Pt7

1K 99 50
                                    

harith mempersilahkan alucard dan perempuan bersamanya masuk. saat harith melihatnya ia benar-benar cantik.

'jangan-jangan itu pacarnya kak alucard?' tanya harith kepada dirinya sendiri.

'pantas saja sih kalo itu beneran pacarnya kak alu, habis cocok banget mereka berdua' harith justru mengomel sendiri di dalam hatinya.

"harith, lu udah minum obat?" tanya alucard, membuyarkan lamunan harith.

"e-eh? obat?" tanya harith. ia tidak ingat kemarin ia pergi ke apotek dan membeli obat demam untuk dirinya sendiri. 

"coba lu cek tas lu" ucap alucard. harith segera mengambil tas sekolahnya dan mengeceknya. yang benar saja, ada obat demam disana.

"loh? kok ada obat demam? perasaan harith ngga beli deh kemaren" ucap harith. alucard hanya terkekeh dan mengelus kepala harith. 

"kemaren gua taruh disitu bodoh" ucap alucard

harith menggembungkan pipinya dan memukul-mukul tangan alucard. 

"hihh, kan harith ngga tau jadi jangan panggil harith bodoh dong!!!" omel harith yang hanya dibalas oleh kekehan dari alu. sementara itu silvanna hanya melihat interaksi kedua manusia di depannya ini. ekspresinya tidak bisa ditebak. 

"eh itu alu. aku pulang dulu ya" pamit silvanna kepada alu. alucard hanya mengangguk.

silvanna berjalan menuju harith dan mengelus kepala harith ia tersenyum tapi bagi entah kenapa bagi harith senyuman silvanna tadi mengerikan.

"cepat sembuh ya harith" ucap silvanna

"e-eh iya kak, ma-makasi" ucap harith, kemudian silvanna pergi meninggalkan mereka berdua

harith hanya melamun memikirkan tentang masud senyuman silvanna tadi. namun lamunannya dibuyarkan oleh alucard yang tiba-tiba menggendongnya dan itu sukses membuat pipi harith merah padam.

"ka-kakak apaan sih, k-kok tiba-tiba gendong ha-harith!"ucap harith gelagapan

"lu kan masih sakit" balas alucard. 

"ta-tapi ya ngga usah gen-gendong harith dong! kan harith bi-bisa jalan sendiri!" omel harith lagi. namun alucard hanya tersenyum. 

"lu malu ya?" ucap alucard, sukses membuat pipi harih bertambah merah.

"i-ih enggaaaa!!! turunin harith sekarang!!!" teriak harith, hari ini jantungnya sudah cukup banyak berolahraga. ia tidak mau jantungnya menjadi terlalu sehat.

alucard menurut dan menurunkan harith di kasurnya. ia mengelus kepala harith

"udah lu istirahat aja, gua siapin obat lu dulu" ucap alucard.

"e-eh ngga usah, harith bisa sendiri kok. kak alucard pulang aja" balas harith

"ngusir ni ceritanya?"

"eung, bu-bukan gitu..."

"yaudah lu nurut aja"

akhirnya harith tidak bisa apa-apa selain menurut kepada alucard. ia menidurkan dirinya ke ranjangnya dan menatap angit-langit kamarnya. tiba-tiba ia teringat dengan silvanna. apa ia benar pacarnya alucard? harith penasaran tentang itu.

alucard masuk ke kamar harith sambil membawa gelas dan 1 butir obat. ia duduk di samping ranjang harith dan memberikan obat itu kepada harith. harith pun langsung meminum obat itu.

"iihh, pahit!!!" 

"ya namanya obat" ucap alucard sembari memberikan gelas berisi air putih kepada harith. harith meminum air puih itu.

"kak, kenapa sih kakak peduli sama harith?" tanya harith. ia tidak tau kenapa alucard tiba-tiba peduli kepadanya. padahal kesan pertama alucard terlihat seperti preman. 

"gua juga gatau. pas liat lu rasanya gua pengen ngelindungin lu terus, pengen ngerawat lu" ucap alucard. 

kata-kata tersebut berhasil membuat jantung harith berdetak lebih cepat dari biasanya.

"ta-tapi bukannya kakak udah punya pacar?" tanya harith ragu-ragu, karena ia tidak tau apa hubungan yang dimiliki oleh alucard dan silvanna.

"pacar? emang gua sama silvanna keliatan kayak orang pacaran?" ucap alucard sambl terkekeh sedikit

"dia cuman temen masa kecil gua. kenapa? lu cemburu?" ucap alucard yang lagi-lagi berhasil membuat harith kesal.

"iihhh, ng-ngga gitu!!! kakak hobi banget sih biki harith kesel!" ucap harith sambil mengembungkan pipinya dan memajukan bibir kecilnya. alucard tersenyum miring

"ngambek mulu, bibirnya minta dicium tuh?" goda alucard

(hobi bener sih godain orang lu alucrot-author)

harith segera menutup mulutnya dan memalingkan tubuhnya dari alucard. ia menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya, sementara hanya tersenyum melihat kelakuan imut harith. ia mengelus kepala harith pelan.

"good night"

setelah mengucapkan itu alucard segera bangkit dan meninggalkan harith sendirian. harith sendiri sudah menutup mulutnya erat-erat supaya ia tidak berteriak kencang-kencang. ia tidak bermimpi bukan? alucard mengatakan selamat malam kepadanya? kenapa harith merasa sangat bahagia? apa ia benar-benar menyukai alucard? bukankah kapan hari ia mengatakan bahwa ia tidak akan menyukai alucard? tidak lupakan itu semua jika ini dapat membuat harith bahagia maka ia tidak ingin membuang-buangnya harith ingin terus bahagia seperti ini.

***

"kenapa gua harus ngikutin perkataan lo?"

"udah percaya aja, bantu gua dapetin apa yang gua mau. setelah itu terserah mau lu apain. gua juga ga peduli sama dia"

"tch, fine i'll do it"





nahlo konflik apalagi ini :). BTW MAAF BANGET PART YANG INI PENDEK BANGET HUE, SOALNYA MAU AKU BUAT DI PART SELANJUTNYA CERITANYA BIAR KALIAN KEPO HEHE. makasi banyak yang udah vote dan komen di setiap ceritaku dan setiap aku upload huaaaa aku terharu sumpah :")))))))). kalian jangan bosen-bosen ya sama ceritaku :)))).

A Love Letter [ALUCARD X HARITH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang