07

4.2K 640 103
                                    

Hampir 100 tahun berlalu sejak [Name] berubah menjadi oni. Dan selama itu pula dia tidak pernah bertemu apalagi mengunjungi Muzan. Tidak sebelum dia menjadi sangat kuat dan bisa bersanding dengan Muzan, meskipun hal itu mustahil dilakukan tapi [Name] akan tetap berusaha melakukannya.

"Seharusnya malam ini adalah waktu untuk Muzan menyerang keluarga Tanjiro" [Name] menatap sebuah rumah dengan pandangan datar.

"Jika aku membawa Tanjiro untuk pulang alur cerita akan bagaimana ya....?" [Name] tertawa, dia menggelengkan kepalanya.

"Penciumannya sangat tajam, dalam sekali lihat dia akan tahu jika aku oni"

[Name] berpindah, kini dia memantau dari jarak yang lebih dekat. Aura Muzan sudah mulai terasa mendekat. Dalam beberapa detik, sosok raja iblis itu kini sudah berada di depan rumah Tanjiro.

Auranya masih terasa kuat seperti biasa, bedanya kali ini [Name] masih bisa menahan gejolak aura itu. Dengan tenang [Name] menonton pembantaian keluarga Tanjiro sembari sesekali meringis saat Muzan mengoyak tubuh mereka dengan brutal. Tetap terlihat mengerikan meski dirinya juga sudah sering melakukan hal yang sama kepada banyak manusia.

"Hebat sekali, bisa-bisanya dia membuat salah satu pembunuhnya sendiri" [Name] terkekeh pelan saat melihat Muzan yang membiarkan Nezuko tetap hidup.

Tampak Muzan berdiri, pria itu menyeka darah Nezuko di pipinya. Sorot tajamnya memandang lurus ke rumah Tanjiro yang sudah berlumuran darah.

"Keluarlah, [Name]"

[Name] menyeringai, sudah dia duga Muzan pasti menyadari keberadaannya.

---

Muzan x Reader

OOC

Rated : T

Disclaimer : Koyoharu Gotōge

Story By Sunrishei_

---

"Lama tidak bertemu, Kibutsuji-sama" [Name] memilih berlutut dengan sopan di belakang Muzan. Pencitraan, bagaimana pun Muzan tetaplah orang yang menjadikannya oni. Raja dari segala raja. 

"Heh, kau bisa bertahan rupanya" Muzan berbalik, menatap [Name] dengan tatapan arogannya. Tak ada yang namanya Muzan bucin atau luluh, yang berada di hadapannya adalah fakta bahwa Muzan hanya tertarik pada keabadian dan kekuatan. Bukan wanita apalagi cinta.

Tapi [Name] tak akan menyerah, setelah 100 tahun memantapkan tekad [Name] tentu saja tak akan menyerah dengan mudah. [Name] berdiri, mematahkan ketakutannya terhadap aura Muzan, kini dia dapat balas menatap ke arah Muzan. Meskipun tak dapat dipungkiri jika dalam hati dia merasa takut begitu bersitatap dengan iris yang senada dengannya itu.

Aura [Name] menguar, itu adalah pengalihannya rasa takutnya terhadap aura Muzan. Muzan terlihat sedikit berjengit saat melihat aura [Name], lantas raja iblis itu menyeringai. Aura [Name] kuat juga.

"Berlu-"

"Tidak" [Name] memotong perkataan Muzan membuat Muzan mengernyitkan keningnya, menahan amarah. Tekanan aura yang dikeluarkan Muzan semakin menguat, seolah menegaskan jika [Name] tidak akan pernah bisa bersanding dengannya. [Name] menundukkan kepalanya, sial tatapan Muzan sangat menyeramkan.

"Orang ini, tekanan auranya kuat sekali. Oh astaga bodoh! Tidak ada yang tahu apakah Muzan sedang membaca pikiranmu. Ah, tapi aman saja kan? Aku tak terikat dengannya"

Hello, Master! | Muzan x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang