Episode 8

19 13 1
                                    

"Bukan kau lalu siapa?" tanya Guanlin berteriak lebih keras lagi, tapi aku tidak berdaya. Aku hanya bisa diam, sulit bagiku mengatakan siapa pelaku yang sebenarnya. 

"Tidak mau mengaku juga?" 

Guanlin pun berniat untuk membuatku mengakuinya dengan cara paksa dengan bantuan teman²nya. ia hanya menoleh mereka dengan menggerakan kepala sekali, mereka langsung mengerti untuk langsung melakukan perundungan yang menyakitkan. 

"Katakan dimana kau mendapatkan kapak itu?" tanya Yuna menjambaki rambutku. 

Lia menampar wajahku dengan keras "ini adalah hukumanmu karena berani macam² dengan My Prince"Ara pun menendang kejantanan Mashiho & melepaskan tangan Asahi. 

"Aakhhh" ringisnya membungkuk merasakan sakit. 

"Kau tidak apa²?" tanya Asahi. 

"Sakit!" pekik Mashiho. 

"Hey kauuu!" teriak Asahi kepada Ara yang sudah berlari memasuki kelas XI - I. 

Ara sontak terperanga, terkejut mendapati kakaknya sedang di rundung. 

Tubuhnya di tendangi mereka semua kecuali Aisha yang hanya diam tidak dapat berbuat apa². Bahkan sesekali di jambaki rambutnya, siswa lain pun ada yang main tangan. sampai hidungnya berdarah "hentikaaan! cukup hentikaan!" teriak Ara tidak di dengar. 

Ara pun berupaya menerobos masuk ke dalam lingkaran kerumunan yang tengah mengeroyokinya namun ia kesulitan masuk. sampai akhirnya Asahi yang tidak terima temanya tengah meringis karena tendanganya Ara langsung masuk, menarik tangan Ara mendorongnya masuk ke dalam kerumunan. sontak mereka menghentikan aksinya menatap Ara yang langsung memeluk Eonninya yang sudah pucat & lemas. 

Sontak ia panik melihat kondisinya "Ya ampun... hidung Eonni berdarah" Aku tidak dapat berbicara apapun, hanya dapat menatap Ara yang tengah menangisiku. 

"Cukup! kalian semua tidak punya hati! kenapa kalian tega melakukan ini padanya? apa kesalahanya?" 

"Kau masih bertanya apa kesalahanya?" Lia berucap kesal. 

"Bukankah kalian sudah merampas uang saku kami & mengambil kalung miliknya? hari ini kami sudah membayar cicilan hutang kami, lalu kenapa kalian masih saja mengganggu kami? kenapaaa" teriaknya frustasi. 

"Asalkan kalian tahu, bukan kakakku yang telah merusak Mobil Guanlin. Tapi Lia lah yang melakukanya, dia telah memfitnah kakakku. dia telah menjebak kakakku!" teriak Ara terus terang. 

Jihoon tertawa mendengar celotehan Ara yang di anggap omong kosong "Kau pikir kami percaya begitu saja? terus saja kalian bela diri, percuma saja" 

"Bisa²nya kau menuduh Eonniku melakukan itu! kalian pikir kalian suci? akui saja kesalahan kalian!" bentak Yuna. 

"Masih saja mengelak padahal bukti sudah ada di tanganmu" umpat Guanlin. 

"Aku benar² sudah muak melihat air mata buaya itu! berhenti menangis! kau pikir kami akan merasa kasihan melihat air mata palsumu itu?" dengus Guanlin. 

Aku tidak dapat menghilangkan isak tangisku membuat Guanlin geram ia seraya menampar wajahku "Aku bilang diam!" bentaknya. 

Tiba² saja seseorang namja menahan tanganya Guanlin serta yang lainya menoleh ke arahnya. Namja itu tidak lain pastinya Doyoung & wanita yang berdiri tepat di belakangnya adalah Ruby. 

Guanlin menatap tajam Doyoung serta yang lainya memandangnya sinis. Guanlin menghempas tanganya kasar "Kenapa kau selalu muncul menjadi pahlawan untuk mereka? apa kau menyukai salah satu dari mereka?" 

Imaginary Friend [ Teman Hayalan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang