6. Fight Me

163 6 0
                                    

*bugh* satu pukulan mendarat di rahang Jaemin. Membuat Jaemin tersungkur begitu saja.

Belum sempat mengambil nafas, Jeno malah menambahkan pukulannya lagi pada rahang Jaemin.

"Bisa gak sih sehari aja gak bikin kesalahan?!" Teriak Jeno marah, menatap Jaemin.

Jaemin tidak tau di mana letak kesalahannya. Baru saja dia datang ke sekolah, Jeno sudah lebih dulu memukul wajahnya, tanpa menjelaskan apa kesalahannya.

"Berdiri bangsat! Lawan gue!" Teriak Jeno tepat di depan wajah Jaemin.

Jeno mendecih tepat di hadapan Jaemin, karena Jaemin tetap diam saja. "Sebegitu besarnya reputasi lo, sampai-sampai lo gak ngebales pukulan gue?!" Sarkas Jeno, menatap Jaemin dengan tatapan tidak suka.

Jaemin diam saja. Dirinya masih limbung dan linglung akan pertanyaan Jeno. Ia tidak tau apa kesalahannya, tapi malah di tanyai seperti ini? Lalu dia harus menjawab apa? Apakah respon Jeno akan bagus, kalau dirinya menjawab pertanyaan Jeno?

"Anak emas kesayangan sekolah. Dengan lo mukul gue, gak membuat lo di keluarin dari sekolah ini!" Sambung Jeno, yang masih mengoceh, lantaran Jaemin yang terus terdiam.

Kekehan dan seringaian terukir di wajah Jeno, ketika tau kenapa Jaemin tidak membalas pukulannya. "Gue tau lo takut di keluarin dari sekolah ini, karena bokap gue merupakan penyumbang serta donatur terbesar di sekolah ini. Lo takut kalau misalkan ngebales pukulan gue? Bisa buat lo keluar dari sekolah bukan?" Terka Jeno, yang membuat Jaemin terkejut.

Bagaimana bisa Jeno tau akan hal ini? Darimana Jeno bisa tau hal ini? Siapa yang memberi tau Jeno? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di kepala Jaemin, begitu mendengar ucapan Jeno.

"Gue gak akan laporin lo bangsat! Jadi cepet bangun dan lawan gue!" Teriak Jeno, yang langsung menarik kerah baju seragam Jaemin. Membuat Jaemin bangun secara tiba-tiba.

*bugh* satu pukulan mendarat lagi di rahang Jaemin.

"Bales anjing!" Teriak Jeno frustasi. Kilatan mata Jeno sudah sangat memerah, bahkan rahang Jeno sudah mengeras.

*bugh* satu pukulan yang sangat kencang mendarat di rahang Jeno. Membuat Jeno menyeringai, begitu mendapatkan pukulan dari Jaemin.

Energinya kembali begitu mendapatkan pukulan dari Jaemin. Bukan hanya energi, emosinya juga kembali memuncak akan pukulan Jaemin.

Tanpa tunggu lama, Jeno pun segera membalas pukulan Jaemin. Dan terjadilah saling pukul di antara Jeno dan Jaemin.

Sementara di lain sisi, Renjun baru saja menyelesaikan pelajaran tambahannya.

"Jeno sama Jaemin berkelahi di taman belakang sekolah." Teriakan seorang wanita, sukses membuat langkah Renjun terhenti.

Renjun langsung aja memberhentikan wanita yang berteriak tadi. "Apa maksud-mu? Lee Jeno dan Nana--Jung Jaemin Na?" Tanya Renjun yang hampir keterlepasan memanggil nama panggilan khusus Jaemin dari dirinya.

Dirinya memang sering memanggil Jaemin dengan sebutan Nana, ketika mereka sedang berdua. Kata Nana juga di ambil dari nama belakang Jaemin. Nama belakang Jaemin kan Na, Renjun yang merasa aneh pun menambahkan Nana, agar Na tidak kesepian. Random memang, tapi itulah cerita yang sebenarnya.

Sang wanita itu menganggukkan kepalanya. "Iya! Mereka berdua tengah berkelahi di taman belakang sekolah." Ujar wanita itu, yang membuat Renjun langsung berlari ke taman sekolah.

Berlari di sepanjang koridor dengan sekuat tenaga, agar dirinya dapat tiba dengan cepat ke taman belakang sekolah.

Suara deru nafas Renjun yang baru saja tiba di lokasi kejadian. Ia dapat melihat Jeno dan Jaemin yang tengah memukul satu sama lain.

Tanpa tunggu lama, Renjun langsung bergegas memisahkan mereka, dengan cara berdiri di tengah-tengah. Ia sudah tidak perduli apakah dirinya kena pukul atau tidak.

"Stop." Pinta Renjun, menatap Jeno penuh permohonan.

Jeno yang awalnya ingin membalas pukulan Jaemin pun mengurungkan niatnya, begitu melihat Renjun yang sudah berdiri di hadapannya.

"Renjun awas!" Titah Jeno, yang langsung memegang tubuh Renjun, dan ingin menyingkirkannya. Tapi belum sempat menyingkirkannya, Renjun sudah lebih dulu memeluk Jeno dari depan.

"Aku gak akan lepasin, kalau kamu gak pergi dari sini. Aku gak suka kamu berkelahi kayak gini Jeno." Pinta Renjun yang saat ini ada di dekapan Jeno.

Netra Jeno terus memandang Jaemin dengan kilatan marah, sama halnya dengan Jaemin yang juga tengah memandangnya.

"Jeno... aku takut." Lirih Renjun, yang sukses meluluhkan Jeno.

Jeno langsung membalas pelukkan Renjun, dan membawa Renjun pergi dari sini.

Sebelum pergi, Renjun sempat melihat wajah Jaemin yang terluka parah. Sama halnya dengan wajah Jeno.

Akhirnya, Jaemin dapat membalas tindakan Jeno. Tapi bukan berati Renjun suka perkelahian ini.

Ia sudah sering kali memberi tau Jeno untuk memberhentikan bullying ini. Tapi Jeno tetap tidak mengidahkan ucapannya, dan masih meneruskan itu. Maka dari itu Renjun meminta Jaemin selaku pihak korban untuk membalas perbuatan Jeno, sebagai pertahanan dalam menjaga dirinya sendiri.

Sampai di parkiran sekolah, Jeno baru melepaskan pelukkan Renjun. Ia langsung meraih wajah Renjun. Melihat wajah Renjun dengan lekat.

"Maafkan aku." Ucap Jeno, yang langsung mencium kening Renjun. Membuat Renjun sempat mematung sejenak akan tindakan Jeno.

Padahal Jeno sering mencium kening ataupun pipinya. Tapi tetap saja dirinya masih terkejut akan tindakan Jeno.

"Apakah masih takut?" Tanya Jeno, menatap Renjun dengan senyuman tipisnya.

Renjun menggelengkan kepalanya, yang membuat Jeno mengembangkan senyumannya. "Kamu kenapa bisa ada di sini? Katanya kamu gak ikut kelas tambahan." Tanya Renjun yang bingung atas keberadaan Jeno. Mana Jeno tidak membawa tas, kalau memang benar dia mengikuti kelas tambahan.

"Aku emang gak ikut kelas tambahan. Aku ke sini mau jemput kamu. Kita makan siang bersama." Ujar Jeno, yang langsung membukakan pintu mobil untuk Renjun masuk.

"Kenapa gak bilang dulu sih?!" Protes Renjun, namun tetap masuk ke dalam mobil Jeno. Di susul Jeno yang juga masuk ke dalam kursi kemudi.

"Kejutan. Aku sengaja gak bilang kamu dulu." Ujar Jeno, yang saat ini tengah memasangkan seatbelt untuk Renjun.

"Ya tapi setidaknya bilang Lee Jeno. Kalau misalkan gak bilang, setidaknya jangan berkelahi. Kau tau sendiri bukan, aku sangat tidak menyukai kekerasan. Apalagi kekerasan itu bukan untuk membela diri." Jelas Renjun, yang tidak ada hentinya memberi tau Jeno.

"Kau ingin makan apa?" Tanya Jeno, mengalihkan ucapan Renjun, yang membuat Renjun menghela nafasnya kasar.

"Selalu saja mengalihkan ucapan aku yang satu ini." Ujar Renjun yang sudah merengut kesal.

Berbeda dengan Jeno yang malah terkekeh dengan ucapan Renjun. Terlebih ketika dirinya melihat wajah Renjun sekilas, sebelum dirinya memfokuskan kembali pada jalan.

"Jadi mau makan apa? Hot pot atau sushimi?" Tanya Jeno, menawarkan 2 pilihan makanan untuk Renjun.

"Solarian." Jawab Renjun, yang lagi-lagi membuat Jeno terkekeh.

"Pilihannya cuma 2 sayang." Peringat Jeno.

"Tapi aku mau itu!" Sunggut Renjun.

"Baiklah."

REASON - NORENMIN+JUNG FAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang