Happy reading
Alvaro meletakan tubuh mungil itu di brankar, ia memandang wajah gadis itu. Wajahnya seperti pernah dirinya lihat tapi Alvaro segera menepis semua pikiranya.
Satu gadis masuk kedalam UKS tanpa permisi dan segera mendekati kedua orang itu.
"Duh ini gimana bisa sih jadi begini"
Alvaro hanya diam, bingung mau menjawab apa dirinya saja tidak tahu.
Elena menatap wajah cowok di depanya ini dengan seksama, apakah dia murid baru yang sedari tadi heboh dibicarakan oleh para gadis di SMA ini.
"Lo murid baru ya..?" Tanya elena karena baru pertama kali ia melihat wajah ini.
"Hm"
"Lo mending ke kelas aja deh sekarang, udah ada gue di sini buat jagain si delva"
Alvaro jadi teringat sesuatu "Lo bisa anterin gue ke kelas?"
Elena menatap wajah Alvaro lama, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal "eh.. bisa sih tapi si delva giman--"
Alvaro segera menarik tangan elena tanpa menunggu ucapan gadis itu, terlalu lama dan bertele-tele menurutnya.
Elena menatap kesal tangan yang terus di tarik oleh cowok itu, sungguh menyebalkan.
Saat akan sampai di kelas yang akan di tuju, elena melihat bara yang sedang berjalan santai.
"BARA!!"
bara merotasi tatapanya dan tertuju pada seorang gadis yang sedang berada di sampai seorang lelaki.
Bara segera menghampiri keduanya dan menatap wajah elena dengan raut bertanya.
"Lo tolong temenin si delva ya di uks, gue mau nganterin dia ke kelas"
"Emang kenapa?"
"Dia pingsan tadi" bara berlalu dari sana dengan menatap datar Alvaro.
Alvaro yang di lihat seperti itu juga menampilkan wajah tak kalah datar."Udah yuk cepetan, nanti keburu istirahat"
"Tadi siapa?" Tanya Alvaro tiba-tiba sambil berjalan di depan elena dengan tangan yang berada di saku celana.
"Pacarnya, kenapa? Lo suka ya sama sahabat gue..?" Celetuk elena ngawur, padahal delva saja belum melihat wajah lelaki ini.
"Bisulan gue kalo suka sama temen lo" ucap Alvaro dan terus berjalan tanpa melihat ke belakang.
"Anjir ni orang emang"
"Dimana kelas gue" tanyanya terus berjalan.
"Tuh di depan" Alvaro terus melangkah kan kakinya tanpa mengucapkan rasa terimakasih.
Elena menjadi kesal sendiri lantaran tidak menerima apapun. Seengganya mengucapkan kata terimakasih kek atau apa kek.
"Huh dasar cowok gak punya otak, gak di ajarin sopan santun apah sama keluarganya. Heran banget deh gue sama orang kaya" ucapnya terus menggerutu dengan berjalan dengan cara menghentakkan kakinya.
--o0o--
Delva mengerjapkan matanya, ia sebenarnya sudah bangun sedari tadi saat elena datang ke sini, tetapi dirinya sangat malas mengikuti pelajaran Bu dera. Lebih baik melanjutkan tidurnya.
Gadis itu menatap sekeliling dan menemukan seseorang yang dirindukan. Tetapi ia gengsi untuk mengungkapkannya.
"Ekhemm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Maaf soal ini, Lo bisa pukul gue" ucapnya dengan deru nafas yang tidak beraturan. Wajah cowok itu semakin mendekatkan diri pada wajah delva dan posisinya saat ini begitu dekat. Cowok itu menyambar bibir ranum milik gadis...