EPISODE 11 - Hotel

18 11 8
                                    

Rara yang terbiasa bangun di pagi hari membuka matanya pada saat sebelum matahari terbit. Ia membuka kedua matanya menatap plafond kamar yang tidak biasa di lihatnya, dalam hati ia berkata "Dimana aku?" 

Rara pun menoleh pria yang tidur di sampingnya, setelah menyadari sepanjang malam ada yang memeluknya.

"Aaaahhhh!" teriak Rara histeris mendapati Jihoon tidur bersamanya. teriakanya sontak membuatnya terkejut & langsung membangunkanya "Ada apa? Ada apa?" tanyanya masih belum menyadarinya, setelah melihat Rara yang tengah memeluk tubuhnya sendiri Jihoon sontak berteriak "Aaaahhhh apa yang kau lakukan disini?" tanyanya dengan mata membulat.

"K-kau pasti sudah menyentuhku... K-kau pasti sudah menyentuhku" lirihku dengan nada gemetar.

"Tidak! Tidak aku tidak melakukan apapun! bahkan aku pun tidak tahu dimana kita berada?"

 Jihoon memegang dadanya tersadar baju seragamnya terbuka & ia menoleh Rara pun sama, kemudian ia menggelengkan kepala berkali² karena ia merasa tidak melakukan apapun 

"Aku benar² tidak ingat apapun! Malam ini aku juga tidak minum" gumamnya kebingungan.

Rara menangis sembari terus memeluk tubuhnya sendiri, melihat hal itu membuat Jihoon merasa iba namun tetap saja gengsinya lebih besar 

"Yaaak jangan menangis, kau pikir aku mau menyentuhmu?"

Meskipun berkali² Jihoon mengelak entah kenapa aku merasa takut bila semalam memang terjadi hal yang tidak diinginkan, tapi sayang aku tidak dapat mengingat apapun begitupun dengan Jihoon. Kejadian ini kembali mengingatkanku dengan kejadian di masa lalu di sekolah lamaku membuat traumaku datang.

Jihoon sontak terkejut mendapati Rara yang sudah pingsan "Ra? Rara?" panggilnya tidak ada sahutan.

Jihoon pun menggoyang²kan tubuhnya Rara "Raa... Bangun Raa... Ra jangan bercanda! banguuun!" teriaknya namun Rara tak kunjung bangun. 

"Anak ini pakai pingsan segala... masa aku harus mengantarkanya ke rumah?" 

Jihoon pun mengambil seragam atasanya & rok sekolahnya sembari terus memandangi Rara mengingat ia tidak mungkin menyentuhnya, dirinya pun merasa kebingungan, bagaimana hal ini bisa terjadi?

"Ruby? Aku harus menelfonya?" Jihoon berubah pikiran ia menggelengkan kepala "tidak... aku tidak mungkin memberitahukan hal ini kepadanya, dia pasti berfikir macam²! tuhaaan apa yang harus aku lakukan?" 

Jihoon benar² kebingungan, antara mengantarkanya pulang ke rumah atau membiarkanya disini. tapi itu terlalu kejam bahkan untuk wanita lugu seperti Rara, namun Jihoon tidak berani memakaikanya seragam yang terlepas dari tubuhnya & mengembalikanya kepada keluarganya dalam keadaan seperti ini adalah resiko yang besar untuknya.


Jihoon pun tidak punya pilihan lain, ia pun memasukan seragam Rara ke dalam tasnya & melihat ponselnya Rara yang terdapat panggilan dari ibunya "gawat! ibunya menelfon! kalau aku mengantarkanya ke rumah mereka pasti berfikir aku sudah berbuat macam²!" Jihoon semakin bingung.


"Yasudahlah apapun resikonya harus aku hadapi, yang terpenting adalah kejujuran"


Jihoon mengabaikan telfonya sampai panggilanya berakhir sendiri, lalu ia menggendong tas gendongnya di punggungnya lalu menggendong Rara & tak lupa ia membawa tasnya.
Jihoon membawa Rara menelusuri Hotel seketika menjadi pusat perhatian karena pakaian Rara, namun Jihoon tidak menghiraukanya ia tetap berjalan membawa Rara hingga ke luar gedung Hotel. anehnya Mobilnya ada terparkir disini, sontak dirinya tersentak 

"Kenapa Mobilku ada disini? Semalam aku tidak berniat pergi ke Hotel ini & sejak kapan aku bersama anak culun ini?" heranya.


Semakin banyak berfikir semakin ia merasa bingung, dari pada memikirkan apa yang telah terjadi lebih baik ia cepat² mengantarkan Rara pulang ke rumahnya.

Imaginary Friend [ Teman Hayalan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang