Pt 11

1K 92 26
                                    

kini alucard sedang mengantarkan silvanna pulang, tapi alucard hanya diam saja. silvanna benci jika alucard diam saja, biasanya alucard akan memulai percakapan lalu mereka akan tertawa bersama. 

'ini semua gara-gara leonin sialan itu!' batinnya

alucard menghentikan mobilnya di depan rumah silvanna. seperti biasa alucard tidak mengatakan apa-apa.

"eh, alu. besok aku boleh kerumahmu?" tanya silvanna

"kenapa?"

"ada beberapa pelajaran yang aku ga ngerti hehe. ajarin ya" ucap silvanna lalu ia masuk ke dalam rumahnya.

alucard hanya diam lalu ia kembali ke rumahnya. 

***

"makasih ya kak udah anterin pulang" ucap harith kepada dyrroth. 

"besok mau pulang bareng lagi?" ajak dyrroth. sebenarnya harith ingin menolak tapi ada sesuatu dihatinya yang menginginkannya untuk menerima ajakan dyrroth.

"eum, boleh kak. yaudah harith masuk dulu ya. hati-hati kak" ucap harith lalu masuk kerumahnya.

dyrroth hanya menatap punggung leonin itu, semakin ia menghabiskan waktu dengannya semakin tertarik ia dengan harith. 

'aku harus mendapatkan leonin itu' batin dyrroth lalu meninggalkan rumah harith.

***

bughh!!!

silvanna membanting bantalnya ke lantai, sementara dyrroth sibuk dengan hpnya sendiri.

"kenapa alucard bisa suka dengan leonin berengsek itu?!" 

"yah, leonin itu memang menarik" jawab dyrroth dengan muka datar.

"kenapa lu malah mihak dia sialan!" teriak silvanna. 

"gua ga mihak dia bodoh"

silvanna diam, ia memikirkan rencana agar bisa membuat alucard menjauh dari harith, tapi otaknya buntu.

"gua punya rencana dan gua yakin pasti berhasil" ucap dyrroth dengan senyuman miringnya

***

"hihhh, prnya banyak banget sihhh!!!" keluh harith sambil mengacak acak rambutnya.

"padahal udah ngantuk, kalo sebanyak ini kapan aku tidur huaaa" lanjutnya.

harith berdiri meninggalkan meja belajarnya dan menjatuhkan diri di kasurnya. harith mengingat kembali kejadian saat alucard dipeluk oleh silvanna. 

"mungkin aku terlalu sensi" ucap harith lalu memilih untuk tidur.

(bocil enak banget ya pr ngga dikerjain malah ditinggal tidur-author)

***

keesokan harinya, harith menjalani harinya seperti biasa. bergaul bersama nana dan harley, mengikuti pelajaran membosankan 

"Harith, dimana pr matmu?" Tanya bu Esme. Harith auto cengo. Kemarin ia tidak menyelesaikan prnya dan malah tertidir di kasur empuknya.

"A-aduh bu, harith lupa. Kemarin harith ngantuk banget jadi langsung tidur" ucap harith sambil pasang muka imut andalannya. Untung aja bu Esme masih baik hati, harith pun diberi tambahan waktu sehari untuk mengerjakan prnya. Coba saja jika harith tidak mengerjakan pr milik bu vexana, mungkin udah gosong semua dia dijemur dibawah sinar matahari.

Nana yang duduk disebelah harith pun melirik harith sekilas. Nana tahu ada yang salah dengan harith, semalas apapun harith, harith tidak pernah tidak mengerjakan PR.

"Psst, harith" bisik nana. Harith segera menoleh dari lamunannya tadi.

"Eh? Kenapa nana?"

"Nanti pas istirahat mau beli roti selai?" Tanya nana, ia ingin membuat mood harith menjadi lebih baik. Yang benar saja, telinga harith langsung berdiri, wajahnya pun berseri.

"Roti selai?! Ayo nanti beli!" Teriak harith

"Harith! Bisa diyam TYDAC?!" Teriak bu Esme.

"Ah iya maaf bu, maaf" pinta harith.

***

Istirahat pun tiba, nana dan harith segera menuju ke kantin. Mereka berlari secepat mungkin, berharap bahwa mereka bisa kebagian roti selai strawberry kesukaan mereka.

Harley? Jangan tanya dimana dia. Dia lagi mesra-mesraan sama gusion di dalam kelas.gggg

"Hufft, capeknya-" keluh harith yang sudah ngos-ngosan. Nana yang tidak kalah ngos-ngosan juga mengeluh

"Iya hufft-"

Lalu mereka berdua menyudahi acara keluh mengeluh itu dan segera mencari roti selai kesukaan mereka. Mata mereka menyusuri keranjang makanan di kantin satu persatu.

Mata harith pun menangkap roti yang dibungkus dengan tulisan strawberry diatasnya.

"Nana, ketemu!" Ucap harith sambil menunjuk roti tersebut.

"Yah, tapi sayangnya cuma satu" ucap nana sambil menatap roti itu sedih.

"Eitss kan bisa dibagi dua" ucap harith sambil merasa pintar. Nana segera menoleh dan tersenyum senang

"Ehh, beneran? Yeiyy makasi harith!" Ucap nana kegirangan. Akhirnya mereka membeli roti itu dan segera memakannya, tak lupa dibagi setengah dulu :)

"Nyam nyam. Rwoti swelai kwantin mwemwang enwak!" Ucap nana dengan mulutnya yang penuh roti itu, sampai-sampai mulutnya merah semua berkat selai yang belepotan.

Harith yang melihat itu tertawa renyah. Ia mengangkat tangannya dan menghapus sisa-sisa selai yang ada di mulut nana.

"Nana kalo makan dihabisin dulu ih. Belepotan semua kan jadinya!" Balas harith sambil terkekeh. Sementara itu nana sendiri  sudah merasakan bahwa pipinya mulai memanas, ia pun memalingkan wajah dah segera menghabiskan rotinya. Harith juga melakukan hal yang sama. Setelah mereka selesai makan, mereka segera kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seperti biasa murid-murid berhamburan keluar kelas. Harith segera menuju keparkiran untuk menepati janjinya yaitu pulang bersama dyrroth.

Harith menunggu dan terus menunggu, selama 10 menit namun dyrroth belum datang juga. Harith berpikir bahwa dyrroth mungkin sedang piket atau ada urusan, jadi ia memutuskan untuk menunggu lebih lama lagi.

Namun, tiba-tiba pemandangan yang sangat tidak disukai harith muncul. Ya, silvanna sedang berjalan bersama alucard, lagi-lagi ia memeluk lengan besar alucard. Harith geram melihat itu dan berusaha memalingkan pandangannya tapi ia tidak bisa memalingkan wajahnya saat melihat silvanna tiba-tiba menarik kerah alucard dan mencium bibir alucard. Harith segera membelalakkan matanya, ia melihat dengan jelas bahwa silvanna sedang mencium alucard dan melumatnya.

Tiba-tiba harith merasa pipinya basah. Air mata jatuh satu persatu membasahi pipinya yang lembut itu. Harith merasa ada seseorang yang memegang pundaknya.

"Oi, lu kenapa?" Harith tau suara itu, ia segera berbalik dan memeluk dyrroth, membasahi baju dyrroth dengan tangisannya. Harith benar-benar merasa sakit di hatinya. Ingin rasanya ia pergi jauh-jauh dari sini dan tidak bertemu alucard lagi. Sementara dyrroth membalas pelukan harith dan mengelus kepalanya.

"Sudah jangan nangis. Nanti manisnya hilang" rayu dyrroth sambil tersenyum licik.





HUAAA MINNA, MAAFKAN AUTHOR YANG HIATUS TERLALU LAMA. AUTHOR SIBUK SOALNYA JADI NGGA SEMPAT LANJUTIN INI FF MAKASI BUAT KALIAN YANG MASIH SETIA NUNGGUIN AUTHOR UPDATE. AUTHOR JANJI KOK KEDEPANNYA BAKAL LEBIH SERING UPDATE. SEKALI LAGI MAAF YA READERS KU SAYANG 😭😭

A Love Letter [ALUCARD X HARITH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang