Imaginary Friend [ Teman Hayalan ]

Episode 14

Kehidupan kami terlihat begitu sempurna dan harmonis karena kami dapat saling menjaga.

Kesetiaan mereka membuat hubungan pernikahan begitu kuat karena keterbukaan dan kepercayaan yang besar satu sama lain.

Menikah adalah dua insan yang menyatu dengan ikatan cinta. cinta sejati yang tak pernah ada ingkar janji, sebuah janji suci yang di ucapkan pada saat pernikahan. dimana mereka saling berjanji akan mempertahankan pernikahan mereka dan berjuang bersama-sama sehidup semati. tidak ada namanya penghianatan ataupun dusta.

Mereka sangat memegang teguh janji mereka yang bukan sekedar ucapan melainkan sebuah janji yang membutuhkan pembuktian dengan tindakan dan perbuatan. mereka tak pernah goyah dan tak pernah tergoda pada pria maupun wanita penggoda yang berusaha menghancurkan pernikahan mereka" sindir Ruby secara halus.

Tn. Choi Donghae dan Ny. Zhou jieqiong merasa tersindir dengan ucapanya Ruby "kenapa dia mengatakan itu di depan semua orang? dan tatapan itu seperti menunjukan bahwa sindiranya memang di tunjukan kepadaku" batin Ny. Zhou

"Sial! Ruby berani menyindirku di depan semua orang setelah semua yang sudah ku berikan beginilah balasan darinya" dengus Tn. Choi.

Sedangkan Lia dan Guanlin yang tak tahu apa-apa hanya dapat bertepuk tangan bersama dengan yang lainya.

"...Keluargaku selalu memegang teguh prinsip kekeluargaan. apapun yang menghalangi, waktu ataupun jarak kami tak lepas dari komunikasi dan dukungan. sebesar apapun masalah akan kami hadapi bersama. itulah sebuah keluarga.
Kepercayaan, keterbukaan, kebersamaan, susah senang kami jalani bersama. seperti pada saat kami sempat mengalami kesulitan, perusahaan Appaku hampir mengalami kebangkrutan. tapi sekarang kami bersyukur karena perusahaan Appaku kembali berjaya" semua serentak bersorak serta memberikan tepuk tangan.

Tn. Darren Chan terkekeh kecil lalu ia merangkul sejenak pundaknya "itu semua berkat dukunganmu nak. terima kasih karena selalu ada untuk Appa" Tn. Darren mengkecup kening sang putri.

"Dan terima kasih kepada Tn. Choi selaku rekan kerja saya. karena masih mempercayai saya dalam bisnis yang kita jalani bersama selama bertahun-tahun..."

Tn. Choi pun mengucapkan "sama-sama" dengan senyuman yang lebar. Lia sang putri hanya memasang wajah masam karena ia tak menyukainya namun ia tetap memberikan tepuk tangan.

"... Beliau ini adalah seorang pengusaha besar. aku sangat mengenalnya. menurut penilaianku, dia adalah seorang yang berwibawa, cerdas, gigih dan juga perfectionist. segala yang ia kerjakan harus selalu sempurna. siapa yang tidak mengenal beliau?
selain tampan ia juga sukses. kehidupanya selalu bergelimang harta. aku sangat yakin, di luar sana pasti banyak wanita yang menggilaimu Tn. Choi Donghae" sindir Tn. Darren membuat Tn. Choi seketika tegang

"Apa ini... apa maksud dari perkataanya? apakah ia juga mengetahui hal ini?" batinnya penuh dengan pertanyaan. ia penasaran dengan perkataanya.

"Kenapa kau tampak begitu tegang Tn. Choi? aku ini hanya bergurau saja" ucap Tn. Darren dengan nada candaan.

Tn. Choi pun menanggapinya dengan tertawaan meskipun hatinya masih bertanya-tanya "hahaha ya Tn. Darren aku mengerti"

"Lagipula... Apa yang barusan ku katakan benar kan tuan? kau ini mempunyai segalanya jadi pasti banyak kaum wanita berdatangan menghampirimu. apalagi kau adalah seorang duda dan memerlukan seorang pedamping hidup. lagipula Lia pasti membutuhkan seorang ibu" perkataan Tn. Darren ini memang sangat sulit di tebak. entah dia sedang menyinggung atau memberikan nasehat. tapi Tn. Choi tetap berusaha santai di hadapan semua orang yang tengah memerhatikanya. 

"Ah ku rasa tidak perlu Tn. Darren Chan aku masih belum bisa melupakan mendiang istriku. lagipula Lia belum siap memiliki ibu baru"

Lia sesekali melirik Dadynya kemudian pandanganya kembali lurus ke depan "apa maksud dari apa yang di katakanya? apakah Dady diam-diam telah mencintai seseorang?" Lia kembali melirik ayahnya dari jauh "awas saja jika firasatku benar, aku tidak akan pernah memaafkanya!" dengusnya dalam hati.