Bagian 5

903 107 7
                                    

HAPPY BIRTHDAY, SALAH. HAPPY READING!

•••

"LU KALO MAU MATI JANGAN NGAJAK-NGAJAK!" Nanon berteriak dan memukul punggung pria yang sedang mengendarai sepeda motornya itu dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Kamu mah gitu ga sehidup semati."

"Ya gila aja, kita masih muda minimal sukses dulu lah."

Ohm tertawa melihat ekspresi Nanon dari kaca spion, memelankan laju motornya dan mengusap tangan pemuda manis itu yang bertengger di pinggangnya.

"Ini jadinya kita mau kemana sayangku?" Nanon mengeryit meskipun sudah sering mendengar Ohm memanggilnya 'sayang' namun kali ini berbeda, pria itu berbicara dengan nada yang kelewat lembut.

"Tumben amat lembut."

"Jadi mau kemana njing?"

"Kasar!"

Nanon menggeplak helm Ohm membuat pria itu hampir kehilangan keseimbangannya, untung saja refleknya sedang bagus jadi motor itu kembali berjalan lurus.

•••

"Main Timezone mau? Atau mau nonton?"

"Ga ada film yang bagus, main Timezone aja yuk."

Kali ini Nanon menggandeng tangan Ohm lebih dulu, menggeret pria itu dari sana menuju tempat Timezone.

"Aku isi kartunya dulu ya." Ohm mengangguk sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, namun ditolak oleh Nanon.

"Aku aja."

"Aku aja, itu simpen buat beli eskrim."

"Ish! Udah ah." Nanon meninggalkan Ohm dan berlari menuju tempat pengisian kartu Timezone tersebut.

Nanon kembali dengan wajah riangnya, salah satu tangannya menggenggam gula-gula dan tangannya yang lain memegang kartu Timezone.

"Kamu beli ini?" Ohm menunjuk gula-gula yang dipegang Nanon, yang ditanya hanya menggeleng.

"Dikasih mbak-mbak disana."

Ohm berdecak kesal dan merebut gula-gula itu dari tangan Nanon menaruhnya ditempatnya duduk tadi dan menyeret Nanon masuk menuju area permainan.

"Kalo mau bilang, aku beliin. Jangan pernah terima apapun dari orang yang ga kamu kenal."

"Ya kan ga enak kalo ditolak, mbaknya baik loh."

"Kita ga tau maksud dari dia ngasih kamu gula-gula itu apa kan? Kalo niat jahat gimana?"

Nanon menulikan pendengarannya dan berjalan meninggalkan Ohm ke salah satu permainan disana.

"Jangan cemberut gitu dong, nanti beli lagi yang baru." Ohm menoel pipi gembul Nanon hingga membuat si empunya melebarkan matanya.

"Ayo lawan aku, yang kalah bisa minta apa aja."

"Minta cium boleh?"

"Boleh."

"Peluk?"

"Boleh."

"Ja—"

"Udah ga usah dilanjutin!"

Ohm tertawa dia mengusak rambut Nanon pelan dan mengambil posisi untuk melawan Nanon dalam permainan itu.

Keduanya bermain basket versi mini pada awalnya poin Nanon lebih tinggi daripada poin Ohm, namun diakhir poin Ohm menyusul dengan poin yang jauh diatas Nanon.

Troublemaker | Ohm NanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang