Bab 8 - Maaf

33 3 0
                                    

Begitu selesai memimpin meeting hari itu, Titan langsung buru-buru kembali ke ruangan. Tadi sempat ia melirik ke jam tangan pintarnya dan terlihat ada satu panggilan masuk di layar monitor.

Benar saja sesuai dugaan. Trixie sempat menghubungi. Lalu siapa yang menjawab panggilannya tadi? Karena tercatat ada riwayat panggilan selama hampir dua menit. Titan bingung dan keluar ruangan untuk bertanya pada Frix.

"Frix, tadi kamu dengar suara smartphoneku bunyi?"

"Oh tadi aku keluar makan sebentar." Kenapa memangnya? Coba kalau tidak kamu tanya saja pada Samantha. Sepertinya tadi dia mencarimu di ruangan," jelas Frix sambil mengunyah makanan.

"Apa Samantha? Hmm oke." Titan bergegas menuju ruang Samantha

"Oleloho (salam) Titan! Tumben kesini? Cari aku ya?" goda Karlyn.

"Mana Samantha?" Titan bertanya cepat tanpa menanggapi omongan Karyln padanya.

"Ehh ohhh...Samantha? Hmm itu dia disana!" ujar Karyln sambil berdiri dan menunjuk ke arah ruangan di pojok sebelah kanan pintu masuk.

Titan bergegas mendatangi Samantha dan menanyainya perihal smartphonenya tadi. Sekarang hal itu menjadi penting bagi diri Titan. Ada seseorang yang dia sudah anggap penting lebih tepatnya.

"Samantha!" panggil Titan

"Ehhhh Titan! Oleloho!!! (salam)," sapa Samantha sambil tersenyum manis memamerkan gigi gingsulnya.

"Tadi kamu mencariku ke ruangan? Kamu menjawab panggilan masuk di smartphoneku ya?" Titan bertanya tergesa-gesa.

"Oh iya tadi aku mau menyerahkan laporan ini. Ya uda mumpung kamu disini, nih aku berikan laporannya ya!" ucap Samantha lagi.

"Samantha! Kamu menjawab panggilan masuk di smartphoneku ya?" tanya Titan lagi dengan nada yang tegas kali ini.

Samantha terkejut dan menoleh ke Titan lalu menjawabnya dengan manja.

"Iya tadi waktu aku ke ruanganmu, ada panggilan masuk tapi saat aku angkat tidak ada yang penting sih. Aku sudah tanya apa ada pesan, orangnya bilang gak ada. Gitu aja kok. Memangnya kenapa sih? Memang orang penting ya?"

"Lain kali jangan lancang ya!" sahut Titan lalu pergi meninggalkan Samantha begitu saja.

Titan begitu kesal. Ia tak mau Trixie salah sangka padanya. Padahal baru saja mereka mau merakit sebuah hubungan, malah terjadi hal seperti ini yang bisa menimbulkan polemik diantara mereka berdua.

***

Trixie masih bergelut dengan pikirannya yang macam-macam mengenai Titan. Ia berpikir jangan-jangan Titan sudah memiliki hubungan dengan perempuan lain di Planet Atopice.

Atau bisa jadi sebenarnya Titan hanya menganggapnya biasa saja. Dia bukanlah siapa-siapa buat Titan? Trixie mulai gusar bahkan sampai memikirkan perbedaan kelas antara mereka berdua yang akan jadi penghalang.

Campur aduk yang dirasakannya seperti menjadi konfirmasi tentang betapa besar ketertarikan yang memang sedang ia rasakan pada Titan.

Apa daya, jarak yang memisahkan memang tidaklah mudah dalam sebuah hubungan, bukan?! Semua jadi serba salah. Komunikasi yang lagi-lagi harus dibangun sebagai jembatan.

Smartphone Trixie tiba-tiba bergetar dan jelas terpampang nama Titan memanggilnya. Sontak ia pun terkejut dan bimbang untuk meresponnya. Akhirnya ia menerima panggilan itu.

"Oleloho (salam) Trixie!" Suara Titan terdengar jelas.

"Yooo Oleloho (salam juga)!" jawab Trixie pelan.

The Twin PlanetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang