Sore itu berganti menjadi malam karena matahari punya tugas untuk menyinari belahan dunia yang lain.
Masing-masing orang punya kegiatannya masing-masing. Begitu juga dengan Sawamura yang saat ini sedang makan malam bersama rekan timnya di kantin asrama.
Sawamura yang sedang duduk di mejanya dan bersiap memakan makan malamnya berhenti untuk menyendok nasi yang sudah ia ambil dari piringnya.
Ia melihat sosok laki-laki yang sedari sore membuat otaknya berfikir keras tentang apa yang di katakan laki-laki itu padanya.
Jeremy yang dengan santai melangkahkan kakinya kearah Sawamura berhenti untuk menarik kursi di depannya. Duduk dengan santai, dan memakan makan malamnya.
Mata Sawamura tak melepas pandangannya dari tetangga kamarnya tersebut sampai akhirnya Jeremy membuka suaranya.
"Kau takkan bisa kenyang jika terus memandangiku"
Jeremy tak menoleh kearah Sawamura dan tetap sibuk dengan kegiatan makannya. Sawamura yang tidak sadar bahwa dia sedari tadi memandangi Jeremy menjadi malu sendiri karena perkataan Jeremy.
Bagaimana bisa dia bersikap biasa-biasa saja setelah apa yang telah dia katakan pada Sawamura dan sekarang Sawamura jadi seperti orang bodoh karena terlalu memikirkannya.
Kantin adalah tempat umum bagi para atlet camp berkumpul untuk makan, dan benar jika banyak orang yang memperhatikan perilaku Sawamura yang grogi dekat duduk Jeremy. Hal itu membuat Niel yang duduk diseberang meja memperhatikan dengan curiga.
"Hmmm... mencurigakan."
Kata Niel dengan sorot matanya yang memicing pada pemandangan di hadapannya tersebut.
Tak perlu banyak waktu bagi para pemain menyelesaikan makan malam mereka. Sudah jadwal mereka untuk melakukan night training. Jadi mereka mulai bergegas pergi setelah menghabiskan makanan mereka dan pergi kelapangan 2.
Sama seperti latihan tadi pagi, lapangan yang mereka gunakan adalah lapangan berpasir yang membuat mereka kesusahan dalam bergerak.
Sawamura pergi ketempat ia akan melempar, begitu juga Jeremy. Entah mengapa, Jeremy tak banyak bicara pada Sawamura. Dia terlihat lebih serius dari biasanya. Biasanya juga dia akan selalu murah senyum.
'Dia ini kenapa sih'
Batin Sawamura saat ini. Setelah pembicaraannya di kantin, Jeremy kembali diam. Mereka hanya mempersiapkan diri untuk berlatih. Memasang pengaman pada tubuh, mengambil mitt dan ...
"Eijun... "
Sapa Jeremy.
Hanya dengan satu kata, memanggil nama pitcher di timnya yang saat ini sedang bersiap-siap untuk berlatih. Sontak saja, Sawamura langsung mengarahkan pandangannya pada asal suara itu.
"Y-ya..?" Jawab Sawamura secara spontan.
Kaget dia. Jeremy sedari tadi diam tiba-tiba memanggilnya.
"Konsentrasilah"
'Eh?'
Sawamura masih bengong saja dengan kata-kata singkat Jeremy.
See? Sawamura masih belum mengumpulkan fokusnya saat ini. Jeremy menghela nafas sedang sambil menuju posisinya.
Disana juga sudah ada Luwiss dan catchernya.
Luwiss memandang Jeremy, lalu bergantian memandang Sawamura. Dia masih tidak suka jika Jeremy harus disandingkan dengan anak Jepang itu. Luwiss hanya berharap bahwa saat pertandingan sesungguhnya nanti, Sawamura cukup layak untuk dia hancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond no Ace Fanfiction
FanfictionAku adalah penggemar berat dari Anime dan manga Diamond no Ace. Pemain favoritku adalah Sawamura Eijun. Tentu saja Miyuki karakter no.2 yang paling aku sukai. Well, aku membuat fiction ini karena aku gemas dengan pengarang DnA karena Sawamura selalu...