Happy reading
Kejadian beberapa saat lalu terus berputar di otak gadis itu. Ia terus memejamkan matanya agar ingatan itu menghilang tetapi tetap saja bayang-bayang saat cowok itu menempelkan benda kenyal Pada bibirnya membuat ingin mencabik-cabik wajah cowok itu tapi dirinya tidak bisa melihat dengan jelas wajah itu karena cahaya yang kurang dan kejadian itu tepat di gang membuatnya sulit untuk melihatnya.
"Aarrgggg pikiran sialan" delva mengacak rambutnya asal membuat ia seperti orang gila.
Sudah cukup, sekarang pejamkan mata dan segera tidur tapi.. ingatan itu kembali.
"Iih bisa gak sih jangan dia terus yang di ada di pikiran gue, arargghh mana kerasa lagi" gadis itu terus mengacak-acak rambutnya dengan kasar sehingga yang awalnya rapi kini berubah seperti menjadi orang utan.
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan pintu membuat delva yang semula mengacak rambutnya m
Dengan tidak sabaran, delva segera berlari keluar kamar menuju ke pintu utama rumah itu dan di sana terlihat Kenzo sedang membawa sekantung kresek hitam.
"Tumben banget Lo, biasanya udah molor"
Delva menatap malas Kenzo "ya kalo Lo tau gue tidur kenapa ketok pintu?"
"Ya ngetes aja siapa tau lo lagi berak"
"Ih gak nyambung, gak jelas banget sih Lo"
"Udah lah minggir, gue gerah mau mandi" Kenzo menyerobot masuk kedalam rumah dengan mendorong adiknya pelan.
"Plastik hitam jangan lupa ditaruh di meja ya"
"Gue mau meriksa, siapa tau bom atom yang sengaja lo bawa buat bunuh diri karena di putusin si dia" lanjutnya dengan suara lantang di akhiri tawa kecil.
"Adek laknat emang ya Lo" Kenzo meninggalkan delva di ruang tamu yang sedang tertawa karena berhasil menjailinya.
***
Pagi telah tiba, sinar matahari menembus celah gorden kamar delva yang sedang tidur dengan posisi tidak elit. Kaki di atas senderan ranjang dan kepala hampir mengenai lantai jika saja alarm dari ponselnya tidak berbunyi.
"Brisik banget sih" delva bangun dari tidurnya dan mematikan ponsel itu, sesaat ia masih di bawah alam sadar jadi hanya membengong saja di tempat.
Setelah sadar sepenuhnya, delva bergegas membersihkan tubuh agar badannya terlihat segar kali ini. Biasanya delva hanya mencuci muka dan sikat gigi tanpa mandi karena beralasan air dingin jika di pagi hari.
Gadis itu keluar dari kamar untuk sarapan setelah bersiap-siap, ia menatap kakaknya yang sedang makan dengan khidmat.
"Bang masak apa Lo, telor doang?" Tanya gadis itu sambil melihat cara makan Kenzo yang tetap slay.
"Iya.. gue tadi kesiangan ada kelas pagi hari ini. Udah makan apa adanya sih"
"Bukan masalah makan apa adanya, tapi ini gosong bang. Lo mau adek Lo yang cantik ini harus makan makanan pahit seperti kehidupan nya" delva berucap dengan sangat dramatis.
Kenzo menatap lama adiknya itu dan berucap "Lo kalo gak mau juga gapapa,ini buat gue aja. Sana berangkat ntar telat"
Delva segera menarik kursi di depanya dan mengambil secentong nasi jangan lupakan dengan telur ala chef Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Maaf soal ini, Lo bisa pukul gue" ucapnya dengan deru nafas yang tidak beraturan. Wajah cowok itu semakin mendekatkan diri pada wajah delva dan posisinya saat ini begitu dekat. Cowok itu menyambar bibir ranum milik gadis...