2. BARANG JAMINAN

406 34 13
                                    

Happy reading

Bel pulang sekolah sudah berkumandang sedari tadi tetapi ada seorang gadis masih dalam dunia mimpinya. Dia adalah delva

Entahlah dia jika sudah tidur tidak pernah terganggu. Saat bel tadi temanya sudah membangunkannya dengan sekuat tenaga entah mencubit pipinya dengan keras dan menarik rambutnya dengan pelan tetapi tetap saja tidak ada pergerakan sama sekali. Sungguh seperti orang mati.

Delva terbangun dari tidur nyenyaknya, ia sempat bermimpi sedang di bully oleh orang tetapi tidak tau siapa, hanya samar-samar terlihat. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas dan itu mampu membuat kerutan di dahinya.

"Ni pada praktek apa.., tapi kok sepi" delva menatap jam di dinding, bola matanya membesar saat tahu jam menunjukan pukul tiga sore.

"Elena bangke, kok gue di tinggal sih"
Delva berlari ke gerbang sekolah. Huh untung belum di tutup, jika sudah tamatlah riwayat gadis itu.

"Elena kenapa lo gak bangunin gue sih, pasti Abang gue nunggu lama tadi. Mana hp gue lowbat lagi"

"Arrgggg... Terus gue pulang pake apa, masa pake kaki, kan pegel"

"Apa gue coba telfon bara kali yah, siapa tau mau jemput gue"

Gadis sengklek itu mulai mengutak-atik ponselnya tetapi tidak bisa menyala dan ia lupa sesuatu "delva bego, hp Lo mati"

Tidak ada cara lain selain berjalan kaki, sungguh menyebalkan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, delva akhirnya sampai di rumah minimalis yang di tempati oleh kakak laki-laki dan dirinya.

"Assalamualaikum bang-ke"

"Waalaikumsalam, kemana aja lo jam segini baru pulang..?" Perkataan itu masuk ke Indra pendengaran delva membuat gadis itu meremang, sangat dingin dan tidak bersahabat.

"Anu, i-itu gue ketiduran di kelas" cicitnya dengan suara semakin lirih.

"Lain kali bawa kasur sekalian bantal, biar tidur Lo nyaman"

"Ish.. gue abis di hukum tau, Lo gak tau gimana lelahnya adik kesayanganmu ini" delva berucap dengan dramatis dan menarik kerah bajunya dan di kibaskan seperti kegerahan.

Kakak laki-laki delva bernama Kenzo abizair, ia sangat peduli dengan adiknya tapi tidak di tampakan secara terang-terangan.

Kenzo berlalu dari sana menuju kamarnya, sedangkan delva menggerutu di belakang Kenzo.

Sumpah demi kerang ajaib kenapa abangnya sangat menyebalkan dari dulu.

"Ish.. di peluk kek atau apa kek, malah di cuekin"

Delva terus menggerutu dengan berjalan menuju ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang mungkin bau dan lengket.

Malam pun tiba, biasanya Kenzo akan menemani delva untuk belajar karena otak delva yang kurang mampu untuk mengerjakan soal matematika. Author juga gak mampu sih:(

Tapi untuk kali ini Kenzo tidak bisa menemani gadis itu karena ia harus berkumpul dengan temanya untuk membahas skripsi agar hari esok tidak terlalu terburu-buru.

Kenzo bekerja di sebuah cafe untuk menghidupi kebutuhan dirinya dan adiknya. Entahlah ia masih mempunyai orang tua atau tidak karena selama ini kakak laki-laki delva selalu berjuang sendiri dan terkadang juga delva membantunya saat hari libur tiba.

Delva keluar dari kamar dan mendapati abangnya itu seperti bersiap-siap untuk pergi "Bang mau kemana?"

"Cafe"

ALVARO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang