Bagian 20 : Kejutan

1.3K 284 277
                                    

"Apa? Kau ingin menyalahkanku atas kejadian tadi?" Tanya Jisoo tajam pada Taehyung.

Setibanya di apartemen, Taehyung sama sekali tak memberi tanggapan atas keributan yang Jisoo buat di taman bermain. Namun melalui tatapan kedua netranya yang memekat kelam, ia tampak tak habis pikir maksud Jisoo melakukan itu semua.

"Aku tidak menyalahkanmu sayang. Hanya saja, aku berharap tadi seharusnya kau bisa mengontrol emosimu." Jawab Taehyung sebelum menutup pintu apartemen rapat-rapat.

Meletakkan kantong belanjaan di atas meja dekat sofa. Setelahnya Taehyung menaruh bokongnya duduk di sofa menganggur tersebut. Sembari memijat pangkal hidungnya yang berdenyut pening, dalam kepalanya kembali berputar bagaimana Jisoo menjambak rambut wanita itu dengan beringas.

"Jika dia tidak memulai duluan, aku tidak akan mungkin seperti itu!" Pekik Jisoo berteriak, "Sama sepertimu, aku peringati dari awal. Jangan pernah main-main denganku!"

Taehyung mengangkat salah satu tangannya ke udara. Melambai sebagai sarat ia menyerah. Taehyung bersikap acuh tak acuh kala emosi Jisoo sedang meletup-letup. Bahkan ia membiarkan Jisoo terus mengoceh tidak jelas.

"Arghhh!! Sialan! Lebih baik aku kembali ke hutan dibanding terus hidup di kota memuakkan ini!" Ucap Jisoo memekik kencang seraya berjalan menuju kamar tidur.

"JISOOYA!" Taehyung berteriak di tempatnya duduk. Kedua netranya yang membola besar, menatap punggung Jisoo yang kian kecil dari penglihatannya.

Berdiri dan lekas berlari kecil menghampiri wanita tersebut. Saat tiba di dekat pintu kamar, Taehyung menahan kuat pergelangan tangan Jisoo.

"Jangan seperti itu sayang. Apa kau tega meninggalkanku sendiri di sini?" Tanya Taehyung berucap lirih.

Menarik lengan Jisoo. Saat tubuh wanita itu merapat dengan tubuhnya, Taehyung langsung melingkarkan tangannya di pinggang Jisoo yang ramping. Taehyung melangkah, dan langkahnya menuntun Jisoo untuk berjalan mundur ke belakang-—masuk ke dalam kamar.

"Jangan ingat-ingat kehidupanmu di hutan lagi." Kata Taehyung, "Kau lebih aman di sini, bersamaku sayang. Di kota justru kehidupanmu lebih terjamin."

Jisoo tertawa getir. Memalingkan wajahnya ke lain arah. Saat tubuhnya sudah masuk ke dalam kamar, Taehyung menutup pintu ruangan tersebut dengan satu kaki.

"Karena kau brengsek! Ini semua karena kau!" Ucap Jisoo berteriak, "Hidupku justru menjadi menyebalkan karena ikut denganmu pergi ke sini!"

Taehyung membasahkan bibirnya sebentar dengan lidahnya yang terjulur ke luar. Menundukkan kepalanya sejenak, tak lama Taehyung menarik lebih kuat pinggang Jisoo sambil mengangkat dagu wanita itu dengan salah satu tangannya.

"Jangan jadi wanita menyebalkan Jisoo. Sungguh, bukankah kau sudah berjanji padaku untuk bisa menahan diri tidak berbicara keras di depanku lagi?"

Jisoo terdiam. Mengepalkan kedua tangannya kuat. Jisoo berusaha menahan amarahnya agar Taehyung tak terlalu menaruh rasa curiga yang besar pada perubahan dirinya saat ini. Meski tak lagi mengeluarkan suara, maniknya tajam mengamati ekspresi wajah mempesona Taehyung.

"Apa dia menyentuh dahimu tadi?" Tanya Taehyung sembari mengusap pelan kening Jisoo yang sedikit bengkak.

Yang ditanya tidak menjawab. Perasaannya sungguh dibuat membuncah kini secara tiba-tiba. Didudukkan perlahan oleh Taehyung di tepi ranjang. Jisoo melihat Taehyung mengeluarkan obat salep yang dibeli tadi dari dalam saku celana.

"Semoga bisa cepat sembuh." Ucap Taehyung kembali sambil mengeluarkan sedikit gel obat salep tersebut diujung jari telunjuknya.

Jisoo berdecih kecil. Menahan tangan Taehyung yang hampir menyentuh keningnya kuat-kuat. Kepalanya yang terangkat, menghadap Taehyung sempurna sangat dekat.

BEST PARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang