08

3.5K 510 34
                                    

[Name] membuka matanya. Baru beberapa detik dia menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya, dadanya bergemuruh. [Name] merasa sangat lapar, dia butuh darah manusia sekarang.

Tiba-tiba [Name] berdiri, air liur keluar dari mulutnya, kukunya memanjang, urat-urat tampak menonjol. [Name] butuh darah saat ini, dengan brutal dia mendobrak pintu yang ada di sana. Namun, sebelum [Name] berhasil menginjak ke luar ruangan sesuatu terasa menahannya.

[Name] dipaksa berbalik, itu Muzan. yang menahannya adalah Muzan. [Name] mendesis, lantas berteriak kemudian berniat menyerang Muzan dengan kuku-kuku panjangnya. Tolong jangan salahkan [Name], dia hanya sedang kehilangan akal sehatnya. Yang dia lakukan sekarang juga di bawah alam sadarnya.

brukk

Tubuh [Name] terbanting ke belakang, dia mengerang lantas segera berdiri kemudian kembali menyerang Muzan. Kali ini gerakannya lebih gesit, namun dengan mudah Muzan menghindar dan kembali menghempaskan [Name] sehingga gadis itu terpental menabrak tiang-tiang yang berkesinambungan hingga beberapa meter.

"Kau hebat juga, dapat bertahan setelah menerima sebegitu banyaknya darahku. Kau menarik, [Name]. Sangat menarik! Seperti janjiku, aku akan menjadikan mu seorang Upper Moon tingkat bawah. Sebagai ucapan selamat datang aku akan kembali memberimu darah, dan jika kau dapat bertahan kembali bunuh anak yang menurutmu dapat membunuhku di masa depan"

Tangan monster yang lebih terlihat seperti daging hidup itu menyuntikkan darah ke leher [Name]. Sial, apa dia harus menderita rasa sakit lagi setelah terbangun selama beberapa menit?

Brengsek, kenapa alur hidup isekainya tragis sekali.

---

Muzan x Reader

OOC

Rated : T

Disclaimer : Koyoharu Gotōge

Story By Sunrishei_

"Brengsek, sialan, pria itu brengsek. Tak ada yang lebih brengsek dari Kibutsuji Muzan. Iblis sekalipun bisa merasa kecil saat berhadapan dengan Michael Jackson kw itu. Jelas, Muzan merupakan seorang raja iblis. Orang yang mengatakan manusia lebih kejam dari iblis sepertinya tidak pernah melihat bagaimana iblis yang sesungguhnya bertindak. Mengesalkan, aku ingin sekali membunuhnya. Benar juga, jika aku berhasil membunuh Tanjiro, si raja iblis sialan itu akan aku bunuh dengan kedua tanganku sendiri" [Name] bergumam mengumpati Muzan. Dia sudah tersadar sejak 1 jam yang lalu di ruangan yang sama.

[Name] bahkan tak tahu siapa yang membawanya ke ruangan ini. Ah, mungkin Muzan dengan menggunakan kekuatan pengendali oni nya yang jelas dia kesal, teramat sangat kesal kepada pria Kibutsuji itu. Lihatlah, bukankah mental [Name] itu kuat sekali? Dia bahkan masih bisa mengumpati Muzan setelah melewati berbagai macam rasa sakit. [Name] seolah tak ingat jika sebelumnya dia hampir mati karena Muzan.

Badannya berguling kesana kemari, ayolah dia bahkan sudah dekat dengan Muzan. Tapi kenapa [Name] tidak merasakan hilal perubahan genre cerita? Seharusnya Muzan mencintainya kan? Atau paling tidak para oni yang lain jatuh cinta pada kecantikannya.

KENAPA NASIB [Name] BERBEDA DENGAN KARAKTER OUT CHARA LAINNYA?! BUKANKAH SEHARUSNYA DIA MEMILIKI MINIMAL 1 LAKI-LAKI DARI PARA KARAKTER UTAMA ATAU TAMBAHAN DI ANIME DAN MENJALANI KEHIDUPAN PENUH CINTA! BUKAN PERTARUNGAN DAN PERLAKUAN SEPERTI INI.

[Name] lupa jika saat masih menjadi manusia ada beberapa orang yang menyatakan cinta padanya. Namun dia tolak karena fokus untuk mengejar dan memikat hati Muzan.

"Jadi begini ya rasanya menjadi figuran? Rasanya sekarang aku mengerti jika ekspetasi dan realita memang tidak pernah sejalan"

[Name] mendecak kesal, lantas dia berdiri. Kepalanya mendongak, menatap ruangan yang tak jelas mana atap dan dindingnya. Dia tak tahu ini siang atau malam, akan beresiko jika [Name] memilih untuk ke luar ruangan. 

"100 tahun yang lalu aku hanya bisa melihat ini semua dari layar laptop, tapi sekarang aku ada di dalamnya. Hahahah, para penggemar lain akan sangat marah jika tahu aku justru bersekutu dengan villain"

[Name] tertawa, sebenarnya selama ini dia menganggap jika dirinya sedang mengalami lucid dream yang berkepanjangan. [Name] masih teguh pada pemikirannya jika dunia yang menjadi tempatnya hidup saat ini itu bukan dunianya sendiri, karenanya [Name] tak takut akan kematian atau menyesal saat melakukan pembunuhan.

Meskipun pada kenyataannya [Name] telah hidup 100 tahun di dunia ini, tetapi rasanya dia baru hidup selama beberapa tahun. Karenanya, dia masih mengingat jati dirinya sebagai manusia nyata. Bukan penduduk asli dunia ini.

"Benar juga, aku baru meminum darah Muzan dua kali dengan dosis yang sangat banyak. Seharusnya saat ini aku sudah menjadi sangat kuat. Mungkin sudah sangat kuat untuk bertahan hidup di bawah sinar matahari, ayah pemilik tubuh lama menguasai teknik pernafasan matahari kan?"

[Name] menjentikkan jarinya, lantas dia melompat ke sana kemari; mencari pintu keluar.

"Are? Masih malam atau sudah berganti hari?" [Name] bertanya pada dirinya sendiri kala melihat langit yang masih gelap. Guna memastikannya [Name] pergi lebih jauh, benar ternyata, hari masih malam. Jadi dia tak perlu mengambil resiko.

[Name] berhenti di salah satu dahan pohon yang tumbuh beberapa puluh meter dari rumah Urokodaki. Dia melihat Tanjiro ada di rumah itu yang artinya beberapa hari telah berlalu sejak pembantaian keluarga Tanjiro.

"Jika aku ragu, Muzan akan membunuhku. Tapi ini........ Hahhhh, haruskah aku membunuh bocah itu sekarang?" Sontak [Name] menggeleng. Tidak, tidak. Urokodaki mantan hashira yang kuat, alih-alih berhasil membunuh Tanjiro yang ada dirinya terbunuh Urokodaki.

[Name] masih belum percaya diri dengan kekuatan darah iblisnya. 

"Sekarang aku salah satu anggota lower moon, meskipun aku tak yakin apakah Muzan serius atau hanya membujuk saja seperti yang dia lakukan kepada Susamaru. Yang pasti tugas pertamaku adalah membunuh Tanjiro, tapi itu tak bisa aku lakukan sekarang. Urokodaki ada di sana"

"Sebenarnya bukan itu masalahnya. Aku ragu..... Bagaimana pun juga aku ingin melihat Tanjiro berkembang dan bertemu dengan teman-temannya" [Name] menggeleng keras, lantas dia menampar pipinya sendiri.

"Kenapa hanya tubuhku saja yang menjadi oni?! Kenapa jiwaku tidak?!" [Name] mengerang, sejujurnya ini yang dia herankan. Jika dia memang oni, seharusnya [Name] tak memiliki belas kasih dan keraguan dalam membunuh, atau paling tidak dia kehilangan ingatannya saat menjadi manusia seperti yang dialami Rui. Tapi ini tidak, yang berubah menjadi oni hanya tubuhnya saja. Jiwanya masih dengan apik mengingat semua memori hidup yang pernah di alami [Name].

"[Name] kau tidak boleh ragu. Bunuh saja Tanjiro lalu buat Muzan memujimu meskipun itu mustahil" [Name] mencoba menyemangati dirinya sendiri. Lantas dia berdiri, hendak pergi karena matahari sudah tampak akan memancarkan sinarnya.

"MARI BERJUANG [Full Name]"

TBC

#SheiTalk

Hallo?

Hello, Master! | Muzan x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang