pt 13

935 76 16
                                    

Hening.

Hanya ada suara rintik hujan. Alucard memandang keluar jendela mobilnya dengan hembusan nafas kasar yang keluar dari mulutnya. Ia mengerutkan dahi, menunjukkan wajah masam sebelum akhirnya ia tancap gas, menjauhi taman dimana ia berhenti tadi.

Flashback

Alucard tengah mengantar silvanna pulang menuju rumahnya. Sialnya, perempuan tersebut berbicara tanpa henti bahkan sempat menyuruh alucard untuk ikut makan malam dirumahnya. Tentu saja, hal itu membuat telinga alucard tak tahan.

"Lu bisa diem gak sih?! Gue lagi fokus nyetir, lo gabisa liat kah?" Bentaknya, disertai nada yang kesal dan marah.

Silvanna terkejut, alucard jarang sekali membentaknya. Perempuan itu mengerutkan dahi dan mendengus kasar.

"Lo kenapa sih akhir-akhir ini?! Lo berubah tau ngga? Padahal dulu kalo gua cerita ini-itu lo dengerin, sekarang lo marah-marah gajelas?! Oh gue tau penyebabnya, pasti gara-gara leonin putih sialan itu kan?!" Balas silvanna

Mendengar nama harith disebut, alucard menginjak rem mobilnya. Ia menatap silvanna tajam.

"Jangan bawa-bawa harith. Lo yang gajelas. Bocah itu gada hubungannya sama ini"

"Mata lu gabisa boong ya alucard. Liat aja, gue bakal singkirin leonin itu yang udah buat lo berubah"

Cukup, alucard sudah cukup marah kali ini. Ia membuka sentral lock mobil.

"Keluar dari mobil gue sekarang. KELUAR!" bentaknya kepada silvanna.

Namun sang perempuan bersikeras tetap duduk di kursinya.

"Lo keluar, atau gue blacklist lo dari kehidupan gue. Pilih" ancam alucard.

Silvanna yang sedari tadi diam, mau tak mau keluar dari mobil. Ia mengambil tasnya dan beranjak keluar.

Alucard tak mengatakan apapun dan memutar balikkan mobilnya.

Flashback end

***

Harith hanya berdiam dikamarnya dirinya bingung, bimbang. Kenapa dyrroth tadi tiba-tiba menciumnya? Harith tak berpengalaman dalam hal seperti itu, lebih tepatnya ia tidak mengerti. Jika disuruh memilih, hatinya akan memilih alucard. Namun entah kenapa, atensi yang diberikan dyrroth dan perlakuannya dapat meluluhkan dirinya.

Ting tong!

Suara bel pintu rumahnya berbunyi. Tanpa pikir panjang ia segera menuju ke ruang tamu dan membukakan pintunya, hanya untuk menemukan alucard berdiri disana.

BRAKK!

Harith kembali menutup pintu itu lagi. Tidak, tidak, ia belum siap menemui alucard. Ia masih kesal dengan kejadian di parkiran dan masih bimbang ditambah dengan dyrroth yang baru saja menciumnya.

"Harith? Lo gapapa?" Tanya alucard yang terkenut karena harith tiba-tiba menutup pintunya.

Tak ada jawaban. Harith hanya berdiri dibelakang pintu.

"Rith, gue tau lo pasti ngambek sama gue. Tapi dengerin dulu, gue sama sekali gada keinginan buat deketin silvanna. Dia sendiri yang deketin gue, maksa gue ikut keinginannya" terdapat jeda diantara kalimat alucard. Ia menghela nafas.

"Gue harap lo bisa maafin gue"

Beberapa detik kemudian, pintu milik harith terbuka. Menunjukkan leonin kecil itu yang sedang mengusap-usap mata. Rupanya ia menangis.

Alucard terdiam melihat harith, akhirnya ia memutuskan untuk berjongkok dan menarik harith kepelukannya.

"Hey, don't cry. I'm right here"

Alucard mengusap-usap punggung harith, menenangkan leonin kecil itu sampai ia merasakan dua lengan memeluk pundaknya.

"Hiks..kakak..."

Harith tak mengucapkan apapun. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya menjauh dari lantai. Alucard menggendongnya, masuk kedalam rumahnya dan mendudukkannya disamping ranjang tidurnya.

"Udah selesai nangisnya?"

"Jangan gitu, nanti harith nangis lagi..."

Leonin kecil itu mengembungkan kedua pipinya.

"Haha, iya maaf. Jadi yang tadi, gue dimaafin?" Tanya alucard. Ia sangat berharap harith akan memaafkannya

"Eum, iyadeh harith maafin" ucap harith. Alucard menghela nafas lega. Namun leonin itu melanjutkan kalimatnya.

"Tapi kan harith bukan siapa-siapanya kakak, kenapa kakak peduli banget sama perasaan harith?"

Kata-kata tersebut keluar dari mulut harith tanpa rem. Alucard saja terkejut mendengar pernyataan harith ini.

Alucard duduk disamping harith. Menatap leonin kecil itu dan mengelus rambutnya pelan, membuat harith sedikit tersipu diperlakukan seperti itu.

"So, you want to make it official then?"

Harith hanya terdiam, tak mengeluarkan sedikit pun suara.

"Rith?"

"Emm, a-apanya yang official kak? Harith gapaham..."

Kedua insan itu terdiam setelahnya dan saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya tawa alucard memecah keheningan.

"Gue heran kenapa masih ada aja orang sepolos lu. Maksud gue, lu mau jadi pacar gue?"

"P-PACAR?! Tapi kan harith belum deket banget sama kak alu...terus-" kata-katanya terpotong, mengingat kejadian barusan yang membuat hatinya bimbang.

"Hey, it's okay. Take your time. Gue ga nagih jawabannya sekarang"

"Eum, kalo misal harith jadi pacarnya kakak, beneran gapapa?"

Pertanyaan harith kali ini membuat alucard menunjukkan senyumannya.

"Kenapa tanya begitu? Gue ga akan nembak orang yang gue gasuka lah. Jadi jawabannya jelas gapapa"

"Suka...bentar. kakak suka harith dari kapan memangnya?"

"Hmm, kapan ya? Kalo diliat-liat sebenernya cukup lama"

"LAMA? TAPI HARITH GAPERNAH LIAT KAKAK, KOK KAKAK TAU HARITH?"

tiba-tiba tangan besar mendarat di mulut harith, membekapnya karena suaranya yang terlalu besar.

"Shht, pelan-pelan. Kasian tetangga lu"

Harith menatap sosok didepannya dengan tatapan kesal lalu menyingkirkan tangan itu dari mulutnya.

"Mungkin, 6 bulan yang lalu? Atau lebih, gue juga lupa. Tapi gue sering perhatiin lu, tingkah lucu lu tiap hari berhasil bikin gue senyum. Gue kira gue cuma sekedar suka biasa, tapi makin lama gue justru makin suka"

Sementara alucard menceritakan kisahnya mengenal harith. Leonin itu justru menutup kedua wajahnya menggunakan tangan mungilnya. Wajahnya sangat panas mendengar cerita alucard.

Alucard menyukainya sejak 6 bulan yang lalu? Itu sangatlah lama, kenapa ia tidak pernah melihat alucard kalau begitu? Apakah ia terlalu sibuk dengan teman-temannya dan dunianya sendiri?

"Ya begitulah, intinya gue suka lo. Lo kalo mau nolak gapapa, secara lo belum kenal gue lama juga-"

"Harith mau..."

Belum selesai alucard berbicara. Kata-kata harith membuatnya terdiam.

"Harith mau jadi pacar kakak"




Halo semuaa, maaf ya kalo updatenya lama. Author mulai sibuk lagi sama rl, jadi author harap kalian ga masalah ya. Anyways, enjoy the chapter and don't forget to press that tiny little star shaped button!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Love Letter [ALUCARD X HARITH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang