"Ikut gue!" Ohm menarik lengan Nanon dengan kasar, wajahnya sangat marah saat ini cengkeramannya di lengan Nanon juga sangat kuat."Sakit Ohm! Lu kenapa sih?" Tanya Nanon namun tidak ada jawaban dari Ohm, keduanya berjalan ke arah ruangan yang kosong di sekolah itu.
Setelah sampai, Ohm langsung melempar Nanon hingga menabrak dinding.
"Lu kemasukan setan apaan anjir!"
"Ngapain lu deket-deket sama tuh cowok?! Gatel amat"
"Gatel? Lu bilang gue gatel?!"
Nanon menampar pipi Ohm dengan kencang, mendorong pria itu hingga terjatuh kebelakang, "Gausah temuin gue lagi!"
Ohm tersadar, kata-katanya pasti menyakiti hati pujaan hatinya. Dia tidak langsung bangun dan mengejar Nanon, dia diam cukup lama untuk merenungi kesalahannya.
•••
"Non, maaf.."
"Maafin atuh"
"Sayang, cinta, baby."
Nanon tidak menggubris Ohm yang sedari tadi mengikutinya kemana pun ia pergi, seluruh mata tertuju pada keduanya itu membuat Nanon risih.
"Temuin gue pas pulang sekolah, jangan ikutin gue sekarang, semua orang liatin kita." Ucap Nanon dingin, Ohm langsung diam ditempat dan menatap punggung Nanon yang mulai menjauh.
Dia merutuki dirinya sendiri, dan pergi ke belakang sekolah dengan jalan gontai.
Ohm mengeluarkan bungkus rokok dari tempat persembunyiannya, "Berani banget lu ngerokok disekolah."
Ohm menoleh pada orang-orang itu dan menatap mereka dengan tatapan datarnya, "Pergi deh mendingan." Ucap Ohm sambil mulai menghisap rokoknya.
"Cih, banci. Baru didiemin pacar aja galaunya kek orang mau mati." Ucap salah satu murid itu, Ohm masih menatapnya datar tak berniat untuk menggubris perkataan mereka.
"Lu lupa kalo dia gay? Ya banci lah."
"Banyak bacot!" Ohm melayangkan satu pukulan pada pipi murid itu, masih dengan tatapan datarnya namun penuh emosi.
Salah satu dari mereka menahan tubuh Ohm dan yang lain memukuli pria itu, "Satu lawan satu brengsek!"
Ohm berontak dan berhasil lepas, kemudian membalas mereka dengan membabi buta.
"OHM PAWAT!"
"OHM! Dengerin aku!" Ya, Nanon. Seseorang yang berhasil membuat Ohm menghentikan pukulan kepada para murid itu, dia menoleh pada Nanon yang saat ini memandangnya khawatir.
Ohm terhuyung dan jatuh menyandar pada tembok, kupingnya berdengung wajah Nanon yang dihadapannya mulai memudar, "Maaf.." Kata terakhir yang Ohm ucapkan setelah itu ia kehilangan kesadarannya.
Nanon berteriak meminta bantuan pada orang-orang yang berada disekolah itu, ia menangis karna khawatir melihat keadaan Ohm.
•••
Wajah lebam Ohm sedang diobati dengan telaten oleh Nanon, sementara si pemilik wajah masih belum sadarkan diri.
Nanon menatap pria itu dengan penuh khawatir, sebenarnya tidak ada yang perlu di khawatirkan dengan keadaan Ohm, pria itu hanya kesulitan bernafas karna ulu hatinya di pukul berkali-kali oleh murid-murid tadi.
Ohm meringis dan membuka matanya perlahan, "Gue udah mati ya? Kok ada malaikat." Ucap Ohm sambil menatap wajah Nanon.
"Lu baru bangun bisa-bisanya!" Nanon menekankan kapas yang sudah ia baluri alkohol pada wajah Ohm, membuat empunya meringis dan tertawa.
"Maaf sayang.."
"Lu ngapain lagi hah?! Kok bisa berantem lagi?"
"Kok lu-gue lagi sih? Perasaan sebelum pingsan aku denger kamu nyebut diri sendiri pake 'aku' loh."
"Berisik, jawab."
"Mereka duluan yang mulai, ngatain banci-banci tapi mainnya kroyokan, kamu juga ngapain berhentiin aku mukulin mereka?" Ucap Ohm sambil cemberut, Nanon mengembangkan senyum kecilnya yang sayang sekali tidak dilihat Ohm.
"Kalo gak diberhentiin nanti anak orang mati, kamu mau masuk penjara?"
"Takut kehilangan aku ya?"
"Kehilangan kamu ya aku cari lagi yang lain, repot amat." Cetus Nanon yang membuat Ohm langsung meremas dadanya sambil meringis.
"Jahat banget kamu."
Nanon menjulurkan lidahnya dan bangkit dari kursi tempat ia duduk untuk mengembalikan peralatan yang ia ambil untuk mengobati luka lebam Ohm tadi.
"Yang tadi pagi tuh siapa sih beb? Deket banget sama kamu."
"Sepupu aku, makanya kalo apa-apa tuh tanya dulu! Jangan main tarik sama ngatain orang aja bisanya." Ohm hanya tertawa hambar dan menangkup wajah Nanon dia memajukan kepalanya untuk mencium bibir kesukaannya itu.
"Ekhem! Ada orang nih disini!" Chimon tolong, kamu sangat mengganggu dua sejoli yang sedang dimabuk cinta itu..
"Ganggu ae dah." Gumam Ohm saat melihat siapa yang datang.
"Yee si setan! Gue bawain nih tas lu bedua, bilang makasih kek apa kek." Cerocos Chimon yang membuat Nanon harus menutup kupingnya.
"Dah keluar lu sono! Makasih." Ucap Nanon yang hanya dibalas acungan jempol oleh Chimon.
Chimon pergi dari ruangan itu dan dua sejoli yang sedang di mabuk cinta itu melanjutkan aktivitasnya, namun kali ini Ohm berteriak kencang lantaran lukanya di tekan oleh Nanon.
"Gausah mesum setan! Ayo pulang."
•••
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker | Ohm Nanon
Teen FictionOhm si tukang bikin ulah dan Nanon si penyabar.