Ku akui dia cantik, tpi sayangnya dia jutek banget. Pas aku sama Bagas mau kenalan dianya malah pergi. Aku sih ngga peduli bisa akrab sama dia apa engga, tapi si Bagas yg ngotot pengen deket sama dia. Jadi, aku terpaksa bantuin.
*DI RUMAH AARON*
Sekarang aku dan Bagas lagi main di rumahku, tiba" aja bel rumah bunyi Aku sama Bagas lagi ngintip buat liat siapa yg dateng, semoga aja orang yg ngasih sedekah, jadi bisa buat makan.
Ternyata eh ternyata, yg dateng itu (name) dan ibunya. Ibuku dan ibunya (name) itu temen lama, dan sekarang mereka lagi main.
Kita pun berjalan kearah mereka
"Hei, kamu (name) ya?"-Bagas
"iya"
"Hihi kenalin aku Bagas"
"Aku Aaron"
"Iya, salam kenal"
"Hei (name) mau ngga kamu jadi temen kami, biar ada cewenya gitu, jadi lengkap" si babi(Bagas) dengan blak-blakan malah ngerangkul (name) dan ngomong kaya gitu
"...."
"Iya deh, gpp aku jadi temen kalian, daripada ngga punya"
Walaupun ngomong kaya gitu tapi mukanya kaya nggak ikhlas
Yakk dari situ (name) jadi temen kita.
Dari kecil sampai sekarang pun Bagas selalu populer di sekolah, kata orang orang dia anaknya asik dan bego.
"Telat lagi *maneh, dihukum si gundul ga?" -figuran *kamu
"Iya euy, tadi menabung dulu di toilet sih"-Bagas
" kebiasaan lu mah, Gas"
Berhubung aku dan (name) benci interaksi manusia, hal itu menguntungkan. Semua perhatian selalu berpusat sama dia.
"Bagasss~"
"Hey beby"
"Nanti pelajaran PKN kita satu kelompok ya!"
Tapi hal itu juga yang menjadi masalah.
"Aku udah sekelompok sama Aaron dan (name) "-Bagas