Pt 5

1.1K 121 67
                                    

"Kalo gua beneran suka lo gimana?"

1 kalimat yang mampu membuat harith terdiam seribu bahasa. Jantungnya serasa akan meledak. Ia ingin mati sekarang juga.

"Ma-maksud kakak?" Tanya harith, tapi ia tak kunjung mendapatkan jawaban, melainkan sebuah elusan diatas kepalanya.

"Gua anterin pulang" ucap alucard.

"E-eh ngga usah kak. Harith nu-nunggu hujannya berhenti aja" tolak harith.

"Ikut aja"

Tanpa ba bi bu alucard menarik pelan tangan harith dan mengajaknya ke parkiran sekolah, dimana mobilnya terparkir. Sementara harith, ia hanya bisa menurut saja. Lagipula harith tak berani melawan alucard yang badan dan ototnya sebesar itu.

Alucard membuka pintu mobilnya dan menyalakan mobilnya sementara harith hanya berdiri di samping mobil.

"Ngapain berdiri disitu terus? Masuk la" ucap alucard sambil membukakan pintu dari tempat duduknya.

"I-iya kak" ucap harith lalu masuk ke mobil, tidak lupa mengenakan sabuk pengaman juga.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara, hanya ada keheningan seperti biasa. Harith yang masih mengantuk pun melanjutkan tidurnya.

Harith tertidur dengan pulas, rupanya ia sangat-sangat lelah. Sementara alucard hanya bisa tersenyum dan fokus ke jalan.

***

Sesampainya di rumah harith, harith masih tertidur pulas. Alucard pun keluar dari mobilnya dan menggendong harith masuk ke rumahnya. Alucard menidurkan harith dikasurnya dan duduk disebelahnya.

Harith? Ia sebenarnya sudah bangun daritadi, tapi ia hanya pura-pura tidur saja. Ia hanya ingin tahu apa yang akan dilakukan alucard.

"Manisnya" ucap alucard sambil mengelus pipi lembut milik harith.

Harith yang pura-pura tidur itu berusaha sebaik mungkin untuk menetralkan detak jantungnya. Ia sendiri juga berusaha untuk tidak bangun.

Alucard hanya menatap wajah leonin putih imut itu, menelusuri setiap inci dari wajah imutnya. Bulu matanya sangat lentik, pipinya sangat mulus, bibirnya sangat indah.

Sungguh alucard merasa sangat tertarik dengan bibir kecil leonin itu. Ia mendekatkan tubuhnya perlahan demi perlahan dan...

Cup!

Alucard sukses mencium bibir mungil harith.

Alucard saja tak sadar apa yang barusan ia lakukan. Tubuhnya bergerak sendiri mencium leonin imut itu.

Alucard segera bangkit dan pipinya memerah, ia segera keluar dari rumah itu dan pulang kerumahnya tanpa mengatakan sepatah kata. Sementara harith yang sudah menahan malu daritadi pun bangun dan menutup mulutnya. Ia tak bermimpi kan? Baru saja alucard menciumnya. Apakah itu realita? Ciuman alucard sungguh lembut, harith sendiri terkejut merasakan lembutnya ciuman alucard.

Harith hanya bisa berteriak-teriak di dalam hati karena ia takut bakalan dimarahin oleh tetangganya.

***

Keesokan paginya, harith segera berangkat sekolah. ia masih kepikiran dengan tindakan alucard kemarin, jantungnya saja masih belum bisa berdetak normal.

'kak alucard kemaren kenapa sih? kok tiba-tiba nyium aku?' batin harith sambil menggembungkan kedua pipi mungilnya.

"pagi harith!!!" sapa nana dengan senyum andalannya. harith menoleh dan melambaikan tangannya.

"pagi juga nana!" balas harith dan tersenyum balik ke nana. nana tersipu malu melihat senyum harith yang biasa ia tunjukkan kepadanya. nana sudah lama menjadi pengagum rahasia senyum manis itu.

nana menggandeng tangan harith dan berkata

"yuk ke kelas bareng!"

"iya yuk. a-achoo!!!" tiba-tiba harith bersin. nana segera menoleh dan menempelkan pipinya ke pipi harith. panas. itu yang dirasakan nana. sementara harith, pipinya justru memerah karena refleks nana yang sangat cepat

"ha-harith demam?! kenapa malah masuk sekolah?!" omel nana dengan wajah agak marah dan khawatir. harith sendiri tidak sadar bahwa dirinya demam, ia hanya merasa agak lemas.

"harith pulang saja, daripada demamnya tambah parah loh :(" ucap nana khawatir.

"nggak papa kok, nanti malah aku ketinggalan pelajaran." balas harith

"ehhh, kan nana bisa catetin buat harith"

"eh ngga usah soalnya tulisan nana ngga bisa dibaca hehe" balas harith

(bocil ga ada akhlak-author)

nana membeku, kata-kata harith ada benarnya sih. tulisannya memang ngga bisa dibaca.

"yaudah deh masuk sekolah tapi setelah istirahat pertama harus ke uks oke?" ucap nana sambil mengangkat kelingking mungilnya.

"iya iya nanti ke uks nana" balas harith sambil menuatkan kelingkingnya dengan kelingking mungil nana. lalu mereka berdua pun masuk ke kelas bersama.

***

setelah istirahat pertama pun harith menepati janjinya dan pergi ke uks. harith sudah inta ijin ke wali kelasnya bahwa ia sakit dan sekarang ia akan menghabiskan waktunya sampai pulang sekoah disini.

harith berbaring di salah satu ranjang. ia segera menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.

'kok aku bisa demam sih? perasaan kemaren juga nggak hujan-hujan' batin harith sambil menempelkan tangan kanannya di dahinya.

tiba-tiba ada yang membuka pintu uks. harith mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke ranjangnya.

"sakit?" ucap orang itu

harith segera menoleh dan melihat ke arah orang itu

"kak alu? kenapa kesini kak?" tanya harith. sementara alucard duduk di samping ranjang harith dan memegang dahi harith

"lu kok panas banget?" tanya alucard. nadanya agak tinggi, menandakan bahwa ia juga khawatir dengan harith.

"e-eh itu, harith juga ngga tahu" ucap harith 

alucard bangkit dan segera mencari kain dan mangkok. ia mengisinya dengan air es. ia mencelupkan kain tersebut kedalam air es dan memerasnya lalu meletakkan kain itu di dahi harith. 

harith hanya bisa tersipu malu diperlakukan seperti ini. pasalnya ia anak yatim piatu, tak ada yang merawatnya jika sakit. ia harus melakukan semuanya sendiri walaupun itu berat.

tangan alucard menyentuh pipi harith untuk mengecek kondisinya namun harith justru memegang tangan alucard.

"kak, jangan pergi..."





HIYAAA MAAF AKU LAMA NGGA UPDATE GAES. SOALNYA SIBUK SAMA KALO MAU NEGLANJUTIN SERING KELUPAAN HUEE.MAKASI BUAT @JoSefinXD YANG SELALU INGETIN UNCEHAH. RENCANANYA HARI INI DOBEL APDET TAPI GATAU YAA HEHE

A Love Letter [ALUCARD X HARITH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang