Ch. 3 - Awan Hitam yang Menutupi Matahari (Part 1)

662 83 13
                                    

"Oi, lemparanmu terlalu tinggi. Lebih rendah lagi atau kau akan melihat para batter Ichidai San memukul bolanya sampai pagar"

Miyuki dan Sawamura berlatih di bullpen. Kali ini mereka tidak biasanya tidak melempar nomer. Lemparan Sawamura yang biasanya stabil mulai berantakan. Fastball nya benar-benar kacau dan tidak ada tenaga sama sekali. Setiap kali Sawamura melempar, semakin tidak ada kontrol atas bolanya. Ini seperti saat dimana Sawamura mulai mencari gaya lemparannya sendiri. Lemparannya liar dan tidak terarah.

"Kita akhiri sampai disini!"

"tapi kapten, aku masih belum lelah!"

"Jika kau hanya akan melempar lemparan seperti anak SD, lebih baik aku pergi untuk berlatih memukul"

"Tapi--"

Sawamura terdiam, dia memahami maksud Miyuki sebaik dia memahami ada sesuatu yang salah dari lemparannya. Sawamura yang biasanya mungkin akan marah dan terbakar emosi karena Miyuki menghentikan latihan seenaknya, sama sekali tidak menyangga perkataan senpainya itu.


"Aku mengerti"

Sambil berbalik arah, dan pergi meninggalkan Miyuki untuk berlatih sendiri.

Ekspresi Sawamura terlihat berbeda. Bukan ekspresi kecewa ataupun marah. Miyuki juga mengerti ada hal yang sedang di sembunyikan oleh Sawamura. Dia menatap punggung Sawamura dengan perasaan cemas. Dia tahu bahwa sebagai kapten, dan catcher bagi pitcher adalah urusan yang membuatnya sakit kepala. Jika hal ini terus berlanjut, waktu akan cepat berlalu.

Dari kejauhan, ada kouhai yang saat itu terus memperhatikan Sawamura pun tau ada hal yang tidak biasa terjadi pada senpainya itu. Ia mulai mendekati Sawamura.

"Senpai, jika kau butuh teman berlatih, aku siap membantumu" kata Yui bersemangat.

Namun,Sawamura hanya membalasnya dengan senyum ringan dan pergi menjauh. Untuk pertama kalinya Sawamura membalas ajakan seorang catcher hanya dengan sebuah senyuman. Yui hanya bisa terheran-heran dengan sikap senpainya yang tidak biasanya itu.

Di lain sisi, kouhai lainnya juga sedang memperhatikan sikap senpainya yang dia anggap aneh.

"Apakah dia sakit perut hari ini?" kata Okumura dengan nada serius.

"Aku rasa bukan itu"

Furuya melihat ada sesuatu yang aneh dalam diri Sawamura, seolah-olah pikirannya tidak berada dalam lapangan. Dia melihat Sawamura yang berisik dan energik, namun tidak dengan permainannya.

***

/Ruang Makan Asrama Seido/

Para pemain berkumpul untuk makan siang dan memulihkan tenaga sebelum latihan dimulai. Suasana yang aneh di ruang makan tersebut tidak seperti biasanya. Terasa sepi meskipun semua orang sedang berkumpul bersama. Suasanya hening dan kikuk itu tercipta karena Sawamura. Lagi-lagi dia membuat orang lain selalu memperdulikannya.

Sawamura memakan 3 mangkuk nasi normal layaknya anak lain. Itu sedikit aneh. Biasanya dia akan terus membual tentang memakan nasi setumpuk gunung Fuji sambil tertawa. Hawa tenang di sekitarnya saat makan siang membuat orang lain disekitarnya merasakan rasa canggung. Semuanya terlalu tegang untuk hanya berbicara dengannya dan bergumam di belakang. Tapi, akhirnya anak kelas satu yang tidak kenal takut dengan Senpainya akhirnya angkat bicara.

Semua orang diruang makan itu langsung menoleh kearah datangnya suara (NICEEE OKUMURA-KUN) Semua orang merasakan kelegaan karena seseorang akhirnya angkat bicara.

"Senpai, hari ini kau makan seperti orang normal" Mata dingin Okumura Koushuu terlihat sangat serius menatap wajah Senpainya yang selalu ia kagumi (walau dia tidak ingin mengakuinya) tanpa banyak bicara.
"Apa yang kau bicarakan? Aku selalu makan seperti orang normal ookami-boy. Aku bukanlah orang bodoh yang makan sambil teriak-teriak bukan?" Sawamura tersenyum.
Senyum Sawamura terlihat santai saat menanggapi argumen kouhainya yang berani itu. Di sisi lain ada beberapa orang yang sedang berkeringat dingin mendengar kata-kata itu terlontar dari mulut Bakamura. Seakan-akan tubuh mereka membeku dan lambat merespon apa yang barusan dikatakan oleh Sawamura.

Seusai makan Sawamura lalu berpamitan untuk pergi latihan sendiri, meninggalkan anak-anak lain yang masih belum bisa merespon apa yang sedang terjadi. Okumura juga kaget dengan pernyataan tegas yang tidak seperti gaya senpainya tersebut.

Biasanya Senpainya akan mengatakan hal-hal yang lebih bodoh dari biasanya saat makan. Dia juga tidak berkomentar apapun dengan nasi yg ia belum habiskan saat makan siang tersebut. Itu membuat Okumura berfikir ada hal yang sedang di pikirkan oleh Sawamura Senpai dan mulai mengkhawatirkan kondisinya.

Waktunya sudah tidak banyak dan Sawamura masih terus memikirkan undangan yang ditawarkan padanya. Meskipun otaknya memilih untuk menolaknya tapi ada perasaan didalam dirinya yang membuat Sawamura untuk tidak menolaknya. Dia sebenarnya sadar akan hal itu, namun dia tidak bisa terus-terusan mengelak dari tanggungjawabnya.
"Shit... ini karena dia" perasaan kesal yang ada dalam dirinya terus memaksanya untuk melempar bola sebanyak-banyaknya. Dia terus melempar bola hingga ia lupa hari sudah mulai malam dan waktunya untuk makan malam di ruang makan.
***

(Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda)

"Alex, segera bereskan barang-barangmu yang sudah tidak kau gunakan. Aku tidak ingin kita kembali ke hotel dengan alasan ada barangmu yang ketinggalan" John menasehati Alex sambil membereskan beberapa barang.


"Tidak perlu khawatir John, kita masih punya waktu untuk berkemas. Kenapa kau buru-buru seperti itu? Lagi pula aku bukanlah orang yang ceroboh"

Alex menjawab perkataan John dengan nada bergurau. Tapi sepertinya John sangatlah serius dengan perkataannya. Hawa dingin dan serius dari pria berkaca mata itu tiba-tiba muncul dan mengisi ruangan dengan perasaan aneh. Alex merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Toronto, kau meninggalkan Passportmu saat pergi ke toilet dan terpaksa terjebak di ruang tunggu bandara. Inggris, musim dingin, kau meninggalkan sarung tangan yang baru kau beli dan lupa menaruhnya sehingga kau merengek untuk kembali ke bandara sebelumnya, dan itu memerlukan waktu 6 jam perjalanan dengan pesawat. Amerika, event olahraga tahun lalu kau mengabaikan perintahku untuk menaruh barang-barang ke dalam bus dengan nomer 1 tapi kau malah menaruhnya di bus no.11 sehingga aku harus berurusan dengan pihak manajemen bus tersebut dan berakibat menunda jadwal kita dalam acara dan aku masih harus berurusan dengan managemen acara untuk meminta maaf atas masalah yang kau timbulkan, tentu saja, masih ada banyak kejadian lain yang perlu kau ingat dan masalah lain yang kau ciptakan akibat sikap santaimu itu? Jika perlu aku akan menulis detailnya untukmu"
Saat ini wajah John terlihat seperti iblis berkacamata dengan aura membunuhnya yang mematikan. Saat John membeberkan semua masalah yg ditimbulkan Alex dimasa lalu, dia hanya bisa menuruti perkataan John. Ketika John memasang wajah Onii nya tersebut, Alex merasa umurnya berkurang lebih cepat di barengi keringat di seluruh tubuhnya. Laki-laki berkacamata benar-benar menyeramkan.

"Te-te-tenanglah John. Aku mengerti, aku akan membereskan semua barang ku. Jangan terlalu serius begitu, aku hanya bercanda, nah.. hehehe" Alex mencoba menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Saat sedang berkemas, John tiba-tiba bertanya pada Alex.

"Apa kau yakin dengan anak itu? Meskipun aku tidak pernah meragukan pilihanmu"

"Apa yang kau khawatirkan? Jangan terlalu kau pikirkan. Anak itu.. pasti akan ikut kita ke pelatihan"

mata Alex menggambarkan rasa percaya diri yang sangat kuat. Dalam setiap tindakannya yang terlintas hanyalah seperti sebuah kecerobohan namun dibalik setiap tindakannya tidak ada keragu-raguan. Meskipun dia selalu terlihat santai, namun Alex selalu memikirkan semua hal, dia mencurahkan semua waktunya hanya demi baseball, bahkan aku selalu dibuat terkejut sejak pertama kali bekerja sama dengannya. Aku tidak pernah memuji Alex terlalu sering karna itu bisa membuatnya besar kepala, dan dari lubuk hatiku, aku benar-benar menghormati sosok dirinya yang seperti itu.



NB: Untuk ch.3 akan aku buat jadi 2 part karena jika digabung jadi 1 part, ceritanya terasa sangat panjang dan bagiku akan terasa menjenuhkan. Selamat membaca, dan jangan lupa berikan komentar kalian. Thankyou XD.

Diamond no Ace FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang