Ch. 3 Awan Hitam yang Menutupi Matahari (Part 2)

597 82 2
                                    

/Sementara itu di Seido/


"Hei, apa kalian melihat Sawamura?" Kuramochi Senpai bertanya pada semua orang yang ada di ruang makan.

"Jika dilihat-lihat senpai memang tidak ada disini" Asada menanggapi pertanyaan Kuramochi Senpai.

"Dia kelihatannya masih ada di aula indoor, aku melihatnya saat berlatih" Maezono Senpai memberikan jawaban pada mereka.

"Asada, jemput dia untuk berhenti melempar. Ini sudah waktunya makan malam" Zono Senpai menambahi pernyataannya.

"Biar aku saja"

Miyuki menawarkan dirinya sendiri. Tidak biasanya Miyuki mau untuk melakukan hal-hal sepele seperti menjemput seseorang makan. Mendengar pernyataan Kapten tersebut, terdengar seperti seorang Kapten yang sangat memperhatikan Kouhainya dengan baik. Namun jika itu Miyuki... maka pasti ada hal lain yang sedang ia pikirkan.

Kuramochi berdiri saat Miyuki pergi
"Aku pergi beli minum dulu"

Meski tidak terlalu terlihat, tapi Kuramochi Senpai adalah orang yang perhatian. Dia pasti juga sedang mengkhawatirkan sikap Sawamura yg aneh akhir-akhir ini. Hanya saja sikapnya selalu tidak jujur. 

/Aula Indoor Seido/

(Ini masih tidak bagus, pertandingan sebentar lagi, aku haru-)

Disaat Sawamura mencoba untuk fokus pada setiap ayunannya saat melempar, konsentrasinya buyar ketika suara langkah seseorang datang.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Miyuki.

"Eh, Cap? Apa yang kau lakukan disini?" Jawab Sawamura

"Bukankah itu pertanyaanku? Ini sudah waktunya makan malam. Tubuhmu juga perlu istirahat" tambah Miyuki tenang

"Eh? Ini sudah waktunya makan? Baiklah aku akan segera pergi setelah -"

"... Sawamura!!" Miyuki memotong omongan Sawamura dengan nada serius dan tenang.

"Y-ya?" Entah mengapa Sawamura merasa gugup saat Miyuki memanggil namanya.

"Aku tidak tau apa yang sedang kau pikirkan saat ini. Sebagai catcher yang menangkap lemparanmu, jika aku bisa sedikit membantumu, kuharap itu bisa membuatmu nyaman saat melempar" kata Miyuki sambil menatap wajah Sawamura.

Saat itu perkataan Miyuki benar-benar terasa tulus, dan membuat hati Sawamura runtuh.

Sawamura dengan gagap mulai membuka mulutnya dengan nada ragu-ragu. 

"P-pa-Pagi buta, saat aku sedang latihan aku bertemu dengan seseorang"

"Hmm?"

"Dia orang yang aneh dan juga terlihat berkharisma. Meskipun tidak saling kenal, dia terdengar sangat akrab. Kami sempat berbincang sedikit, lalu dia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku bersemangat"

Miyuki semakin penasaran dengan apa yang Sawamura ceritakan.

"Lalu, seusai latihan pelatih memanggilku ke ruangannya. Dia mengatakan padaku bahwa aku di undang oleh sebuah liga professional untuk mengikuti camp pelatihan" lanjut Sawamura.

"Bukankah itu hal yang bagus?" Tanya Miyuki.

"Itu benar. Hanya saja, ada kemungkinan aku tidak dapat ikut bertanding melawan Ichidai san".

Mata Miyuki tiba-tiba terbelalak mendengar ucapan Sawamura.

Raut wajah Miyuki dan Kuramochi yang sedang mendengarkan dari balik pintu, berubah pucat. Mereka masih belum bisa menerima hal itu begitu saja. Ini terlalu mendadak. Hanya 1 hari tersisa. Miyuki berusaha mencari jalan yang terbaik bagi tim sedangkan Kuramochi kesal karena dia tidak bisa melakukan apapun untuk kouhainya. Sebagai Kapten dan Wakil Kapten sudah menjadi tanggungjawab mereka membantu anggota tim sebagai pemimpin. Selama ini, tim selalu merasa bahwa Sawamura adalah orang selalu menyemangati tim saat di butuhkan. Meskipun dalam keaadan kritis dalam pertandingan, dia tidak pernah berhenti berteriak sebelum pertandingan benar-benar selesai. Memikirkan dia yang selalu menyemangati tim dan berjuang dalam setiap keputusasaan membuat hati kedua pemimpin itu terluka. Mereka berfikir apa ada hal yang bisa mereka lakukan untuk Sawamura saat ini.

Kali ini bukan hanya anggota tim yang telah mengakui semangat juang dan kehebatan Sawamura, tapi juga orang lain. Kepala Pelatih Liga Senior Baseball USA Alexander Hauskins mengakui dia, Ace Seido. Ace kami. Matahari kami.

Meskipun Sawamura mengatakan untuk menolak undangan itu, jauh di dalam hatinya ia ingin memenuhi impiannya. Di lain sisi, beban seorang Ace yang dipikulnya memberikan efek yg lebih besar apabila tim kehilangan dia disaat ia benar-benar di butuhkan. Meski begitu...
Sawamura lalu menunjukkan undangan camp pada Miyuki.

Miyuki mulai membaca undangan itu dengan seksama.

"Aku ingin berjuang bersama tim ini untuk menuju Koshien. Tapi disaat bersamaan hatiku berkata sebaliknya".

"Aku mengerti. Kalau begitu, kau tinggal ikut saja" kata Miyuki

"Kapten? Apa maksudmu?"
"Oi, Kuramochi, kau ada disana kan? Keluarlah"
Saat itu Kuramochi keluar dari balik pintu.

"Aku hanya membeli minum" kuramochi membuat alasan.

"Sawamura, jika kau benar-benar ingin pergi, maka kau harus pergi. Sebagai orang yang menyandang nomor Ace Seido, ini adalah kesempatanmu untuk membawa nama Seido terkenal bukan?"

"Itu memang benar, tapi,-" kuramochi membuat ekspresi wajah kesal, namun dia tidak bisa membuka mulutnya. Ini keputusan sulit, bagi Sawamura maupun Tim Seido yang menginginkan tiket Koshien.

"Kau bisa pergi, dan kembali saat pertandingan dimulai"

Suara itu terdengar tidak asing bagi mereka. Sosok itu berdiri tegap dan memamerkan wajah garangnya seperti biasa.

"Pelatih Kataoka" mereka serentak menjawab.

"Jika kau lihat baik-baik di undangan yang aku berikan padamu, kau masih punya waktu untuk mengikuti pertandingan" tambah Kataoka-san

"Huh?" Sawamura terheran dengan pernyataan pelatih yang sangat tiba-tiba tersebut.

"Pertandingan melawan Ichidai San akan berlangsung  pada siang hari. Dan camp pelatihan akan selesai pada hari yang sama. Disaat sebelum pertandingan, kau bisa kembali dan usahakan jangan terlambat" Kataoka-san melanjutkan.

"Oi, Sawamura, seharusnya kau membaca undangan itu dengan lebih teliti, sekarang sudah ada solusinya kau hanya perlu mengandalkan kami para Back. Pergi dan jadilah lebih kuat" imbuh Kuramochi.

"Senpai?"
Dalam hati Sawamura, hanya ada perasaan heran, dan perasaan lega. Suatu perasaan yang aneh, dan sulit untuk dijelaskan. Tanpa sadar, mata Sawamura menjadi panas dan penglihatannya menjadi kabur.

Raut wajah Sawamura saat itu mulai bersinar kembali. Kini ia tau bahwa ada jalan keluar untuk permasalahan yang ia pikirkan.

"Tapi, bagaimana dengan yang lain?" Ke khawatiran Sawamura mulai muncul kembali.

"Aku, dan wakil kapten lain yang akan mengatasinya" jawab Miyuki dengan pasti.

Perasaan lega kini sudah terlihat pada wajah Sawamura. Dengan bercampur rasa bersalah, Sawamura menundukkan kepalanya pada senior dan pelatihnya dengan sungguh sungguh.

"Aku sangat berterima kasih, memiliki tim yang bisa aku andalkan. Aku akan membalas kebaikan kalian dengan menjadi lebih kuat dan bisa diandalkan"

Saat Sawamura menunduk, Miyuki dan Kuramochi merasa sedikit malu dengan sikap kouhainya yg sangat jarang menunjukkan rasa hormatnya.

"Setelah semuanya siap, pergilah keruanganku" Kataoka-san pergi setelah menyampaikan pesan tersebut.

"Yahahah, sekarang cepat pergi makan dan menemui pelatih" Kuramochi menendang pantat Sawamura seperti biasa.                                                                                                                                                      

"Aku tahu~~" jawab Sawamura dengan tersipu malu


Diamond no Ace FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang