelah Sandarsaka dan timnya berpamitan, tinggal tim Fanta dan Tim Iko yang harus membereskan semuanya lalu bersiap pulang.

Tapi sore ini ada yang berbeda. Sachi sampai kaget ketika melihat sosok yang ia kenal keluar dari mobil di area parkir. Fadel datang menjemput Iko. Sachi yang sudah kenal Fadel sejak SMA jadi terkaget-kaget. Bukannya mereka nggak rukun, ya?

"Kok tumben jemput Iko? Bukannya kalian lagi berantem, ya?" Tanpa sadar Sachi jadi memegangi dua pipinya.

Senior yang dulu ia kenal sudah berubah. Kalau dulu Fadel adalah kating buram yang kebanyakan cemberut, punya gumpalan chubby di dekat dagunya, kemana-mana pakai seragam sekolah dan kelihatan basi, kini penampilannya berubah seratus delapan puluh derajat.

Rahangnya sudah kotak tegas, kehilangan lemak remaja di sisi-sisi wajahnya. Kulitnya lebih bersinar, dengan tatanan rambut rapi yang senada dengan setelan kemejanya. Pokoknya sudah glow up dari tampang sampai selera pakaian. Sachi pangling setengah modar.

"Hm ... Iko bilang kami lagi berantem ...?"

Juga ... suaranya lebih kalem dan menghanyutkan.

"Ng ... Nggak, sih .... Cuma tahu sendiri, kan? Dia itu kalau lagi bete suka uring-uringan sendiri."

Fadel terkekeh geli. Berkat itu, Sachi salah memasukkan tarikan napas ke kerongkongan. Tersedak.

Duh, tampan.

"Tolong panggilin dong, Chi."

Dimintai tolong dengan senyuman yang rada OOC dari karakter Fadel yang Sachi kenal selama ini, Sachi langsung kabur. Gawat juga kalau pipinya ketahuan memerah gara-gara mantan Iko yang lainnya.

"IKOOOOH!!!"

***

Rupa-rupanya yang mengundang Fadel untuk menjemput Iko adalah Fanta sendiri. Katanya, Fanta tak bisa mengantar Iko pulang karena masih harus meeting dengan timnya untuk persiapan shooting di pantai besok. Berhubung Fadel menanyakan shooting-nya sudah selesai belum, ya Fanta minta Fadel untuk datang saja.

Sewaktu Iko berpamitan, Sachi hanya bisa termenung. Kok bisa ya, para mantan ini rukun dan baik-baik bener sama Iko? Punya amal baik apa Iko di masa lalu, sampai dikelilingi cowok-cowok ganteng nan murni hatinya begini? Mau iri juga Sachi tidak punya perangkat keras seperti Iko untuk bersaing.

Hhhh .... Sudahlah. Apa gunanya iri dengan pencapaian asmara orang lain? Nggak bikin mendadak punya pacar banyak juga.

Sambil mengamati punggung Iko yang menjauh, Sachi menghela napas panjang. Matanya melirik Fanta yang masih balas melambai pada Iko.

"Haaaa ... Yang sabar ya, Ta."

"Hah? Sabar kenapa?"

"Mantan lo digebet mantannya."

Fanta tergelak, "Heh, gue sama Iko udah nggak ada apa-apa kali! Hahaha!"

"Tapi emangnya nggak ada ngilu-ngilu gimanaaa gitu, liat Iko dijemput Fadel?"

"Enggak," Fanta menggeleng tenang. "Gue seneng malah."

"Fanta itu, kalau masih sayang sama Iko, pasti udah dikejar dari dulu," Noah menepuk lengan Fanta yang lebih tinggi darinya.

"Waaah, as expected, Noah! Selalu paling paham!" seru Fanta kagum, lalu merangkulkan lengan kanannya juga pada bahu Noah.

Noah hanya angkat bahu mendengar pujian itu, "Ya Fanta kan orangnya nggak setengah-setengah. Apa yang dimau, pasti didapat. Tuh buktinya Sandarsaka. Proyeknya di sini aja dibela-belain boyong timnya jauh-jauh dari Singapore. Iya nggak, Ta?"

"Iya, dooong! Makasih sama gue makanya lo, Chi! Jadi dapet proyekan dari gue kan kalian!"

"Iya, deeeh," Sachi terkekeh senang, lalu mengelus-elus punggung tangan kiri Fanta yang masih melingkar di bahunya. "Fanta Oppa baiiik, Fanta Oppa ganteeeng~ Gamsahamnidaaa~ Coba elu doyan cewek, Taaa. Gue gebet lo."

"Siapa yang bilang gue nggak doyan cewek?"

"Hlah? Bukannya lo itu gay?"

"Jelasin, Noah!"

"Fanta itu bisa jatuh cinta sama apa pun atau siapa pun. Dulu waktu masih TK, dia pernah bikin geger karena bilang mamanya mau menikah sama anjingku. Katanya, soalnya Miu-Miu pintar."

"HAHAHA!"

"Orang gila!"

Fanta mengetatkan rangkulannya pada Sachi, "Jadi, lo mau daftar jadi calon pacar gue, Chi?"

"Heh, ini gue masuk kategori manusia atau anjing?"

"Kalo lo suka doggy style, gue juga jago, Chi!"

"Fantaaaa!" Noah mencubit sisi perut teman kecilnya.

"Eh! Ampun, Noah!" Fanta berkelit, tapi tetap merangkul keduanya. Membawa Noah dan Sachi ke tempat keduanya menyimpan tas dan barang mereka. Sebentar lagi malam, Fanta tak ingin dua gadis ini pulang terlalu larut.

"Hehehe gimana, Sachi, calon pacar nomor satuku? Gue dah mulai kesepian nih, tujuh bulan jomblo!"

"Ogah, ah. Nggak jadi. Besok kalo lu ketemu kangkung yang lebih seger, gue ditinggal lagi."

"Ayolah, Sachiiii~!"

"Ogaaah!"

***

What Do We Do After A Kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang