Pt 3

1.4K 141 45
                                    

Harith menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Ia memeluk bantalnya erat-erat sambil memikirkan kejadian hari ini. Ia masih bingung dengan maksud senyuman alucard terhadapnya tadi. Ya senyuman yang mampu membuat harith terlihat seperti kepiting rebus. Tapi harith tidak bisa menyangkal kalau alucard memang tampan dan senyumannya memang spesial.

"Kyaaaa!!! Kenapa aku malah memikirkannya?! Aku masih normal! Harith kamu masih normal!" Teriak harith kepada dirinya sendiri sambil memukul-mukulkan tangan dan kakinya ke kasur.

'Tapi, kak alu memang ganteng' batin harith

(Terserah kamu har, yang penting hepi :")-author)

***

Tringgg!!! Tringgg!!!

Jam alarm harith berbunyi, menunjukkan jam pukul 6. Harith bukannya bangun namun ia malah mematikan alarm itu dan kembali tidur.

Sementara itu di sekolah. Harley dan nana sudah menunggu harith.

"Harith mana si kok ga dateng-dateng. Dasar pemalas. Nana, kita masuk dulu yuk" ucap harley. Ekor nana yang semula bergoyang kegirangan pun melemas, begitu pula telinganya. Harley tau bahwa nana sedih, tapi harley ngga bisa berbuat apa-apa.

***

"Eungh...ini jam berapa ya?" Ucap harith yang baru bangun. Ia beranjak dari kasurnya dan melihat jam dan...

"KYAAAAA JAM 7!1!1!1 AKU TERLAMBATTT!!!" teriak harith panik. Ia segera mengambil seragamnya dan menuju kamar mandi dengan tergesa-gesa. Lalu ia mengambil susu yang berada di kulkas dan langsung berangkat.

Sesampainya di sekolah gerbang sudah ditutup. Harith yang sudah ngos-ngosan dan berkeringat pun duduk lemas di depan pagar sekolah. Ia memeluk lututnya. Dan bergumam.

"Padahal aku ngga pernah telat lho, kok aku bisa telat sih" harith terus-terusan menyalahkan dirinya yang tadi mematikan alarm. Padahal ia baru sekali terlambat.

"Lu terlambat?" Tanya seseorang. Harith mendongak, ia mengenal suara ini. Ya tidak salah lagi, ini suara kak alucard!

Harith menoleh dan menatap wajah  alucard. Ia mengangguk pelan.

"Lu biasa telat atau baru aja telat sekali ini?"

"Baru terlambat sekali kak..." ucap harith pelan.

"Tunggu, kakak kok juga diluar?" Tanya harith balik. Ia baru sadar bahwa alucard daritadi berdiri disampingnya.

"Loh baru sadar kalo gua juga telat? Makanya peka dong" balas alucard sambil menjitak pelan kepala harith.

"Ih kakak ya kan aku lagi sedih:(" balas harith sambil menggembungkan kedua pipinya. Sementara alucard hanya terkekeh melihat tingkah lucu leonin putih satu ini.

"Yaudah daripada disini mulu" ucap alucard. Ia bangkit dan mengulurkan tangannya.

"Mau bolos bareng?" Ajak alucard.

(Sesat kau alucrot SESAT-author)

Harith tampak mempertimbangkan ajakan alu. Tapi pada akhirnya ia menerima ajakan alucard dan membolos bersama.

Sebenarnya mereka berdua hanya membolos ke taman dekat sekolah saja karena disitu udaranya sejuk dan pohonnya rindang. Harith yang menyukai udara disana pun menggoyang-gonyangkan ekornya. Tiba-tiba saja alucard mengelus kepala harith

"Mau es krim?" Tawarnya. Yang dikasi tawaran ya jelas mengangguk dengan semangat lah.

"Mau mau mau!!! Rasa coklat ya kak!" Ucap harith.

"Iya wkwkwk" lalu alucard meninggalkan harith duduk di bangku taman sendirian. Harith yang gabut pun mulai merasa ngantuk ditambah udara disana sangat-sangat sejuk. Tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang mendekati harith. Harith yang setengah ngantuk pun tidak bisa melihat jelas.

"Halo, dek. Kesini bareng siapa?"

"Eh... bareng kak alu... *hoam*"

"Dek, saya punya permen mau nggak? Kalo mau ikut saya yuk" entah apa yang harith pikirkan ia hanya mengangguk dan menerima ajakan pria itu. Alucard yang sudah selesai membeli es krim pun segera berlari. Ia memukul pria tadi dengan kasar

"Jangan berani-berani lo sentuh adek kelas gua!" Teriak alucard

Harith pun mulai sadar karena teriakan alu tadi. Ia segera menjauh dari pria itu dan memeluk alucard. Sementara pria itu sudah berlari menjauh.

"Heh lu. Kok mau banget sih diajak orang kek gitu?" Tanya alucard, nadanya cukup marah.

Namun harith tak menjawab, ia masih memeluk alucard. Alucard merasa bahwa bajunya mulai basah. Ya, harith menangis. Alu berjongkok dan mengusap air mata leonin kecil itu.

"Hei, sudah lu ngga papa" ucap alu berusaha menenangkan leonin itu. Bukannya berhenti tapi tangis harith makin menjadi-jadi.

"Hueee, kakak!"

Harith kembali memeluk alucard. Sungguh ia tak tahu apa yang ia pikirkan. Untung saja alucard datang tepat waktu untuk menyelamatkannya. Kalau tidak harith sekarang sudah menjadi bahan siksaan.

Alu menggendong harith ala piggyback dan bertanya dimana rumahnya. Daripada mereka lanjut bolos diluar, ia takut harith akan kenapa-napa.

***

"Eungh... loh kok aku sudah dirumah?" Ucap harith sambil mengusap matanya pelan.

"Bukannya tadi aku jalan-jalan bareng kak alu ya?"

Harith pun berusaha untuk mengingat-ngingat kembali apa yang terjadi

Flashback

"Eh rumah lu dimana?"

"Eh disitu kak deket bla bla bla"

P.s author males bikin alamat

Alu pun menggendong harith dan menuju ke alamat yang disebutkan harith. Harith yang sudah setengah tertidur di gendongan alu tiba-tiba mengingau.

"Eunghh, kak alu ganteng" ngingau harith. Kemudian ia kembali tidur dan tidak mengluarkan suara.

Sementara alucard? Jangan tanya. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus sekarang, ditambah jantungnya yang dag dig dug sedari tadi. Bisa-bisa keimutan harith ini membunuhnya.

Flashback off

"Tunggu, jadi aku dianterin sama kak alu sambil..."

"DIGENDONG?!"

triple apdet muehehehehehe tapi pendek ehehehehe. Soalnya aku mau bikin kalian kepo. Kauaknya ini chapter paling membosankan menurutku :") hehe maaf ya. Makasih juga buat yang vote and comment jangan bosen2 sama ceritaku yahhh

A Love Letter [ALUCARD X HARITH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang